NovelToon NovelToon
Pernikahan Luar Biasa

Pernikahan Luar Biasa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:14.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Dipinang adiknya, tapi dinikahi kakaknya. Loh!! Kok bisa? Terdengar konyol, tapi hal tersebut benar-benar terjadi pada Alisya Mahira. Gadis cantik berusia 22 tahun itu harus menelan pil pahit lantaran Abimanyu ~ calon suaminya jadi pengecut dan menghilang tepat di hari pernikahan.

Sebenarnya Alisya ikhlas, terlahir sebagai yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan tidak dapat membuatnya berharap lebih. Dia yang sadar siapa dirinya menyimpulkan jika Abimanyu memang hanya bercanda. Siapa sangka, di saat Alisya pasrah, Hudzaifah yang merupakan calon kakak iparnya justru menawarkan diri untuk menggantikan Abimanyu yang mendadak pergi.

*****

"Hanya sementara dan ini demi nama baikmu juga keluargaku. Setelah Abimanyu kembali, kamu bisa pergi jika mau, Alisya." ~ Hudzaifah Malik Abraham.

Follow ig : desh_puspita

******

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 - Dia Benar Hudzai? - Alisya

"Kan Papa sudah pengalaman, siapa tahu bisa kasih saran," tutur Hudzai serius.

Memang benar adanya dia bingung dan berharap sang papa akan memberikan sedikit gambaran terkait cara untuk meminta izin pasangan jika hendak membicarakan masalah sepenting ini.

"Saran?"

"Iya, dulu Papa gimana pas sama Mama?"

"Pakai tanya ... langsung eksekusi saja, jangan kebanyakan basa-basi tembak langsung saja, tapi di dalam!!"

Gleg

Mata Hudzai mengerjap pelan, seketika dia meneguk salivanya pahit tatkala mendengar jawaban sang papa.

Pertanyaannya apa, tapi jawabannya apa, tidak sinkron sama sekali. Hudzai bertanya cara izin, tapi yang sampai di otak Papa Zean justru cara membuat. Ya, sejauh itu memang arah pikiran mereka.

"Bukan ...."

"Bukan apanya? Dimana-dimana memang begitu, Hudzai, coba tanya pada yang lain, pasti jawabannya sama," seloroh Papa Zean masih tidak nyambung juga.

Hudzai yang berada di hadapannya benar-benar menyesal bertanya. Sesekali, Hudzai memijat pangkal hidung seraya menghela napas panjang.

"Maksudku cara izin, Pa, cara minta atau diskusinya ... bukan cara buat ya, Tuhan," ucapnya terlihat jelas selelah itu.

Jika saja bukan orangtua, mungkin Hudzai sudah meluapkan kekesalan dengan cara yang berbeda. Umpatan dan kata-kata mutiara agaknya halal dilontarkan pada Papa Zean saat ini.

Salah bertanya dirinya, harusnya pada Om Evan atau Om Bima yang agak lebih sehat akalnya. Baru Hudzai ingat, bahkan bertanya pada Papa Zean tak ubahnya bertanya pada setan, menyesatkan.

Setelah mendengar penjelasan Hudzai barulah Papa Zean mengerti dan sadar jika dirinya asal sebut. Sontak dia tertawa pelan dan menepuk pundak sang putra saking malunya.

"Oh, cara diskusi?"

"Iyaaaa, itu maksudnya."

"Hadeuh ... bilang dari tadi."

Tidak ada tanggapan lagi, walau sudah sejak tadi Hudzai mengatakan hal itu, dia hanya menghela napas berat karena benar-benar malas untuk berdebat.

Dia masih setia menunggu, Papa Zean tak segera menjawab dan kini seolah tengah berpikir panjang. Jika dilihat dari raut wajahnya, memang akan serius, tapi tidak tahu jika sudah terlontar dari bibirnya nanti.

"Ehm kalau menurut Papa, tanya baik-baik ... cara tanyanya bagaimana? Ya kau pikirkan sendiri, kau punya mulut untuk bicara dan Papa rasa kau pernah sekolah, jadi sebisa kau saja, Dzai!! Papa tidak pernah diskusi soalnya, Mamamu tahu-tahu hamil waktu itu."

"Ah, begitu?"

"Iya, begitu saja saran dari Papa."

Hudzai seketika menghela napas kasar. Saran dari papanya sangat baik, tapi akan lebih baik tidak memberikan saran saja.

Sudah persis bertanya pada anak SD. Jika hanya begitu, Dewangga juga bisa, pikirnya. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Hudzai memilih pamit lebih dulu.

"Itu saja yang ingin kau tanyakan?"

