Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Drrrd drrrd drrrd
Angela menghela napas panjang, saat mendapat panggilan telepon dari sang mama untuk yang ke sekian kalinya. Padahal baru satu jam yang lalu, mama Emily menelepon Angela hanya untuk mengingatkan agar dirinya pulang cepat hari ini.
"Iya mah," sapa Angela setelah panggilan telepon dengan mama Emily terhubung.
"Sayang, ingat ya! Kamu jangan pulang terlambat hari ini. Sebelum jam 7 malam kamu harus sudah sampai di rumah." Peringati Emily dari ujung telepon.
"Iya mamah sayang, ini aku udah mau pulang kok." balas Angela sembari merapikan meja kerjanya.
"Sebelum pulang kamu harus mampir ke salon dulu ya! Lakukan perawatan wajah terbaik agar kamu terlihat semakin cantik di hadapan Dafa dan kelurganya nanti malam." titah mama Emily. Malam ini mereka memang memiliki janji makan malam bersama Dafa dan juga kedua orang tuanya.
Rencananya mereka akan membahas hubungan Angela dan Dafa agar jadi lebih serius lagi.
"Baik mah, apa masih ada yang ingin mama bicarakan lagi? Kalau tidak aku ingin memeriksa keadaan pasienku dulu sebelum aku pulang." tanya Angela dengan malas. Angela lebih suka bertemu dengan para pasiennya, dari pada harus bertemu dengan Dafa dan kedua orang tuanya.
"Tidak ada sayang, tapi ingat pesan mama. Jangan sampai lupa!" peringati mama Emily sekali lagi.
"Iya mama cantik, i love you." Angela segera memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak dengan sang mama, sebelum pemilik syurganya itu berubah pikiran dan membicarakan tentang Dafa lagi.
Angela malas berbasa-basi tentang pria itu. Malam ini juga, Angela akan menegaskan pada semua orang kalau ia dan Dafa tidak mungkin menjalin hubungan seperti yang mereka harapkan. Karna alasan itulah, Angela mau menghadiri acara makan malam dengan Dafa dan keluarganya malam ini.
***
"Bukankah Arayan sudah diizinkan untuk pulang hari ini, apa dia sudah pulang ya?" tanya Angela pada dirinya sendiri.
Tak ingin mati penasaran, gadis cantik itupun memutuskan untuk melihat kondisi pria yang selalu mengganggu pikirannya itu secara langsung, sebelum ia pulang.
"Permisi, bagaimana keadaan...mu," ucapan Angela terputus di udara, kala melihat Arayan sedang bercumbu mesra dengan Miriam yang Angela ketahui adalah sekretaris pria itu.
Kedatangan Dokter Angela yang tiba-tiba dan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sontak saja membuat Arayan dan Miriam jadi melonjak kaget.
"Dokter! Bisa tidak kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangan pasienmu!" Sentak Arayan dengan mata membelalak tajam. Sedangkan Miriam hanya bisa menundukan kepalanya karna merasa malu telah tertangkap basah sedang bermesraan dengan bosnya sendiri. Walaupun yang dilakukan Miriam dan Arayan tidaklah salah, mengingat saat ini mereka berdua tidak sedang menjalin hubungan dengan orang lain.
"Maaf, tadinya aku hanya ingin memastikan keadaanmu sebelum aku pulang. Tapi aku malah mengganggu kesenangan kalian berdua." balas Angela tak kalah sengit.
"Tapi setelah melihat apa yang kalian berdua lakukan, sepertinya keadaanmu baik-baik saja." cicit Angela sembari berlalu meninggalkan kamar rawat Arayan.
"Oh iya, satu hal lagi. ini rumah sakit, bukan kamar hotel!" peringati Angela penuh dengan nada sindiran sebelum gadis cantik itu benar-benar meninggalkan kamar rawat Arayan.
"Apa mereka memiliki hubungan? Bukankah wanita itu hanya sekretarisnya Arayan? Apa Arnold memberi informasi yang tidak lengkap tentang Arayan kepaku?" batin Angela sembari mengusap air mata yang mengalir begitu saja membasahi kedua pipi mulusnya.
"Apa dia menangis? Aneh?" tanya Miriam keheranan, saat melihat Dokter Angela seperti menyeka air matanya sendiri.
"Dia memang aneh." balas Arayan pula. Pria itu jadi kembali teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Angela.
"Saat pertama kali kami bertemu, dia langsung memelukku seakan kami berdua adalah teman lama yang sudah lama tidak bertemu." Beritahu Arayan apa adanya.
"Apa mungkin dokter Angela menyukaimu Arayan?" tanya Miriam dengan nada menggoda.
"Ck, aku tidak sudi disukai oleh gadis aneh seperti dia! Walaupun harus aku akui kalau dokter aneh itu sangat cantik." ucap Arayan diiringi dengan senyuman yang mengembang di bibir merah alaminya. Miriam hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, saat melihat tingkah sahabat sekaligus atasannya itu.
"Apa matamu masih kelilipan?" tanya Miriam memastikan.
"Sepertinya masih, coba tiup sekali lagi. Tapi lebih keras." pinta pria tampan itu. Tadi mata pria itu seperti kemasukan sesuatu, saat sedang membereskan barang-barangnya yang akan ia bawa pulang, jadi Arayan meminta tolong pada Miriam untuk meniup matanya.
"Baiklah." tanpa banyak bertanya lagi, Miriam segera melakukan apa yang Arayan minta.
Deg!
Hati Angela terasa ditusuk belati saat melihat Arayan dan wanita itu kembali bermesraan. Angela memang belum benar-benar pergi, tapi memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Dasar tidak tahu malu, mereka pikir rumah sakit ini hotel!" marah Angela saat melihat sepasang kekasih itu terus bermesraan tanpa tahu waktu dan tempat itu.
"Semoga ranjang pasien Arayan ambruk!" ucap Angela yang saat ini sudah mampu mengendalikan kekuatannya.
Brukk!!!
Aakkkkk!!!
Suara ranjang ambruk diikuti suara jeritan Miriam, terdengar begitu merdu di telinga Angela.
"Rasakan! Siapa suruh bermesraan di rumah sakit." Angela tersenyum puas.
Bersambung.