Nona Malam (Nikah Kontrak)

Mawar keluar dari kamar di pagi hari, ia mengantarkan Rangga untuk pergi ke sekolah seperti biasa.

"Mama.. Hari ini enggak perlu nganter Rangga sampe sekolah." Ucap Rangga dengan tegas.

Mawar menyipitkan matanya heran, "Kenapa, bukannya Rangga ingin di antar yah?" Tanya Mawar.

Rangga langsung menggelengkan kepalanya, "Enggak, untuk hari ini Rangga ingin pergi sendiri." Jelas Rangga dengan semangat yang membara.

Mendengar hal itu Mawar hanya tersenyum, ia mengelus rambut Rangga. Dan mengantarnya masuk ke dalam mobil, Mawar melihat mobil yang membawa Rangga telah pergi meninggalkan rumah besar dan mewah ini.

"Pagi-pagi seperti ini, kau sudah membuat banyak masalah." Terdengar suara lantang seseorang, Mawar tersenyum tipis dan berbalik melihat sosok wanita di belakangnya.

Ia melihat Ayu tengah berdiri tak jauh darinya, mata Ayu menatap tiga pelayan yang berdiri di belakang Ayu dengan senyuman di wajah mereka.

"Apa yang kau lakukan pada para pelayan ku? Kau telah menyiksa nya, apa kau tidak tahu diri?! Kau bertingkah seenaknya di rumah ku." Teriak Ayu dengan nada tinggi.

Mawar tersenyum tipis, matanya melihat sosok pria yang berdiri cukup jauh dan melihat ke arahnya. Dan itu adalah Arga, pria itu berdiri dan menatap ke arah Mawar yang tengah di maki oleh Ayu. Arga menyandarkan punggungnya di dinding dan ingin melihat bagaimana wanita itu melawan kata-kata Ayu.

"Aku menyiksa? Dan aku banyak tingkah, siapa yang mengatakan hal itu? Apa ketiga pelayan itu?" Tanya Mawar dengan wajah yang bingung.

Ayu yang mendengar hal itu langsung marah, "Kau wanita tidak tahu malu, kau berbicara dengan ku tapi kau tidak menunjukkan sopan santun." Jelas Ayu kesal.

Mawar langsung menggelengkan kepalanya, ia berjalan ke arah Ayu dan memegang tangan wanita itu.

"Ibu mertua, aku tahu semua ini pasti ulah ketiga pembantu itu, mereka ingin merusak hubungan menantu dan mertua." Ucap Mawar dengan mata yang menatap tajam ke arah tiga pelayan di depannya.

Ayu yang mendengar hal itu itu terkejut, "Apa yang kau..." Sebelum Ayu menyelesaikan ucapannya, Mawar langsung memotongnya dengan cepat.

"Tenang Ibu mertua, aku akan menghukum orang-orang yang berani mengadu domba kita berdua." Jelas Mawar yang langsung berjalan ke arah tiga pelayan itu.

tanpa ragu Mawar menampar ketiganya dengan keras, "Tamparan-tamparan ini untuk mulut kalian yang tidak bisa di atur." Jelas Mawar.

"Apa yang kau lakukan.." Teriak Ayu kesal.

Mawar langsung menahan tubuh Ayu, "Sabar Ibu mertua, sebaiknya kau beristirahat dan jangan emosi. Aku tahu kau pasti marah pada ketiga pelayan itu karena telah memfitnah ku, tapi aku tidak akan membiarkan tangan bersih mu itu ternodai." Jelas Mawar, lalu ia melihat ke arah Arga dan memanggil pria itu.

"Sayang.." Teriak Mawar.

Arga tersenyum mengejek saat mendengar Mawar memanggilnya, pria itu lalu berjalan ke arah Mawar.

"Sayang sebaiknya kau bawa Ibu mertua masuk ke kamarnya, biarkan aku yang mengurus ketiga pelayan ini." Ucap Mawar dengan senyuman di wajahnya.

Arga hanya menggelengkan kepalanya, wanita itu sangat pintar mengalihkan masalah. Arga meminta kepala pelayan untuk membawa Ayu masuk ke dalam kamar, kini Mawar melihat ketiga pelayan di depannya.

"Apa kalian pikir dengan kalian mengadu pada wanita itu, kalian bisa melihat ku di hukum habis-habisan?" Tanya Mawar dengan senyuman di wajahnya.

Ketiganya hanya diam dan tidak menjawab, "Sudahlah, jangan biarkan mereka merusak mental mu. Kalian bertiga, kalian bersikap tak sopan pada istri ku. Sebaiknya kalian bereskan barang-barang kalian, dan enyah dari rumah ini." Jelas Arga yang langsung menarik Mawar.

Mawar terkejut saat Arga tiba-tiba menarik tangannya, "Apa yang kau lakukan?" Tanya Mawar.

Kini keduanya berada di dalam kamar, tatapan mata Arga nampak serius. "Apa yang kau lakukan tadi kepada Ayu, apa kau tidak takut jika wanita itu membalasnya?" Tanya Arga dengan senyuman di wajahnya.

Jantung Mawar berdetak dengan kencang, jarak dirinya dengan Arga cukup dekat. Punggung Mawar bersandar pada pintu, dan matanya menatap mata Arga yang nampak kecoklatan.

"Bukankah kau yang meminta ku untuk bersikap layaknya istri mu, dan aku punya status itu di rumah ini. Lalu apa yang harus ku takutkan?" Tanya Mawar dengan senyuman di wajahnya.

Arga tertawa tipis saat mendengar hal itu, "Ayu bukan wanita yang gampang di hadapi, tapi nanti akan ada Nenek ku datang ke sini. Dia adalah Ibu dari ayah ku, dia memiliki pengaruh yang cukup kuat." Jelas Arga.

Mendengar hal itu Mawar seakan paham apa yang di inginkan oleh Arga. "Kau ingin aku mendekati Nenek mu?" Tanya Mawar.

Arga tersenyum tipis, "Iya, aku ingin kau mendekatinya." Jelas Arga dengan senyuman di wajahnya.

"Tunggu dulu, bukankah kau seorang pengusaha sukses? Tapi kenapa kau tidak langsung mengusir orang-orang itu langsung dari rumah mu, bukankah itu hal yang mudah untuk mu?" Tanya Mawar heran.

Arga tersenyum tipis, "Iya aku bisa dan aku mampu untuk mengusir mereka, tapi hal itu terlalu tidak bagus. Aku ingin membuat orang-orang itu lebih tidak nyaman tinggal di sini, dan kau pasti bisa melakukan hal itu." Jelas Arga dengan senyuman.

Mawar tertawa mengejek, "Jadi maksud mu, aku adalah tukang rusuh?" Tanya Mawar.

"Iya, kau wanita pembuat onar di bar. Apa kau lupa?" Bisik Arga dengan senyuman di wajahnya.

Menerima hal itu wajah mawar sedikit memerah, "Di tambah lagi, Ayu sangat di sayangi oleh ayah ku. Meski aku seorang pengusaha sukses, tapi ayah ku masih memiliki posisi yang kuat di perusahaan ku. Wanita itu bisa saja mengadukan hal itu kepada ayah ku..." Jelas Arga.

Mawar tersebut tipis, "Emmm... Jadi kau anak yang berbakti dan tidak mau melawan perintah ayah mu." Jawab Mawar dengan senyuman sedikit mengejek.

"Bukan tidak ingin, aku hanya sedang menjalankan tugas yang lain." Bisik Arga tepat di telinga Mawar, yang membuat telinga Mawar langsung memerah.