Lingga Sari tercipta sebagai makluk dalam dua wujud, bisa menjelma menjadi perempuan yang cantik jelita namun juga dalam wujud kera putih yang besar.
Lingga Sari jatuh hati pada Wanandi, pemuda desa manusia biasa, cinta terbalas, kebahagiaan mereka lengkap dengan hadirnya sang buah hati..
Akan tetapi kebahagiaan itu sirna saat Wanandi mulai tidak kerasan tinggal di kerajaan alam astral.
Kehancuran Lingga Sari semakin parah di saat dia dijadikan abdi oleh dukun sakti..
Suatu ketika Lingga Sari berhasil lepas dari dukun sakti dia lari sembunyi di hutan yang lebat dan bertemu dengan seseorang di hutan lebat itu, siapa dia akan mencelakakan atau membantu Lingga Sari?
Bagaimana perjuangan Lingga Sari untuk meraih lagi kebahagiaan nya, apakah dia bisa bersatu lagi dengan suami dan buah hatinya di alam astral atau di alam nyata????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13.
“Kamu tidak hati hati, kalau capek istirahat saja bisa dilanjut nanti. Kalau sudah luka begini malah repot mana malam malam begini.” Ucap salah satu laki laki penggali kubur dan menghentikan aktivitas nya lalu mendekati pimpinan nya yang duduk di tanah dan terus memegang telapak kakinya, melihat darah keluar banyak dia melepas kaos bajunya yang sudah penuh keringat untuk menutup luka nya agar darah tidak terus keluar .
“Aku sudah hati hati tetapi macam ada yang mengarahkan linggis ku ke kaki ku.” Ucap laki laki pemimpin penggali kubur ilegal sambil meringis menahan perih dan sakit.
“Hah kok bisa?” ucap orang laki laki yang mendekati pimpinan penggali kubur ilegal itu.
“Mana mungkin ada hantu kemarin yang lebih malam kita di sini aman aman saja tidak ada hantu.” Ucap laki laki lainnya sambil juga melangkah mendekat i sang pimpinan yang masih kesakitan.
Namun baru saja dia berhenti berucap di pundak dan punggung nya terasa sangat berat seperti ada barang menempel di punggungnya..
“Hah.. apa ini!” teriak nya sambil menoleh.. dan ternyata tidak melihat apa apa dia pegang di punggungnya juga tidak ada apa apa..
Tengkuknya mulai merinding...
“Hannn haaaannnn tuuu... mungkin benar ada hantu...” teriak nya dan terus lari terbirit birit meninggalkan tempat makam itu..
“Benar mungkin ada hantu.. arwah Ina Wanandi dan Wanandi marah.. aku juga mau pergi saja.. takut aku kalau aku terkena linggis ku sendiri macam kamu." Ucap satu nya lagi dan terus berlari menyusul temannya meninggalkan tempat makam itu.
“Kamu jangan lari tinggalkan aku ini kaki susah untuk berjalan.” Ucap pemimpin penggali kubur ilegal sambil berpegang pundak temannya untuk bangkit berdiri.
Dua orang itu pun pelan pelan berjalan meninggalkan tempat makam, karena kaki sang pimpinan terus saja mengeluarkan darah.
Setelah ke empat laki laki itu sudah tidak ada di tempat makam. Ke enam bocil itu pun menampakkan diri..
“Windy kenapa tidak semua diberi pelajaran, dan kenapa kita tidak boleh menampakkan diri? Biar mereka semua ketakutan.” tanya Gotri yang sebenarnya dia begitu ingin meringis menakut nakuti i orang orang tadi.
“Aku takut mereka lapor pada orang orang yang berteriak teriak mengusir Ibu dan Aku , juga ingin membakar rumah nenek, aku takut rumah Nenek ku dibakar.” Suara imut Windy.
“Ya sudah.. besok kita ke sini lagi Windy.. kita jaga makam Ayah dan Nenek kamu. “ ucap teman Windy yang paling besar.
Waktu pun terus berlalu.. sementara itu sebuah bis malam telah sampai di kota tujuan terakhir. Ki Selo Marto turun dari bis dan selanjutnya naik ojek menuju ke rumah nya.. bibir nya terus tersenyum senang..
Setelah motor ojek berjalan beberapa menit, motor berhenti di depan rumah yang tampak merupakan rumah bangunan kuno yang tidak terawat.. Cat rumah terlihat sudah kusam, halaman luas rumput rumput tumbuh setinggi betis.. dan ada juga beberapa pohon yang daunnya sangat lebat dan daun daun yang kering jatuh pun dibiarkan begitu saja.
