Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -29- Serra Meminta Maaf
Serra tertunduk, ia begitu merasa bersalah pada Yumna. Telah menuduh Yumna aneh-aneh, padahal Yumna tidak seburuk itu. Bahkan Yumna yang selama ini Serra kenal sangatlah baik, tetapi karena cinta butanya pada Arzian. Membuatnya melupakkan itu semua. Padahal yang ia rasakan ternyata bukan cinta tetapi kasih sayang adik kepada Abangnya.
Serra buru-buru mendekat ke Yumna, memegang tangan Yumna sambil menangis. "Kak, maafkan aku. Selama ini salah sama Kak Yumna. Kakak boleh memberikanku hukuman apapun, aku bersedia menerimanya. Tapi tolong maafkan aku." Tanpa disangka, Yumna malah membawa Serra kepelukkannya. "Kakak tidak marah sama kamu, Serr. Hanya sedikit kecewa, karena Kakak sangatlah menyayangi kamu sebagai Adik. Sama seperti pada Darrent dan Arveeta juga. Tidak perlu ada hukuman apapun, asal kamu mau berubah lebih baik, itu sudah lebih dari cukup."
Arveeta dan Darren pun meminta maaf pada Yumna dengan tulus. Mereka semua saling berpelukkan. Arzian merasa terharu, tetapi berusaha menahan tangisnya. Karena tidak ingin menangis di depan orang banyak, walau tidak salah jika pria menangis. Bagaimana tidak terharu, sudah 27 tahun akhirnya dirinya bisa merasakkan pelukkan keluarga. Walau tak sempat bertemu dengan orang tuanya.
"Ayo kita makan siang," ajak Sarita yang disetujui oleh semua cucunya. Makan siang keluarga pertama yang samgat menyenangkan bagi Arzian maupun yang lainnya.
"Butuh waktu 6 sampai 12 bulan untuk mempersiapkan Arzian jadi CEO di Kavendra Group, karena tidak mungkin Arzian langsung menjabat sekarang juga. Sedangkan pengalaman masih kurang, demi kebaikan bersama terutama perusahaan. Sayalah yang akan mementori Arzian dibantu Amara dan Alien. Setelah Arzian resmi menjadi CEO seluruh kekuasan diberikan kepadanya, saya akan angkat kaki dari mansion. Karena tugas saya sudah selesai, saya rasa tidak berhak lagi berada di sini," jelasnya panjang lebar setelah selesai makan siang bersama.
Sarita menatap Yumna tak suka. "Apa harus seperti itu? Kata siapa kamu tidak berhak di sini? Kamu berhak sekali Yumna, kamu bagian dari keluarga ini juga. Cucu Oma juga, terlepas bagaimana nanti nasib pernikahanmu dan Arzian. Oma tidak ingin ikut campur. Kamu juga ada saham 10% yang Gustav berikan padamu, Yumna."
"Oma benar, Kak. Kakak bagian dari sini. Tidak perlu ke mana-mana, kami pun sudah terbiasa dengan adanya, Kak Yumna," ujar Arveeta ikut berbicara.
"Vee, Oma. Itu sudah keputusan saya, dan untuk saham. Saya tidak menginginkannya, biarlah saham itu menjadi milik Arzian dan adik-adiknya saja. Saya kan sudah mendapatkan hak saya, gaji serta nafkah yang seharusnya saya terima dari Mas Gustav."
"Kalau sudah diberikan untuk Anda, sebaiknya di terima saja," balas Arzian ketus.
"Tidak perlu." Yumna bangkit meninggalkan meja makan dengan wajah kesal, entahlah ia merasa kesal dengan Arzian.
"Biarkan saja Yumna sendiri dulu, biar nanti Oma yang bujuk. Oma yakin bisa membuat Yumna tetap di sini." Serra dan Arveeta mengangguk setuju.
Arzian sendiri bersikap acuh tak acuh, sebenarnya keberadaan Yumna baginya tidaklah terlalu penting. Jadi mau ada atau tidak, Arzian tidak perduli.
Arzian bangkit, ia juga ingin kembali ke kamar.
Di dalam kamar, Arzian bisa melihat Yumna masih sibuk dengan ponselnya. "Boleh saya bicara?" Mendengar hal itu, Yumna langsung menaruh ponselnya di ranjang.
"Bicaralah," pintanya.
"Bagaimana kelanjutan kontrak pernikahan kita?" Yumna sama sekali tidak terkejut dengan pertanyaan yang Arzian ajukkan, apalagi sekarang posisinya sudah berbeda.
