Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Alia menatap Rania yang masih terlihat membisu.
"Hay,, nyonya Bimantara, gimana hidup mu setelah menikah dengan pria lumpuh itu hah"? ujar Alia dengan senyum sinis, bahkan dia sama sekali tidak merasa bersalah sedikit pun atas apa yang sudah terjadi pada Rania.
Bahkan kini dia tersenyum puas ketika membayangkan Rania yang bersuamikan pria lumpuh.
" Nyonya Bimantara? apa maksudnya ini"? gerutu Evand yang masih disana dan semakin dibuat penasaran dengan ucapan wanita itu.
Sementara Rania, hatinya berdebar kencang menahan amarah yang mulai memuncak.
"Bukankah itu bagus Rania"?
Ujar Alia dengan sinis, sambil menatap Rania yang sedang menatap dengan tajam ke arah nya.
" Aku tidak perlu menikah dengan pria lumpuh itu, karena ada kamu yang menggantikan ku"
"Kau benar-benar sudah keterlaluan Alia, dan berhenti mengatai suami ku apalagi sampai menghina kelumpuhan nya. ujar Rania yang tidak suka ketika Alia menyebut Raka dengan sebutan pria lumpuh.
" Dan untuk tante, sudah cukup selama ini tante selalu memberi kan ku penderitaan. kini biarkan aku hidup dengan kehidupan ku yang sekarang" ujar Rania.
Gadis itu melangkah hendak pergi meninggalkan mereka, dia ingin mengakhiri perdebatan itu.
"Tunggu Rania" Widi menarik tangan Rania dan mencengkram nya dengan erat.
"Kenapa kamu menyembunyikan ini dari kami"? kenapa kau menyembunyikan status dan pekerjaan mu"? tanya nya lagi.
Senyum sinis tersungging di bibir Rania ketika mendengar pertanyaan dari Widi.
"Memangnya apa yang sudah aku sembunyikan"? ujar nya tanpa expresi.
Widi menatap Rania dengan tatapan tajam, tidak percaya dengan respon Rania.
"Semula Rania, soal kuliah dan jurusan apa yang kamu ambil dan juga pekerjaan mu dirumah sakit ini"? Kenapa kamu tidak pernah memberi tau tante akan hal ini" tanya nya.
Rania hanya terkekeh mendengarkan semua pertanyaan itu. Namun di dalam hati nya dia merasa sangat marah.
"Kenapa tante, apa tante terkejut ? karena pada akhirnya aku bisa Menemu kan jalan ku sendiri. meski tante sudah merampas semua yang aku miliki peninggalan dari almarhum mama dan papa"
Widi tanpa tersentak mendengar jawaban Rania, ia tidak menyangka Rania kini akan seberani itu.
"Rania"! Bentak nya dengan amarah.
"Apa tante"? Sekarang kalian mau apa lagi"? bukan kah rumah dan juga restoran sudah kalian kuasai"? ucap Rania berusaha terlihat berani.
Dia merasa sudah lelah selama ini dengan sikap dan perlakuan Widi dan Alia selama ini.
"Dengar ya kalian. Aku Rania telah berhasil mengejar impian nya seperti keinginan Almarhum Mama. Dan sebentar lagi gelar dokter akan aku dapatkan" lanjut nya.
Alia yang mendengar nyanya, kini hati nya semakin panas.
Apalagi menyadari kehebatan Rania saat ini. Membuat dia semakin tidak Terima kenyataan itu.
"Sombong sekali kamu Rania" bentak Widi.
"Terserah penilaian tante, jika kalian kesini hanya untuk membuat keributan silahkan tinggal kan tempat ini.
Ini rumah sakit yang butuh ketenangan bukan hutan. permisi" ujar Rania melangkah dengan ringan meninggal kan kedua wanita yang masih berdiri dan sedikit shok itu.
"Rania,,, tunggu!
Evand berusaha mengejar gadis itu yang terus saja melangkah pergi.