Ki Selo Marto turun dari boncengan motor itu setelah membayar ongkos dia segera melangkah masuk menuju ke rumah nya. Ki Selo Marto terkenal sebagai dukun pengusir roh roh halus juga dukun santet, tenung, guna guna, pembuat racun namun tidak tahu penangkal racun nya dan dia bahkan tidak bisa mengobati orang sakit. Pernah ada pasien orang sakit dia obati malah semakin parah sakit nya.
Seorang pemuda, Asisten Ki Selo Marto membukakan pintu rumah Ki Selo Marto.
“Kok lama sekali Ki, ada banyak tamu sebagian bisa saya tangani sebagian tidak Ki.” Ucap seorang pemuda asisten Ki Selo Marto yang baru bisa mengusir roh roh pengganggu orang dia pindah ke sungai sungai atau ke pohon pohon besar.
“Iya lama, orang itu sangat susah diguna guna dan dipelet , disantet pun tidak mempan..” ucap Ki Selo Marto dan terus melangkah menuju ke kamar nya.. dia taruh tas besar nya. Lalu dia lepas cincin batu akiknya di meja. Ki Selo Marto lalu melangkah keluar kamar ingin pergi mandi.
Lingga Sari yang masih berada di dalam batu akik itu tahu jika cincin batu akik kini terlepas dari tubuh pemiliknya.
“Hmm orang itu sudah melepas cincinnya. Semoga aku bisa keluar dari batu ini.” Gumam Lingga Sari penuh harap.
Lingga Sari lantas ber semedi di dalam batu akik itu, menghimpun kekuatan nya dan berusaha sekuat daya nya untuk ke luar dari batu akik itu.
Tampak cincin batu akik di atas meja itu bergerak gerak sendiri. . Terus bergerak gerak... dan tidak lama kemudian..
KLUNTING
Cincin batu akik besar itu terjatuh dari meja..
“Sial.” Umpat Lingga Sari yang gagal juga ke luar dari batu akik itu. Tubuhnya justru semakin terasa lemah dan lemas.
Lingga Sari beristirahat dan Lingga Sari tidak putus asa mencoba lagi dan lagi mengerahkan seluruh tenaga dalam nya agar bisa keluar dari batu akik itu . ...
Namun tiba tiba pintu kamar itu terbuka dan muncul Ki Selo Marto yang sudah selesai mandi kini memakai celana kolor dan kaos singlet saja.
Mata Ki Selo Marto langsung tertuju ke meja tempat cincin batu akiknya yang tadi dia taruh di situ. Kedua mata Ki Selo Marto melotot saat dia tidak melihat cincin sakti nya.
“Agus!” teriak Ki Selo Marto memanggil asisten nya.
“Ya Ki.. ada apa?” teriak Agus asisten Ki Selo Marto dari luar kamar dan terus menuju ke kamar Ki Selo Marto.
“Kamu lihat cincin ku? Tadi aku taruh di meja tapi sekarang kok tidak ada.” Ucap Ki Selo Marto sambil mencari cari cincin di meja nya.
“Tidak tahu Ki, saya belum masuk.” Jawab Agus yang sudah masuk ke dalam kamar dan membantu mencari cincin Ki Selo Marto di atas meja menggeser geser dan mengangkat barang barang yang ada di atas meja.. ada anglo areng ada kemenyan ada dupa ada garam spiritual ada kembang tujuh warna.
Sesaat Agus mencari di bawah meja..
“Ini Ki cincin nya jatuh.” Ucap Agus sambil mengambil cincin batu akik dan diberikan pada Ki Selo Marto.
Ki Selo Marto tersenyum lebar hingga kumis tebal yang melintang di atas bibir nya ikut terangkat pula, dia cepat cepat menerima cincin akik sakti nya.
Akan tetapi tiba tiba kening Ki Selo Marto yang sudah berkerut karena usia semakin berkerut berlipat lipat..
“Retak.” Gumam Ki Selo Marto tampak panik lalu mengusap usap batu akik itu dengan ujung jari nya untuk mengecek batu akiknya.
“Kok bisa retak Ki, batu akik Ki Selo Marto kan asli sangat keras. Mana mungkin hanya jatuh dari meja saja retak. Mungkin hanya debu atau rambut yang nempel di batu akik itu Ki.” Ucap Agus yang tidak percaya batu akik itu retak.
“Bisa Gus, batu akik yang sangat kuat bisa juga pecah oleh kekuatan mistik.” Ucap Ki Selo Marto sambil mengamati batu akik nya, untuk melihat sulur sulur putih bergambar kera masih ada di batu akik nya.