Awalnya hidup Matilda utuh dengan keluarga yang harmonis, setelah kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Matilda di sekolahnya. membuat kedua orang tua Matilda bercerai, disitulah Matilda berubah menjadi gadis nakal yang selalu buat onar disekolah.
Pindah ke sekolah baru bertemu dengan Apit, seorang mantan sekaligus orang yang membuat orang tua nya bercerai.
bagaimana jadinya kalau mereka bertemu dan menjalin hubungan percintaan nya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08.
Berkat fakta-fakta yang menghantam dirinya secara terus menerus mengenai perceraian kedua orang tuanya.
Matilda merenung dan sadar diri karena rumah mewah nya ini hanya lah fasilitas yang dikasih Pak Samsul ke ayah nya.
Dia berusaha semaksimal mungkin untuk tidak neko-neko dalam segala hal yang membuat ayahnya kelelahan mengurus dirinya.
Sampai ayahnya Matilda membelikan sepeda motor dan barang mewah lainnya, niat ayahnya ingin mengembalikan senyuman anak gadis nya yang telah lama hilang.
Sebetulnya Matilda hanya gadis biasa yang berusaha tampil mewah di hadapan teman-temannya, ayahnya bekerja sebagai kontraktor di setiap proyek pabrik bersama Pak Samsul.
Setiap bulan Pak Burhan menerima gaji dari Pak Samsul sebesar 10 juta Rupiah, tentu angka itu sangat besar untuk menghidupi anak gadisnya.
Tapi Matilda tidak ingin berlarut dalam besaran gaji ayahnya, apa lagi kemarin ayahnya sempat ke sekolah barunya gara-gara Matilda berkelahi dengan Frisca di hari pertamanya sekolah.
Tiba-tiba Ponsel Matilda berdering di tengah lamunan nya, dia lekas mengangkat karena penasaran dengan nomor tak dikenal.
"Halo Matilda ini papah, maaf papah tiba-tiba berangkat ke kantor malam ini, papah mau lembur sampai pagi di kantor" Kata Pak Burhan dibalik telepon.
"Oh iya uang kamu masih ada gak? Apa mau papah tambahin buat belanja makan sama jajan kamu" Lanjutnya.
"Matilda masih ada kok pah, gapapa uang Matilda masih cukup buat beli nasi goreng di depan" Jawab Matilda.
"Nanti kalau uangnya kurang papah transfer ke rekening kamu ya" Tukas Pak Burhan.
"I-iya pah, matilda mau beli makan dulu ya, papah yang semangat kerjanya" Kata Matilda.
"Iya sayang, terimakasih" Jawab Pak Burhan
Matilda kemudian mematikan telepon nya, dia bersiap untuk pergi mencari makan diluar keramaian Jakarta Selatan
Sudah dijalan rasanya telinga Matilda ingin pecah mendengar suara kenalpot bising dari sekelompok orang yang sedang balapan liar.
Dia memberhentikan laju motornya melihat keramaian dan sorakan yang ada disana, Namun pandangan matanya tersorot mengarah ke Apit yang ikut-ikutan balapan motor.
Ingin menghampiri tapi dia tidak berani karena tidak ada satupun seorang gadis yang berada disana.
Saat ingin menyalakan sepeda motornya, Apit lebih dulu memanggil namanya karena menyadari keberadaan Matilda, setelah dia merasa sedang ada yang memperhatikan nya.
"Lu mau kemana malam-malam gini?" Kata Apit yang mengeluarkan aroma alkohol dari mulutnya.
"Lu mabuk?" Tanya Matilda dengan pelototan tajam.
"Gue cuma sedikit minum kok" Jawab konyol Apit.
Matilda berdecak sambil menyalakan mesin motornya kembali, namun apit disini terus menahan kepergian nya "Gue temenin ya" Tukasnya.
"Gue bisa sendiri lagi pula tempat nya dikit lagi sampai" Elak Matilda.
"Oh ayolah gue mau jagain lu, ini juga sudah jam 22.00 lebih, jalanan sudah sepi" Cegah Apit yang terus ingin melindungi Matilda.
Berkat rayuan nya apit mengekor dari belakang menjaga Matilda yang pergi sendirian, benar saja kalau tidak dijaga ada sekelompok orang yang ingin menggodanya.
"Cantik sendirian saja"
"Kenalan dong sama um"
Matilda takut nya bukan main setelah di hampiri orang yang tak di kenalnya, dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan sampai ingin berteriak.
