Raja Chaiden Gaver Wallace dan Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, pasangan Raja dan Ratu yang saling mencintai, dua sosok yang memiliki pengaruh paling besar di kerajaan Wallace.
Ratu Wallace, merupakan perempuan Cantik, tangguh, bijaksana dan juga pintar, seorang Ratu yang begitu menghargai rakyat nya.
Tragedi penculikan yang di lakukan oleh paman Raja Wallace, membuat nya terjatuh ke dalam jurang, meninggal kan semua orang termasuk meningal kan cinta nya.
---------------------------------------------------
"Queen aku merindukan mu"
~Raja Chaider Gaver Wallace
"King aku kembali?"
~?......
"Ibu apa kami memiliki ayah?" tanya dua bocah kecil.
~?.....
Setelah tujuh tahun berpisah, akhirnya semesta kembali mempertemukan mereka berdua.
Akan kah cinta mereka akan kembali menyatu? Atau hanya sebatas pertemuan singkat?
Ada rahasia besar apa di antara Raja dan Ratu?
Penasaran? Cus langsung kepoin cerita Author
Season 2 CALON RATU TANGGUH.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PANGERAN KECIL
"Iya"
Jawab Brian akhirnya mau untuk makan.
Brian turun dari tempat tidur ibu nya berjalan keluar menyusul kekek dan adik nya yang sudah keluar lebih dulu
"Nenek tidak tahu masalah mu seperti apa nak, tapi Nenek tahu kamu perempuan yang kuat, bangun lah kedua putra mu membutuhkan kamu," bisik sang Nenek di telinga si perempuan.
"Entah apa yang terjadi dengan kamu, sehingga kamu seperti ini, beruntung nya racun yang ada di tubuh kamu tidak sampai membahayakan janin kamu." Ucap nya, mengelus lembut kepala si perempuan.
"Anak-anak mu sudah besar, mereka begitu pintar dan juga tampan," ucap sang nenek Tersenyum kecil.
Lagi-lagi sudut mata perempuan itu merembes, mengeluarkan air mata.
"Kau mendengar nya?" Tanya sang nenek menghapus air mata si perempuan.
"Entah apa yang sedang kamu alami, kenapa kamu selalu menangis, bangun lah nak," ucap sang nenek lagi.
Nenek itu menatap sendu wajah cantik perempuan yang sudah tidak sadar kan diri selama tujuh tahun ini, tangan tua nya mengelus lembut pipi si perempuan.
"Kamu ini sebenarnya siapa? Kenapa kamu sampai mendapatkan luka seperti itu? Apa ada orang jahat yang melukai mu?" tanya Sang nenek prihatin.
Dirinya begitu prihatin dengan kondisi si perempuan waktu pertama kali diri nya menemukan di sungai.
"Nenek!"
"Apa ibu sudah bangun?" tanya Damar dan Brian yang baru masuk bersama sang kakek.
"Ternyata belum," ucap Damar sedih.
"Anak pintar dan pemberani tidak boleh sedih," ucap sang kakek mengusap kepala Damar.
"Nenek lihat, tangan ibu bergerak!"
Seru Brian yang sedari tadi melihat ke arah ibu nya.
Mendengar perkataan Brian Sang nenek dan kakek itu langsung melihat kearah perempuan yang tujuh tahun lalu mereka selamat kan.
Sepasang suami istri itu tersenyum haru melihat tangan si perempuan bergerak seperti yang di katakan Brian.
Brian dan Damar saling menggenggam, dengan tatapan mata yang tidak lepas dari ibu mereka.
"Ibu bangun," batin Brian dan Damar penuh harap.
Dua pria kecil itu sangat ingin melihat ibu mereka bangun, sedari mereka masih bayi ibu mereka tidak pernah membuka mata nya, Brian dan Damar ingin di peluk oleh ibu nya, selama ini mereka yang memeluk tubuh Ibu mereka tanpa mendapatkan balasan.
"k-king,"
Ucap si perempuan itu lirih, dengan mata yang masih terpejam
"K-king"
Ucap nya lagi.
Brian dan Damar mengusap air mata nya mendengar suara lirih ibu mereka.
"Bangun lah nak," bisik sang nenek.
"Hiks.....Hiks......Hiks.....Hiks......."
"Ibu bangun hiks.....hiks......"
Pecah sudah tangisan Brian dan Damar memeluk tubuh ibu mereka.
"Ibu hiks....hiks.... bangun ibu hiks.....hiks......"
Dengan perlahan mata yang sudah lama tertutup itu akhirnya terbuka, menampilkan manik mata yang begitu indah.
"Hiks.....hiks.....Ibu bangun hiks....hiks....."
Brian dan Damar belum menyadari bahwa Ibu mereka sudah membuka mata nya, dua pria kecil itu menangis memeluk tubuh ibu mereka.
