Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
......
"morning sayang ku? gimana keadaan kamu? udah nggak demam kan?" tanya Aluna membombardir rain dengan pertanyaan nya
"iya udah nggak kok" lembut rain
belum sempat melanjutkan langkahnya, mereka di halangi dengan beberapa pria yang merupakan adik kelas mereka
"ada apa?" tanya Aluna ke pada mereka
"ehm kami mau menemani teman kami untuk memberikan kak Aluna coklat"
"coklat?! serius mana?!" antusias Aluna
"ekhem" sindir rain yang merasa gerah sendiri
tak lama trio kembar dan dua sahabat Aluna itu datang menghampiri mereka berdua yang sepertinya sedang melayani para fans Aluna
"kak Aluna cantik banget ya?" puji seseorang
"aaaahh makasih" kekeh Aluna menerima coklat dari mereka satu persatu
"kak Aluna masih jomblo kan? belum punya pacar, iyakan kak?"
"ehmm" ragu Aluna
sebenarnya memang tak banyak pihak yang tau hubungan Aluna dan rain, hanya si trio kembar, mama papa Aluna dan rain, serta tiga sahabat Aluna selebihnya masih tidak
"itu..."
"seseorang teman kak Aluna meminta kami untuk menembak kak Aluna untuk menjadi pacar nya"
Rio terkekeh melihat rain membulatkan matanya seperti pentol, begitupun dengan lili, lita dan kia yang menahan tawanya dengan rain yang gerah sendiri
"itu kak Aluna pi-"
"sayang? kita bagi dua coklat nya ya? aku juga mau nih"
cup
tentu saja, yang sejak tadi diam diam memerhatikan ikut terkejut dengan tindakan rain barusan, mana mungkin rain mengizinkan Aluna di dekati banyak laki-laki selain si trio
"ka-kalian pacaran? rain dan Aluna?" kaget seseorang di antara mereka yang sedang menguping itu
"iya, Aluna adalah pacar ku, kenapa?"
prang
tampak seorang pria yang wajah bad boy nya mendekati rain dan Aluna yang baru saja pamer kemesraan
"lu? lu pacar Aluna? cuih" sinis nya kemudian meludah
"kenapa selera kamu pria seperti dia?" sinisnya
"kenapa? masalah?" sinis rain tak mau kalah
"cuma modal prestasi dan wajah lu, lu pikir semua wanita akan bersujud di kaki lu? salah satunya Aluna? cuih"
"dengar baik baik! dekati wanita lain! jangan Aluna, lu akan Terima ganjaran kalau lu berani mendekati Aluna" bisik rain
"ck"
pria itu dan geng nya pergi meninggalkan rain dan Aluna, sedangkan rain ia dengan setia menggenggam tangan Aluna tanpa jeda
"sayang? kamu nggak papakan?" panik Aluna
"aku nggak papa kok"
"serius? dia nggak.."
"nggak sayang, aman"
"yuk, nongki di cafe sekolah aja, udah nggak ke kelas, kita ke sana aja" ajak kia
"kamu mau?" tanya Aluna
"iya aku mau kok"
Aluna menggandeng tangan rain dan segera merubah rute mereka ke cafe yang berada di kantin sekolah mereka, namun berbeda
kleek
"sayang? mau apa? kopi atau..."
"susu hangat" ujar rain
"iya, dua susu hangat, dan enam kopi"
"baik silahkan di tunggu"
Aluna kembali ke mejanya dan duduk di sebelah rain, sebenarnya mereka sedang persiapan acara pesta perpisahan mereka untuk nanti malam dan besok
"jadi dress code nya apa?" tanya Aluna
"sesuai hasil rapat sih, malam ini serba hitam" jelas kia
"oh"
"kita berangkat bareng?" tanya Rio
"nggak, aku mau terpisah dengan Aluna, kita ketemu nya di sekolah" jelas rain
"oke oke, oh ya rain? gimana?" tanya tio
rain menggeleng menandakan bahwa ia tak akan baik baik saja sampai kapan pun itu, ia akan menikmati waktu yang tersisa di dalam hidup nya bersama Aluna
"Aluna? kamu percaya dengan kehidupan berikut nya?" tanya rain
"nggak sih, kenapa?"
"tapi kamu berharap ada?"
"iya aku berharap ada"
"jika seandainya ada? apa yang akan kamu minta?"
"aku berharap akan lahir kembali di keluarga yang sama, dan bertemu kamu dan teman teman, aku mau hidup bersama kamu dalam waktu yang sangat lama, hingga kita punya keluarga sendiri, bahkan hingga kita menjadi kakek dan nenek, kalau kamu sayang?"
"aku juga berharap seperti itu, aku lahir di keluarga yang sama, namun aku berharap lahir dengan kondisi yang lebih sempurna agar semua yang kamu harapkan bisa jadi kenyataan"
si trio dan ketiga sahabat Aluna tau kemana arah pembahasan rain dan Aluna, namun mereka tau Aluna tak mengerti maksud dari rain
"aelah jangan bahas gituan" lerai Rio
"oh ya? jangan lupa berharap lu lahir nggak bo-"
belum menyelesaikan kata kata terakhirnya, rain sudah siap menerkam tio jika seandainya ia meneruskan menghina Aluna
"nggak, nggak jadi kok, bercanda bercanda"
"kalau gue sih berharap jadi ubur ubur aja" ujar kia
"kok ubur-ubur?" tanya lio
"iya biar kalau ada yang nyakitin atau aku merasa terancam tinggal gue setrum, udah kan? selesai deh" kekeh kia
"bisa gitu ya?" timpal Aluna
"kalau kami bertiga jika seandainya terjadi kami mau lahir bersama lagi, seperti sekarang, dan yahh tak ada yang kami sesali di kehidupan ini" deep Rio secara tiba-tiba
"apa sih? mentang-mentang kita semua akan berpisah kalian malah bahas kehidupan berikut nya? udah udah bahas yang bahagia kek" lerai lita
"ehmm oh ya? bagaimana dengan si pembully itu? aku belum dengar kabar dia semenjak keluar dari RS"
"dia di keluarkan dari sekolah, semua anak anak yang udah dia bully semua nya bersaksi makanya orang tua nya si tiga pembully ini di denda dengan bayaran 100 jt ke masing-masing anak yang udah di bully mereka, rapat nya ngeri cuy, dari pagi sampai malam" jelas kia yang merupakan OSIS sekolah dan ia tau betul saat ia juga masuk mendengarkan hasil keputusan
"wah bagus dong, mereka minta maaf nggak?"
"iya minta maaf kok di depan umum, yah guru juga nggak masalahin kita lempar mereka dengan apa aja asal jangan benda tajam dan keras seperti batu, kayu dll" timpal kia menjawab kegundahan Aluna
"aku heran, di sekolah seelit ini masih ada yang menganut bully gitu ya? aku kira cuma di luar negeri doang"
"indo? full bully" jelas rain
"masa sih? wah harus pindah pindah sekolah ini aku, memberantas mereka" kekeh Aluna
"nggak usah di sini aja" kesal rain
"canda"
"eeeeehh kami bukan toping ya? dunia berasa milik berdua, ck" sinis lio
rain dan aluna hanya terkekeh sambil terus melemparkan tatapan cinta mereka, sungguh semua pemandangan yang indah bagi mereka yang tau sosok rain
. ...
bersambung