"Batal. Tapi nggak semua, untuk perpisahan kita tidak bisa terjadi sekarang. Seperti yang saya bilang, saya akan pergi setelah tugas saya selesai. Sebelum itu, status saya masih tetap istri Anda. Saya tidak mentolerir sebuah perselingkuhan, sekalipun pernikahan ini tidak seperti pernikahan lainnya," tegasnya.
Selama pernikahannya dengan Yumna, kalau berselingkuh secara langsung memang baru sekali. Maksudnya bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Namun, Arzian setiap harinya tetap mengirimkan pesan romantis bahkan menelfon Herfiza saat senggang. Jika Herfiza meminta bertemu, Arzian selalu beralasan banyak pekerjaan. Padahal ia hanya takut saja ketahuan selingkuh. Menghadapi kemurkaan Yumna.
"Baik, saya mengerti." Yumna kembali mengambil ponselnya, karena merasa pembicaraannya sudah selesai. Yumna pun bangkit, ia pergi dari kamar. Namun, tangannya dicegah oleh Arzian. "Apakah pernikahan kita tidak bisa seperti yang lainnya? Bertahan sampai maut yang memisahkan? Apakah tidak ada kesempatan sama sekali untuk hubungan kita ini."
Arzian sama sekali tidak mengerti, mengapa dirinya sangat berani mengucapkan hal itu. Pikiran dengan mulutnya sangat tidak sejalan.
"Untuk apa? Kita berdua tidak saling cinta? Mempertahankan pernikahan yang tidak bisa membuat kita bahagia adalah hal yang sangat sia-sia. Saya tidak sudi melakukannya." Perkataan tegas yang keluar dari mulut Yumna sungguh membuat hati Arzian merasa tidak enak.
"Apa karena kamu masih mencintai, Bang Gustav? Makanya kamu tidak mau memberikan kesempatan untuk pernikahan kita." Yumna tersenyum kecut, bisa-bisanya Arzian berbicara seperti itu padanya. "Ini bukan persoalan Mas Gustav. Saya mencintainya atau tidak, itu bukan urusanmu. Urus saja Herfizamu, katakan agar dirinya menunggu sampai kita berpisah dulu. Jangan sampai karena kecerobohan kalian, malah menimbulkan skandal yang akan menghancurkan nama perusahaan. Karena semua tahu kamu adalah suami Yumna, seorang CEO Kavendra Group."
Arzian tak tahu, kenapa hatinya sedikit tak terima. Mendengar Yumna tidak ingin dirinya berselingkuh, bukan semata-mata menjaga nilai pernikahan. Namun, hanya karena nama baiknya dan nama baik perusahaan saja.
"Sudahlah saya lelah, mau istirahat. Kamu kan sudah tahu statusmu, keputusanmu pun mutlak. Kamu ingin tinggal di kamar manapun terserah, toh semua sudah tahu pernikahan kita hanyalah kontrak," katanya saat merebahkan dirinya di ranjang.
"Saya ingin tetap tinggal di kamar ini." Yumna langsung bangkit dari ranjang. "Oke, kalau begitu saya akan segera pindah."
"Tidak perlu ada yang pindah, tidak bisakah kita tetap berbagi kamar seperti biasanya?"
"Baik, kalau itu maumu."
"Boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tanyakan saja bebas. Jika saya berkenan akan saya jawab, kalau tidak ya sudah." Arzian langsung menanyakan tentang apa yang selama ini dirinya dengar dari Faisal, tentang keluarga Kavendra, Yumna dan kecurangan yang perusahaan lakukan. Yumna tertawa terbahak-bahak, ia sama sekali tidak tersinggung dengan pertanyaan Arzian. Ia dengan tegas menjawab bahwa itu semua tidak benar. Karena sejak jaman dahulu, saat Papa Yumna bekerja di Kavendra Group. Semua CEO Kavendra Group selalu belaku jujur, tidak pernah melakukan hal yang akan merugikan diri sendiri atau orang lain.
Arzian bingung sekali, kenapa penjelasan Yumna dan Faisal sangat berbeda. Ia tidak tahu harus percaya dengan siapa sekarang. Apalagi sekarang dirinya tahu, bahwa dirinya adalah bagian keluarga Kavendra. Walau belum lama mengenal keluarga Kavendra dan Yumna, tetapi ada keyakinan di hati Arzian bahwa mereka tidak seburuk itu.
"Kamu bisa cari tahu semuanya lebih dalam lagi. Saya tidak pernah meminta kamu percaya dengan penjelasan saya," balasnya santai.
***