Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Zain terdiam cukup lama. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Yang membuat Lisa curiga Zain menyembunyikan sesuatu.
" Mungkin buku bukunya di simpan di lemari atau di gudang de," kata Zain.
" Ngak mungkin bang, ini rumah kita. Lagi pula buat apa bang Amar menyimpan pakaian dan buku bukunya di gudang bawah. Kan masih bisa di pakai ade?" kata Lisa Karna menurutnya alasan Zain tidak masuk akal.
" Iya juga ya, kenapa ngak ada?" kata Zain mengiyakan saja. Pura pura tidak tahu. Karna jika ia membuat alasan lagi. Takut Lisa semakin curiga.
" Ya sudah bang, besok Lisa tanya langsung sendiri sama bang Amar. Atau jangan jangan .." kata Lisa
" Apa !!" kata Zain.
" Bang Amar pindah rumah," kata Lisa.
Membuat Zain terpaku. Ketika adik nya itu punya feeling yang cukup kuat. Karna cepat atau lambat pasti Lisa akan tahu juga pada akhirnya.
" Entahlah? bang Zain ngak tahu itu," kata Zain berusaha untuk tetap menutupi semuanya. Karna ia ingin Amar sendiri yang bicara langsung pada Lisa.
" Ya sudah bang Lisa ke kamar dulu," kata Lisa melangkah meninggalkan Zain. Yang hanya bisa membuang nafas kasarnya.
Lisa pun masuk kamar. Lalu berbaring di tempat tidur. Seakan memikirkan sesuatu. Karna ia merasa ada yang janggal akhir akhir ini dengan sikap Amar.
" Ada apa dengan abang ya?" kata Lisa yang merasa ada sesuatu yang di sembunyikan semua orang padanya.
" Ah aku mengantuk. Biar besok saja aku tanya sendiri sama abang," kata Lisa. Sembari memejamkan matanya. Untuk masuk ke alam mimpi. Setelah ia berdoa terlebih dulu.
**************
Seminggu berlalu dengan cepat. Hari ini Lisa menghadapi ujian pertamanya di sekolah. Masalah Amar ia abaikan Karna Amar bilang ia pindah ke apartemen untuk belajar hidup mandiri. Dan Lisa menerima alasan itu begitu saja. Bahkan ia ingin datang melihat apartemen Amar setelah selesai ujian nanti.
" De jangan lupa baca doa dulu, sebelum mengerjakan soal," kata Zain. Ketika Lisa turun dari mobil.
" Ya bang," kata Lisa.
" Abang doakan semoga soalnya semua mudah," kata Zain.
" Amiin," kata Lisa mengaminkannya. Lalu bergegas berjalan kearah gerbang sekolah. Sedangkan Zain kembali menjalankan mobilnya. Sambil melihat Lisa hilang di balik pintu gerbang sekolah.
" Ya Allah mudahkan semuanya untuk adikku ya rabb," kata Zain. Sambil menyetir mobilnya menuju kantor.
Di sebuah rumah besar. Amar duduk di hadapan papinya. Karna papinya meminta Amar untuk belajar mengurus perusahaan warisan turun temurun dari sang kakek. Apalagi Amar anak semata wayang. Tidak mungkin papinya meminta orang lain untuk mengurus perusahaan mereka. Karna selama ini Zain juga ikut sibuk membantu papinya bekerja di kantor.
" Jika kau belum paham, kau bisa belajar pada Zain dulu sementara. Karna akhir akhir ini papi sering sibuk . Banyak meeting dan pertemuan antar perusahaan," kata pak Zaki.
" Ya pi, Amar akan belajar. Tapi apa Amar boleh punya apartemen sendiri ?" kata Amar yang sudah bisa memakai kartu yang di berikan papinya.
" Ya itu hak mu, tapi kenapa harus tinggal di apartemen. Apa rumah ini tidak cukup nyaman," kata pak Zaki menatap Amar.
" Amar butuh privasi sesekali pi, Amar tetap akan pulang ke sini.Tapi di akhir pekan Amar butuh waktu untuk sendiri," kata Amar yang sudah berjanji untuk mengudang Lisa ke apartemennya.
" Terserah kau saja nak, kau sudah dewasa. Pikirkan sebelum kau bertindak. Apalagi jika melakukan hal yang salah. Karna masa depan mu ada di tangan mu sendiri," kata pak Zaki.
" Ya pi, Amar tahu itu," kata Amar.
