NovelToon NovelToon
Merebutnya Kembali Bersamaku

Merebutnya Kembali Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Terlarang
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anna

seorang wanita muda yang terjebak dalam kehidupan yang penuh rasa sakit dan kehilangan, kisah cinta yang terhalang restu membuat sepasang kekasih harus menyerah dan berakhir pada perpisahan.
namun takdir mempertemukan mereka kembali pada acara reuni SMA tujuh tahun kemudian yang membuat keduanya di tuntun kembali untuk bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 5

"saya yang mandul" jelas devano seketika membuat kedua wanita paruh baya itu terkejut terutama ibunya.

"becanda kamu mas, gak lucu ya, nanti di kabulin Tuhan tahu rasa kamu" seorang ibu mana yang tida syok mendengar pengakuan putranya yang mengatakan bahwa dirinya mandul. Karena tak ada dalam sejarah keluarganya dari kakek neneknya dan buyut buyutnya yang mandul, pikir seorang ibu anaknya pasti asal bicara supaya istrinya tidak di desak untuk hamil.

"devan ibu tau kamu asal bicara demi melindungi ayana dari desakan kami kan? Tapi nak, jangan bercanda seperti itu,nanti di catat malaikat,gak baik" ibu ayana pun berpikiran sama halnya dengan besannya itu.

Di antara mereka berdua, ayana lah yang paling syok mendengar ungkapan pria di sampingnya, sampai mulutnya tak mampu bersuara.

Bagaimana bisa ada pria sebaik ini mati matian melindunginya sampai mengklaim dirinya mandul.

rasa kasihan dan bersalah menyeruak dalam hatinya, betapa teganya seorang ayana menyakiti pria yang selalu siap memasang payung untuk dirinya agar tak kehujanan sampai tak memedulikan dirinya sendiri yang basah kuyup karena di guyur hujan demi melindunginya tetap aman.

Ya tuhan apa yang harus dilakukan Ayana membalas kebaikan pria di sampingnya saat ini.

Berbicara soal hatinya, jujur ayana tak mampu, dan tak mau memberi harapan dalam ketidakmampuan memaksa hatinya untuk menerima devano.

bukan sekali ayana belajar membuka hati untuk pria yang menjadi suaminya itu, namun disaat ayana berusaha mencoba, mimpi itu selalu muncul dalam tidurnya, mimpi yang sempurna seakan memberi perasaan yang nyata.

ayana merasakan perasaan yang selalu di rindukannya dalam mimpi itu,sosok pria jangkung berkulit sawo matang yang pernah ada di masalalu yang menghantuinya dalam mimpi.

Entahkah sang semesta yang berusaha mencoba memperingatkan bahwa jangan pernah melupakan pria itu ataukah alam bawah sadar ayana yang masih tak menerimanya.

Dari semua itu yang ayana tak mengerti adalah kenapa semesta seakan mempermainkannya, kenapa dirinya tak bisa melangkah maju menatap masa depan baru, sedangkan untuk menghilangkan dan melepaskan perasaan dari masalalunya saja harus sampai menghantuinya dalam mimpi.

dan jika mimpi itu mengisyaratkan agar jangan pernah melupakannya, lantas mengapa takdir tidak mempersatukannya saja?

pada akhirnya cinta itu memilih merindunya seumur hidup.

"ayo istirahat" devano kembali memapah ayana menuju kamarnya.

"mas mama belum selesai bicara loh" namun devan tak berniat memedulikan kedua wanita paruh baya itu

"ayana kamu kok diam aja sih suamimu sampai seperti itu" tau bahwa ucapan besannya tak di gubris putranya,ibu ayana menimpali dengan menegur putrinya. Namun lagi-lagi ayana juga tak menggubrisnya

"issssh kalian itu bukannya menyambut orang tua yang berkunjung malah di abaikan begitu"kesal ibu ayana

"gak sopan"lanjutnya.

"sudah jeng, kita lanjutkan lain kali mungkin keduanya terlalu sensitif terhadap masalah ini,biarkan mereka berdua tenang dulu baru kita bicarakan baik-baik" bujuk ibunya devano menenangkan.

Terlihat ibu devano lebih bijaksana dibandingkan ibu dari ayana, mendengar besannya mengatakan itu akhirnya merekapun memilih pulang saat itu juga.

"istirahatlah"tutur devano membaringkan tubuh ayana dan menyelimutinya.

_________

Tiga hari kemudian....

Beberapa hari kemudian ibu ayana datang berkunjung lagi di saat devano tengah di kantornya, ibunya sengaja datang di waktu siang hari saat ayana sedang sendirian,karena jika ada devano ayana selalu di bela devano di depan ibunya.

 iriana tidak terima dan sangat tidak bersabar menunggu hari ini tiba untuk menegur putrinya itu, demi melindungi ayana yang tidak ingin mengandung devano sampai rela mengakui dirinya mandul, Ayana sangat keterlaluan pikir ibunya.

Benar saja saat ibu iriana tiba, devano tengah di kantor dan hanya menyisakan ayana di rumahnya bersama beberapa maidnya.