Kebetulan Apit dalam keadaan mabuk langsung menghampiri dan membabat habis om-om bringas yang mengganggu Matilda.
"Berani lu ganggu cewek gue lagi, habis lu monyet" Amuk apit yang membuat kedua orang itu menciut dan melarikan diri.
"Terima kasih pit" Rengek matilda dalam ketakutan nya.
"Lu aman kalau sama gue, tenang aja" Jawab Apit dengan senyuman datar.
Sampai di seafood malam, Matilda memesan pecel lele dengan tempe dan tahu sebagai pelengkap tak lupa juga dia menyiram sambal si samping nasi nya.
"Til, gimana suasana hati lu sudah mendingan?" Tanya Apit yang menemani Matilda makan.
"Alhamdulillah sudah kok" Jawab Matilda dengan sopan.
Apit mengerut kening dengan perubahan kecilnya Matilda, apa ini dilandaskan oleh fakta atau mungkin dia ingin merubah diri.
"Kok tumben ucapan lu jadi sopan, seinget gue lu selalu toxic kalau ngomong" Tanya Apit yang penasaran.
"Iya sekarang gue gamau buat orang tua gue susah karena perbuatan gue, gue mau mawas diri dan berhijrah" Jawab Matilda sambil memasukan nasi di mulutnya.
"Lu tau kenapa gue bisa sampai sini?" Sambungnya dengan mulut cembung penuh dengan makanan.
Apit menoleh dengan tatapan serius "Telan dulu kalau mau ngomong!" Omelnya.
Setelah ditelan, Matilda kembali berbicara walau tanpa ada jawaban dari Apit di pertanyaan dia sebelum nya
"Ayah gue berangkat malam, katanya kerjaan nya death line, gue serasa kaya anak kos" Curhatnya.
Apit terkekeh sedikit, mereka fokus makan setelahnya Apit mengawal pulang Matilda sampai di kediaman rumahnya.
"Thanks pit sudah dua kali anter gue pulang, makasih juga yang tadi sudah nolongin gue" Tak henti-henti nya Matilda mengucapkan rasa terima kasih nya.
Apit berpamitan sambil berbalik badan dan melambaikan tangan mengarahnya.
**
Jam 06.15 Matilda yang sudah bangun dikejutkan oleh ayahnya yang sedang dalam keadaan melemah.
"Eh ayah kumat lagi penyakit nya?" Panik Matilda yang melihat ayahnya memegang dadanya sambil membungkuk.
"Engga dek, papah cuma sesak sedikit aja kena angin malam di kantor" Jawab Pak Burhan dengan keluhnya.
"Papah, kalau papah alergi angin malam jangan maksain diri buat kerja malam ih" Omel Matilda.
"Ga boleh, kerjaan gaboleh papah tinggalin, soalnya ini penting buat proyek baru yang ada di pabrik baru" Pak Burhan mengelak.
"Tapi papah harus jaga kesehatan papah!" Protes Matilda, tanpa omongan lagi dia mengambil obat asma untuk ayahnya.
Pak Burhan mengambil dan meminumnya, Matilda menggeret ayahnya untuk beristirahat di kamar "Tidur, jangan kemana-mana, jaga kondisi ayah" Pinta Matilda.
Pak Burhan mengangguk dia mengerjap mata sedangkan Matilda bersiap diri untuk pergi ke sekolah nya.
Tapi sebelum matilda berangkat, Dia memasak makanan terlebih dahulu untuk ayahnya, tak begitu mewah, tapi kenyang untuk di perut. Makanan yang dibuatnya adalah nasi goreng, dia menambahkan sosis dan buliran ayam untuk melengkapi citra rasanya.
"Papah makan dulu, ayo ke meja makan" Kata Matilda ke ayahnya.
Barusan saja ayah tertidur, anak gadisnya membangunkan nya, emang sedikit kurang ajar Matilda, tapi dibalik itu hatinya sangat peduli ke orang tuanya.
Ayahnya bangun dan makan apa yang di masak putri semata wayangnya "Enak banget Matilda"
Seuntai kata dari papahnya membuat Matilda tersenyum semringah
"Papah uang" Palak Matilda dengan nyengir kuda sambil membalikan telapak tangan mengulur ke arah papahnya.
Baru saja papahnya senang dengan renungan Matilda, besok ya kumat lagi jadi gadis pemalak yang meminta uang untuk jajan nya di sekolah.
Emang ga munafik sih kalau masalah jajan di sekolah, dari pada harus menahan lapar dan lemas di sekolah.
JADE ( Who Stole My Virginity )