"Apa benar yang wanita itu katakan? kamu sudah menikah dengan tuan Raka"?
"Kamu kenal"? tanya Rania menghentikan langkah nya.
"Siapa yang gak kenal dengan pengusaha muda itu. ujar Evand.
Rania hanya mengenai kuda.
" Mmm,, gimana kita jadi makan bareng "?
Rania menatap Ragu.
" Kamu takut sama suami mu"?
Rania terkekeh. seolah kejadian perdebatan barusan tidak per terjadi.
"Gimana, ? aku yang traktir kok"
" Bolehlah"!
Keduanya lalu berjalan beriringan menuju kanti yang ada di rumah sakit itu.
"Kamu mau makan apa"?
"Apa saja boleh yang penting enak"
Evand tidak bisa menyembunyikan senyum bahagia nya. Rania adalah gadis incaran nya sejak pertama kali melihat Rania masuk ke rumah sakit itu.
Meski sedikit kecewa saat mengetahui gadis yang begitu sulit ia dekati selama ini justru di nikahi pria yang pernah menjadi teman nya.
"Boleh minta nomor HP"?
Rania sedikit ragu untuk memberi nomor HP nya, selama ini mereka memang sering bertemu dirumah sakit. dan Rania juga tau jika Evand memiliki perasaan pada nya, namun keduanya tidak pernah saling bertukar nomor HP.
" Mungkin jika aku bertukar nomor HP dengan Evand, aku akan punya teman baru untuk diajak komunikasi " batin Rania.
"Mmm,, boleh"
Evand tersenyum puas.
"Kalau butuh bantuan jangan sungkan sungkan hubungi aku"
Akhirnya mereka bertukar nomor.
"Kamu tidak takut dengan suami mu, jika aku menghubungi mu"?
"Sudahlah jangan membahas dia"
Rania berusaha ngeles, karena sebenarnya Rania untuk membahas tentang hubungan nya yang tak jelas dengan Raka.
"Sepertinya dia tidak bahagia dengan pernikahan nya" batin Evand.
"Boleh tidak aku antar pulang nanti"?
" Ha....
Rania tak menyangka jika Evand begitu nekat, sampai sampai menawarkan pulang.
Rania mengaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Maaf sepertinya tidak bisa"
"Kamu takut sama suami mu"?
Rania hanya tersenyum.
"Entahlah"!
Evand merasa aneh dengan jawaban Rania.
" Kapan kapan aku ingin mengajak mu jalan jalan dan makan makan do tempat yank indah.
"Oh ya, dimana itu"?
" Pokoknya ada deh, disana tempat nya asik"
"Wah, jadi penasaran. Tapi kamu yang traktir kan"?
" Ha.. ha.. ha.. tenang saja, aku yang traktir kok. Tapi sesekali aku juga mau di traktir "
"Eeemmm,,,, boleh nanti habis gajian ya"! ujar Rania terkekeh.
"Mmm.... aneh, masa istri seorang Raka tidak punya uang, pasti ada yang tidak beres. batin Evand.
Evand yang mendengar perdebatan tadi dari awal sampai akhir, jika pernikahan Rania tidak bahagia. apa lagi pernikahan itu dilakukan karena dipaksa untuk menggantikan orang lain.
Evand merasa masih ada harapan untuk mendapatkannya Rania, meski gadis itu sudah menikah tapi tidak bahagia.
"Kalau kamu tidak bahagia dengan Raja, aku siap membahagiakan mu Rania" gumam nya lagi dalam hati.
"Sudah mulai siang kita harus kembali"
"Ok, ayo?
Keduanya kini beranjak dari kantin. segera melangkah menuju ruangan nya, sementara Evand dia harus langsung menemui pasien nya.
😀😀😀❤❤❤❤
jadi ini ga bawa2 agama tertentu klo menurut aq ya.. maaf klo salah🙏
Respati kalah sat set nya