Di khianati sang kekasih dengan adik tiri nya membuat Kania memutuskan untuk keluar dari rumah karena dia tidak bisa satu rumah lagi dengan sang adik Tiri dan mantan kekasih nya.
Kania memilih tinggal di kost dan melanjutkan kuliah nya tapi dia justru terlilit hutang sang sahabat, bagaimana cara Nia membayar hutang sang sahabat nya
Yuuk mampir di cerita terjerat cinta Om Duda 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
"Saya terima nikah dan kawin nya Kania Gustini binti Bapak Bahtiar dengan mahar uang sebesar satu milyar rupiah di bayar tunaaii" ujar Om Ben dengan satu tarikan nafas
"Bagaimana para saksi sah"
"Sah"
"Sah"
"Alhamdulillah "
Para tetangga dan keluarga yang menghadirkan akad nikah Nia di buat bengong dengan mahar yang di berikan Ben, tidak main-main satu Milyar membuat Carla gigit jari mendengar nya.
"Beruntung banget ya Nia,dapat yang begini kaya dan tampan nya,nemu di mana ya" bisik para tamu undangan
"Memang nya barang bisa nemu, ibu-ibu komplek mulut nya kebiasaan deh" gumam Maya yang ikut jengah mendengar nya.
"Rasain loe Carla,makan tu Fahmi" kesal Maya tersenyum puas melihat kebahagiaan sahabat nya ini.
"Cium! Cium! Cium!"
Suara riuh dari Sari,Maya dan Pak Alan serta teman kantor Nia lain nya membuat Nia malu bukan kepalang.
Mereka sengaja menyoraki keduanya yang sudah selesai melakukan prosesi pernikahan untuk melakukan wedding kiss.
Om Ben segera memajukan wajahnya mengikis jarak antara dia dan Nia,wanita cantik yang kini telah menjadi istrinya. Lelaki itu kemudian mengecup bibir pengantin wanitanya sekilas yang disambut dengan sorakan para tamu undangan lalu...
"Yeee......."
"Norak!!!" kesal Carla
Nia menunduk kan wajah nya yang memerah karena malu.
"Gemes deh kalian" pekik Sari sambil merangkul tangan Alan
"Cepat Halalin pak Alan,Sari udah ngebet banget tuh" goda Maya
Ucapan selamat bertubi-tubi dari rekan bisnis Ben dan juga teman-teman Nia,tapi Nia sedikit heran karena Ambar mantan istri Om Ben tidak datang,apa tidak di undang? bukan nya Om Ben mengajak nya menikah untuk di perlihatkan pada mantan istri nya itu.
Setelah prosesi resepsi selesai semua anggota keluarga yang ingin menginap di hotel di perbolehkan dan jika ingin langsung pulang juga di persilahkan, Om Ben membebaskan nya, untuk Om Ben dan Nia memilih untuk langsung ke apartemen Om Ben.
****
"Ini kamar tidurmu." Om Ben membuka salah satu kamar yang ada di apartemen mewah nya itu.
Apartemen mewah dengan dua lantai itu memiliki dua kamar utama dan satu kamar kerja Ben,Ben sering pulang ke apartemen ini jika dia sedang suntuk di rumah, untuk rumah nya dan Ambar dulu memang sengaja Ben jual karena dia tak ingin menyisakan kenangan bersama Ambar.
Nia melongok ke dalam kamar mewah dan luas itu. Dia Benar-benar beruntung. Dengan menjadi istri pura-pura Ben, kehidupannya berubah drastis. Ruang kamar yang di berikan Ben jauh lebih mewah dari kamar nya.
"Kamu suka?" tanya Ben dan di anggukki Nia.