Seorang wanita paruh baya, Ibu Iriana, masuk ke dalam rumah Ayana dengan wajah yang tegas. Ayana sedang duduk di ruang tamu melihat kedatangannya tampak cemas.

"Ayana... Kenapa kamu belum bisa mengerti apa yang sudah saya katakan berkali-kali?" ibu iriana dengan nada dingin yang langsung membuka pembicaraan langsung pada intinya

Ayana terkejut dan mencoba menyembunyikan ketegangannya

"ibu, kenapa datang pagi-pagi sekali? kak devano kan sedang di kantor."

Ibu Iriana melangkah lebih dekat, nada suaranya semakin tajam

"Justru itu yang ibu harapkan! Tidak ada Devano, jadi sekarang ibu bisa berbicara dengan kamu tanpa ada yang membela."

Ayana terdiam, menunduk, merasa tidak nyaman

"bu, tolong… jangan mulai lagi."

Ibu Iriana duduk di depan Ayana dengan tatapan tajam.

dengan suara lebih rendah namun penuh tekanan ibu ayana berkata

"Ayana, sudah berapa kali ibu katakan bahwa kamu harus melakukan apa yang seharusnya seorang istri lakukan? Ini bukan soal cinta, ini soal keluarga, masa depan, dan harapan orang tua. Kenapa kamu menolak begitu keras untuk punya anak? Mengapa harus mengakui hal yang tidak benar, mengatakan bahwa devano mandul hanya karena tidak ingin mengandung anak dari Devano?"

Ayana dengan suara gemetar

"bu, aku tidak… Aku hanya ingin kita bahagia. Aku tidak ingin melukai Devano lebih jauh."

Ibu Iriana memotong, dengan penuh amarah

"Tidak ada yang lebih penting dari keluarga, Ayana! Kamu tahu betul apa yang harus kamu lakukan! Kamu mengorbankan segalanya hanya demi kebahagiaan pribadi yang tidak jelas."

Ayana berusaha menjelaskan, suaranya mulai meninggi karena emosi

"ibu tidak mengerti! Aku sampai di titik ini berkat paksaan siapa?. Aku butuh waktu untuk itu, aku—"

Ibu Iriana dengan tatapan penuh kekecewaan

"Jika kamu benar-benar menghargai pengorbanan Devano, kenapa kamu tidak bisa memberikan apa yang diinginkannya? Apa kamu ingin menghancurkan rumah tangga ini? Jangan beralasan dengan 'belum siap'—itu hanya alasan! Kamu tidak tahu betapa sakitnya bagi seorang ibu melihat anaknya menolak kebahagiaan begitu saja!"

Ayana berdiri, hampir menangis, sambil mencoba menahan dirinya

"ibu, tolong… aku tidak ingin ada lebih banyak tekanan lagi. Aku ingin kita semua baik-baik saja, jadi tolong jangan ikut campur urusanku terlalu jauh."

Ibu Iriana berdiri, menatap Ayana dengan ekspresi marah namun penuh kekecewaan. Ia mendekat dan menampar pipi Ayana dengan mata penuh amarah

"kamu tak tau di untung,sudah ibu jodohkan dengan lelaki baik baik,namun kamu masih merindukan lelaki lain"

"pokoknya ibu gak mau tau,ibu akan atur jadwal konsultasi ke dokter kandungan untuk program kehamilan kalian"

bu Iriana berbalik dan pergi meninggalkan Ayana yang terpaku di tempatnya, bibirnya bergetar menahan tangis.

Devano duduk di meja kerjanya, tampak fokus dengan pekerjaannya. Teleponnya berdering, ia melihat nomor Ayana dan mengangkatnya.

Devano dengan suara lembut, penuh perhatian mengangkat panggilan itu

"Ayana, kamu baik-baik saja?"

Ayana di sisi lain telepon, terdengar ragu dan cemas, saat ini Ayana hanya butuh seseorang yang mempu membuatnya tenang

" aku... aku tidak tahu harus bagaimana. ibu... ibu sangat marah lagi."

Devano terdengar khawatir

"Ayana, tenang. saya akan pulang secepatnya. Kita bisa bicarakan ini bersama."

dengan suara teredam, ayana berusaha tegar

"Tidak, Kak. Tidak perlu. ibu sudah pergi, dan aku akan baik-baik saja. Aku hanya... aku hanya butuh waktu."

Devano menatap teleponnya, merasa cemas tetapi menghormati keputusan Ayana.

"baiklah,tunggu saya pulang nanti sore saya usahakan pulang cepat".

Ayana duduk di ruang tamu yang kosong, matanya kosong, memikirkan kata-kata ibunya. Maid masuk dan menatapnya dengan khawatir.

"Nona, Ibu Iriana sangat tegas. Tapi Nona tahu apa yang terbaik untuk Nona, bukan?"salah satu maid dengan lembut, mencoba menghibur

Ayana tersenyum tipis, namun matanya tampak kosong

"Entahlah. siapa yang tau baik untukku atau tidak,Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi."

Maid duduk di samping Ayana, memberi dukungan tanpa menghakimi.

1
Duta Ajay
tetep semangat berkarya yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!