Sang Nenek dan sang Kekak tersenyum haru, dengan mata memerah, melihat si perempuan akhirnya membuka mata nya.
"J-jangan menangis," ucap si perempuan Lirih.
Tidak tahu kenapa mata nya tiba-tiba memanas mendengar tangisan pria kecil yang sedang memeluk nya itu.
"Aku kenapa? Kenapa hati ku terasa sakit melihat tangisan dua anak kecil ini," batin Ivara.
Ivara? Iya perempuan itu adalah Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace. Ratu kerajaan Wallace, yang tujuh tahun lalu jatuh dari atas jurang saat tragedi penculikan.
Siapa sangka ternyata Ivara masih selamat, setelah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuh nya dan racun yang bersarang di tubuh nya.
Definisi perempuan tangguh yang sebenarnya, adalah Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, Ratu hebat dan bijaksana di kerajaan Wallace.
"Siapa anak kecil ini?" batin Ivara bertanya-tanya.
"I-bu"
Ucap Brian dan Damar tertegun melihat ibu nya sudah membuka mata.
"Ibu sudah bangun?" ucap Brian dan Damar
Brian dan Damar tersenyum kecil, menghapus air mata mereka.
Deg
"M-mereka," batin Ivara tertegun melihat wajah Brian dan Damar.
Jantung Ivara berdetak kencang melihat wajah anak kecil yang sedari tadi menangis, memeluk tubuh nya.
"Ibu" ucap Brian dan Damar, lagi
Deg
Deg
Deg
"A-apa? I-ibu?" batin Ivara.
Jantung Ivara semakin berdegup kencang mendengar panggilan dari dua pria kecil di depan nya.
Mata Ivara berkaca-kaca, ingin sekali Ivara berbicara menanyakan siapa anak kecil itu, kenapa wajah mereka begitu mirip dengan sosok laki-laki yang diri nya cintai dan rindukan.
"Ibu jangan menangis" ucap Damar menghapus air mata Ivara.
Mendengar perkataan Damar air mata Ivara semakin mengalir, mungkin kah mereka berdua andalah anak nya, buah cinta dengan dengan sang suami.
"Mereka berdua putra mu nak, mereka kembar," ucap sang nenek yang mengerti kebingungan Ivara.
"P-putra ku," ucap Ivara lemah.
"Iya, mereka berdua adalah putra mu yang hebat," jawab sang nenek mengelus kepala Ivara.
Air mata Ivara semakin luruh, jadi benar dua pria kecil ini adalah putra nya, Ivara ingin merengkuh dan mencium putra nya, tapi tubuh nya sangat sulit untuk di gerakkan.
Ivara menangis lirih, mencoba menyentuh putra nya.
"Ibu, aku Brian," ucap Brian si sulung
Seolah mengerti, dengan pintar nya Brian mengambil tangan Ivara .
"Ibu, aku Damar," ucap Damar si bungsu
Ivara tersenyum tipis dengan lelehan air mata, melihat wajah putra nya Ivara jadi teringat dengan suaminya.
"King, apa kamu baik-baik saja?" batin Ivara.
"Mereka ada di Dunia ini king, Pangeran kecil kita sudah hadir," batin Ivara menangis, dengan perasaan yang begitu sesak.
Ivara senang karena ternyata diri nya memiliki pangeran kecil, buah cinta bersama suami nya, tapi Ivara juga sedih, karena Ivara sekarang tidak tahu kabar suaminya bagaimana.
"apa kamu sudah melupakan aku?" batin Ivara.
"King aku kembali," batin Ivara, menetes kan air mata nya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Deg
Raja Wallace yang masih berada di bangku taman, memegang dada nya yang tiba-tiba berdegup kencang.
"Ini"
Raja Wallace memegang dada nya yang berdegup begitu cepat, tanpa sadar Air mata nya kembali luruh.
Raja Wallace begitu menikmati Degupan jantung nya, sudah lama Raja Wallace tidak merasakan perasaan seperti sekarang, sudah lama jantung nya tidak pernah berdegup seperti sekarang ini.
Hanya satu orang yang bisa membuat jantung nya berdegup seperti sekarang ini.
Deg
"My Queen," batin Raja Wallace
Deg
Deg
Deg
Jantung nya semakin berdegup kencang, mengingat perempuan yang sangat diri nya cintai dan rindukan.
Mata tajam nya kembali berkaca-kaca, tanpa bisa di tahan, lagi-lagi Air mata nya kembali luruh.
"Ada apa ini?" ucap Raja Wallace memejamkan mata nya.
"Perasaan ini, sudah lama aku tidak merasakan nya," ucap Raja Wallace menikmati Degupan jantung nya.
"My Queen, apa kamu juga merasa kan nya sayang" ucap Raja Wallace tersenyum getir.