"Kamu boleh tempati ini,dan kamar ku ada di depan ini,jika butuh sesuatu panggil saja aku,oh ya untuk bersih-bersih ada pembantu yang rutin dua kali satu Minggu datang kemari kamu tidak perlu membersihkan apartemen ini,aku tau kamu sibuk bekerja"jelas Om Ben
"Aku masih boleh bekerja?" tanya Nia
"Tentu saja, itu hak mu tidak ada larangan untuk itu" jawab Om Ben lagi membuat Nia tersenyum manis.
"Aku ke kamar dulu, selamat istirahat" pamit om Ben
Tidak ada yang kurang dari diri lelaki tampan ini,, dewasa, mandiri, dan juga mapan. Sayang, dalam hal percintaan dia belum beruntung.
Sejak bercerai dari Ambar,Om Ben sulit sekali membuka hatinya,Ambar menyayat hati nya hingga terluka sangat dalam, membuat Om Ben sempat tak percaya lagi pada wanita,tapi sejak malam reuni itu dia melihat sosok Nia yang berbeda bahkan bisa membuat nya menyukai pada pandangan pertama terlebih mendengar cerita Maya dan Sari membuat Om Ben kasihan dan ingin menjaga Nia dengan cara menikahi nya, meskipun belum ada rasa cinta tapi Om Ben merasa lebih muda lagi jika berada di dekat Nia, bukan nya cinta bisa datang seiring waktu selalu bersama.
"Jangan terlalu banyak melamun, aku pernah dengar kalau orang yang suka melamun kulit wajahnya cepat keriput dan tua sebelum waktunya,kamu mau begitu?" Tidak tahu dari mana Om Ben sudah berada di sebelah Nia yang sedang memperhatikan sekeliling apartemen, tiba-tiba saja lelaki itu sudah berdiri di samping nya.
"Om pasti hanya ingin menertawakan aku, bukan? Kisah percintaanku tidak seindah orang-orang. Bahkan, aku harus di khianati oleh sang adik tiri dan berakhir menikah dengan orang yang tidak di kenal" Nia tersenyum kecut.
"Pemikiran mu terlalu dangkal, aku bukan mafia yang akan menyekap mu di sini"
"Percuma saja di sekap aku tidak punya apa-apa"jawab Nia lagi sambil mendudukkan dirinya di sofa empuk
"Andai saja hidupku bisa seperti kamu om. Asal ada uang bahagia, pasti sekarang aku tidak akan terpuruk." Nia menatap Om Ben lirih kali ini wanita itu melemparkan senyuman tipis.
"Buat apa susah? Kamu yakin, mereka yang membuatmu terpuruk sekarang juga merasakan hal yang sama? Kita juga butuh bahagia,Ni. Lepaskan saja semua beban yang kita punya. Anggap saja, kita orang yang tidak memiliki masalah seujung kuku pun., hidup hanya satu kali Ni!" Om Ben tersenyum lebar lalu melempar pandangannya ke arah Dinding yang berisi foto keluarga nya dan sebentar lagi akan berisi foto pernikahan mereka.
Nia memikirkan kata-kata Om Ben, Ya, dia memang harus memikirkan kebahagiaannya pribadi. Kali ini dia setuju dengan perkataan lelaki itu, apalagi hutang nya di Bank sudah lunas dia harus menikmati hidup yang hanya sekali ini.
"Kamu benar om. Mulai hari ini aku harus memulai kehidupan yang baru. Aku harus melupakan semua serpihan luka yang yang ada. Menguburnya dalam-dalam. Terima kasih, Om sudah memberikan ku semangat dan mengangkat derajat ku meskipun tidak tau sampai kapan pernikahan ini bertahan" Nia menepuk lengan lelaki itu beberapa kali lalu berdiri
"Mau kemana?"
"Masak, seperti nya Perut ku mulai lapar" aku Nia
"Kamu bisa masak?" tanya Om Ben
"Kamu terlalu meremehkan ku om, meskipun setiap hari nya aku berdandan kalau urusan masak aku jago nya" sombong Nia
"Buktikan aku yang akan menjadi juri nya malam ini" tantang Om Ben dan di anggukki Nia setuju.