" Baiklah, kau bisa mempelajari berkas berkas ini dulu hari ini. Karna sekarang papi harus berangkat kekantor. Ada meeting penting pagi ini," kata pak Zaki.
" Ya pi , hati hati di jalan," kata Amar.
" Ya nak, temani mami mu. Jika kau tidak sibuk" kata pak Zaki beranjak pergi.
" Ya pi," kata Amar sembari tangannya membuka semua berkas di atas meja. Yang harus Amar pelajari. Untuk memimpin perusahaan yang akan menjadi miliknya. Karna bagaimana pun ia putra tunggal di dalam keluarga Zaki Zulkarnaen.
" Huh... Ini cukup berat, tapi aku harus bisa ," kata Amar. Mengingat perkataan Zain kemaren. Jika ia harus bisa mengurus perusahaan. Sedangkan Zain hanya bisa membantunya.
Ruangan pun jadi hening. Amar mulai sibuk membaca setiap lembar kertas berkas. Tapi entah mengapa ia tidak bisa fokus. Saat teringat Lisa yang minggu lalu bertanya tentang semua barang dan bukunya. Yang tidak ada di kamarnya. Hingga Amar harus berbohong pada Lisa.
" Ya Allah aku harus mencari apartemen. Untuk aku tempati besok. Sebelum Lisa selesai ujian.Saat itu aku akan mengatakan yang sebenarnya pada ade" kata Amar dalam hati. Karna berat rasanya jika ia selalu berbohong pada Lisa.
" Huh....kenapa aku takut. Jika ade akan menghindari ku. Ya Tuhan apa kami tidak bisa sedekat dulu lagi. Apa aku tidak boleh sayang dan mencintainya," kata Amar gamang. Memikirkan reaksi dan sikap Lisa. Karna selama ini ia hanya berstatus abang palsu.
Amar pun memejamkan matanya. Lalu kembali fokus pada berkas di depannya Sembari memikirkan pekerjaan baru yang akan ia hadapi besok lusa. Padahal ia hanya calon seorang arsitek. Tidak pernah belajar tentang manajemen bisnis seperti Zain. Namun ia yakin, dirinya pasti bisa bekerja selama dirinya punya kemauan untuk belajar.
Lalu Amar mulai mengerti dengan beberapa berkas yang saling berkaitan. Karna saling berhubungan dan berkas yang lainnya.
Disisi lain Lisa baru saja keluar dari kelas. Setelah menyelesaikan semua soal soal ujian Lalu Lisa duduk tak jauh dari kelas. Sembari menunggu Sani keluar.
" Alhamdulilah, aku bisa menjawab semuanya Mudahan semuanya lancar," kata Lisa bersyukur ia di mudahkan dalam mengerjakan ujiannya.
Lalu Lisa kembali membuka bukunya. Untuk membaca buku. Sebelum masuk ke jam kedua. Mumpung ada waktu untuk menambah ingatannya jika ada soal yang sulit di dalam soal bahasa indonesianya
Tidak lama Sani keluar. Dan ia mendekati Lisa yang bersandar di tiang penyangga
" Woi ...masih belajar aja loe beb, apa masih belum penuh tuh otak. Aku sudah pusing nih mikirin semua soal. Eh loe ngak pakai bosan belajar. Apa ngak konslet tuh otak?" kata Sani duduk di sebelah Lisa.
" Otak gue bermuara 1 juta MB. Mana bisa konslet. Masih muat banyak memori yang bisa di tampung " jawab Lisa menoleh pada Sani yang tersenyum.
" Allahu akbar... ya ya gue akui deh, hebat memang calon adik iparku ini," kata Sani
" Dih geer, percaya diri amat jadi kakak ipar gue . Emang bang Amar sudah bilang iya" kata Lisa.
" Iya sudah dong, bahkan dia bilang akan melamar gue setelah lulus. Lalu bang Amar akan bawa banyak seserahan secepatnya. Dan gue juga boleh kuliah. Lalu kami akan tinggal dirumah baru kami," kata Sani
" Hah...kapan abangku bilang begitu sama loe?" kata Lisa kaget tak percaya.
" Tadi malam," kata Sani
" Hah. .. di mana kalian bertemu?" kata Lisa penuh selidik
" Di dalam mimpi " kata Sani.
" Sani....." kata Lisa memukul sahabatnya itu memakai buku. Sedangkan Sani tertawa terbahak bahak karna senang bisa mengerjai Lisa.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar