Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 31
Rosa pulang ke rumah dengan perasaan yang bingung, ia merasa menyesal telah menerima tawaran yang di berikan oleh Dokter Lily. Tapi meski ia ingin menolak, tapi hal itu tidak bisa di tolak.
Amanda tengah duduk di atas sofa, ia melihat kepulangan Rosa yang nampak tidak bersemangat.
"Sayang, kau sudah pulang?" Tanya Amanda dengan senyuman di wajahnya, ia meminta Rosa untuk duduk di samping nya seraya menikmati kue yang baru ia beli di sebuah toko.
"Ada apa, Rosa? Kau terlihat senang tidak senang." Sambung Amanda, ia sangat tahu bagaimana sikap dan karakteristik anaknya.
"Aku di tugaskan untuk menjadi Dokter pribadi seseorang." Jelas Rosa dengan nada enggan.
"Lalu, apa yang perlu di permasalahkan?" Tanya Amanda.
"Entahlah, aku seperti memiliki firasat buruk saja." Jelas Rosa malas.
Amanda tersenyum, di saat semua orang tengah duduk dan menikmati cemilan. Seorang pelayan datang dengan wajah sedikit cemas.
"Ada apa, Mila?" Tanya Amanda heran.
"Nyonya, ada kerabat Tuan Alan yang datang berkunjung." Ucap Mila dengan kepala yang menunduk.
Mendengar hal itu Rosa menghela nafas panjang, ia tahu siapa orang yang di maksud. "Suruh saja dia masuk." Ucap Rosa yang langsung memijat pelipisnya.
"Siapa dia? Bukankah Alan tidak memiliki orang tua?" Tanya Amanda karena wanita itu tidak terlalu mengetahui seluk beluk keluarga Alan.
"Itu Bibirnya." Jawab Rosa.
Mendengar hal itu Amanda terdiam, tak beberapa lama orang yang di maksud pun datang. Amanda menatap jijik pada tampilan menor wanita di depannya.
"Rosa, kemana aja kamu?!" Ucap Rani, ia lalu melirik wanita yang ada di samping Rosa.
"Hey, kamu! Minggir." Sambung Rani pada Amanda.
"Jaga mulut mu itu, apa kau tidak tahu siapa aku?" Tanya Amanda kesal.
Rani menatap kesal Amanda, "Aku tidak peduli, tapi yang jelas ini adalah rumah keponakan ku." Jawabnya dengan tegas.
Amanda tertawa tak percaya, ia tak menyangka jika masih ada orang yang tidak tahu malu seperti Rani di muka bumi ini.
"Cukup Bibi, ini ibu ku." Jawab Rosa dengan tatapan dingin, ia sama sekali tidak menyukai wanita itu. Dulu ia terpaksa menerima sikap matre dan kurang ajar Rani, karena masih mencintai Alan. Tapi sekarang ia muak dengan hal itu.
Rani tanpa meminta izin langsung duduk dan memakan kue Amanda, "Aku ke sini karena ingin meminta uang, aku sangat butuh sekali. Ku harap kau segera mengirimkannya ke rekening ku gak banyak kok, cuman 40 juta aja." Ucap Rani dengan suara yang santai, ia terlihat menikmati kue milik Amanda.
Rosa hanya diam dan tidak menjawab, sementara Amanda sangat jengkel dengan sikap Rani.
"Pantas saja Alan tidak tahu malu, rupanya orang yang mendidiknya juga tidak tahu malu." Celetuk Amanda dengan tatapan mengejek dan menghina.
Mendengar hal itu Rani langsung terdiam, mulutnya yang masih penuh dengan makanan menatap Amanda dengan tatapan kesal dan tak terima.
"Apa kau bilang?! Jaga mulut mu, wanita tua! Keponakan ku itu adalah orang yang paling sempurna, dan ini adalah rumahnya. Jika aku meminta keponakan ku untuk mengusir kalian berdua dari sini, kalian bisa menjadi gelandangan di luar sana." Maki Rani.
Amanda tidak terima dengan kata-kata Rani, sejak kapan rumah warisan leluhurnya menjadi rumah Alan.
"Sejak kapan rumah keluarga ku, menjadi rumah keponakan tak tahu malu mu itu!?" Jawab Amanda.
Keduanya cekcok, Rosa yang merasa kesal langsung angkat bicara.
"Cukup!" Ucap Rosa dengan tegas.
Lalu tatapan mata Rosa langsung menatap ke arah Rani, "Bibi Rani, jujur saja aku sangat tidak menyukai sikap mu itu. Kau datang tanpa sopan santun ke rumah keluarga ku, lalu meminta uang? Apa kau pikir aku adalah ATM berjalan mu?" Tanya Rosa dengan tatapan dingin.
Rani terdiam, bukankah dulu Rosa selalu menuruti apa yang ia inginkan karena Rosa sangat takut jika ia tidak setuju dengan hubungan nya dan Alan.
"Dan jujur saja Bibi Rani, aku berencana untuk bercerai dengan Alan. Jadi kau bisa pergi dari rumah ku." Jelas Rosa.
Mendengar hal itu Rani terdiam, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar. "Bagaimana bisa kau menceraikan Alan? Setelah apa yang Alan lakukan untuk mu, kini kau membuang keponakan ku?" Tanya Rani kesal.
Rosa tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Memangnya apa yang telah aku dapatkan setelah menikah dengan Alan? Bukankah kata-kata itu harusnya di tujukan untuk Alan, bukan aku?" Balas Rosa dengan senyuman manis di wajahnya.