"Iya, Pa, itu saja."

"Heum? Cara bikinnya tidak?" tanya Papa Zean lagi dan lagi-lagi membuat batin Hudzai tertekan dibuatnya.

"Insya Allah." Hudzai mengangguk pelan, caranya menjawab mulai ogah-ogahan karena cukup menguras tenaga.

"Wih, yakin bisa?" tanya Papa Zean kembali memastikan, jawaban dari Hudzai seolah meragukan bagi dirinya.

"Iya, Papa bisa."

"Okay, tapi kalau memang bingung boleh tanya sama Papa."

Hudzai mengangguk, lidahnya sudah selelah itu untuk menimpali pertanyaan sang papa. Energinya seolah benar-benar terkuras saat menghadapi papanya.

Sejujurnya Hudzai tidak sependiam itu. Ada kalanya dia banyak bicara, tapi juga bisa mendadak jadi pendiam juga, tergantung lawan bicara.

Jika bersama rekan bisnis dan koleganya mungkin Hudzai punya banyak tenaga. Akan tetapi, dihadapkan dengan seorang Zean di mode kurang waras begini, dia menjadi sangat lelah.

Saking lelahnya, hendak melangkah menuju kamar saja seolah tak sanggup. Dia bicara hanya dengan mulut dan otak, tapi lelahnya hingga sekujur tubuh, sungguh Hudzai tidak mengerti sebenarnya.

"Pengantin baru lemes amat, mau aku buatkan ramuan agar staminamu kembali?"

"Bicaramu yang sopan, Habil!"

Sudah lelah menghadapi Papa Zean, beberapa langkah menuju kamar dia justru dipertemukan dengan biang keladi yang kian lama kian membuatnya sakit kepala.

Beruntung saja permintaan Hudzai untuk tinggal berdua dan angkat kaki dari rumah ini sudah disetujui, jadi setidaknya Hudzai tidak akan tersiksa lebih lama lagi.

Membayangkan jika harus hidup lebih lama di atap yang sama bersama Habil dan adik-adiknya, bisa dipastikan rambut Hudzai ubanan sebelum waktunya.

.

.

Pertemuan bersama Papa Zean dan Habil nyatanya memang membuat lelah. Tak bisa menahan lagi, saat ini yang terbesit di otak Hudzai hanyalah istirahat.

Akan tetapi, begitu tiba di kamar Hudzai dibuat tak bisa berkata-kata lantaran disambut pemandangan pundak mulus Alisya yang terbalut lingerie berwarna merah menyala itu.

Entah Alisya dapat dari mana, tapi kemungkinan besar bukan kemauannya. Terbukti bahwa kini Alisya tampak malu sembari memandangi wujudnya di dalam cermin.

Hudzai tidak bisa mendengar dengan jelas karena kebetulan cukup jauh. Akan tetapi, bisa ditebak jika kini memang sedang mengomel.

Beberapa saat Hudzai menunggu, dia terus memandangi sang istri sembari bersedekap dada.

Alisya mungkin belum sadar, hingga tak lama berselang, sang istri mengangkat wajahnya hingga bisa menangkap bayangan Hudzai di belakangnya.

"Hah? Aa'?" Alisya berbalik, sudah tentu sembari menutup beberapa area sensitifnya, terutama dada.

"Kamu sedang apa?" tanya Hudzai berlagak santai, padahal jantungnya berdebar tak karu-karuan.

Perlahan dia mendekat, wajah Alisya tentu saja memerah. Sedikit menyesal dia mengikuti ide konyol dari Haura yang mendadak meminta untuk mencoba pakaian dinas untuk menyambut Hudzai malam ini.

Walau sebenarnya dia paham betul bahwa hal semacam ini masuk kategori menyenangkan suami, tetap saja setelah di hadapan Hudzai jantungnya seperti akan melayang.

"Ehm, ini ... a-aku cobain hadiahnya Haura, aneh ya?" tanya Alisya menggigit bibir dan merasa penampilannya saat ini memang memalukan sebenarnya.

"Tidak, bagus-bagus saja sepertinya," sahut Hudzai masih berusaha santai walau jiwanya sudah bergelora sejak awal.

"Bagus?"

"Iya, kamu seksi pakai itu," puji Hudzai terang-terangan, tanpa sedikitpun keraguan dan hal itu jelas saja Alisya terkejut dibuatnya.

Jika kata-kata itu keluar dari bibir pria lain mungkin Alisya biasa saja. Akan tetapi, untuk ukuran Hudzai rasanya kata-kata seksi itu agak aneh saja sebenarnya.

"Yang ini apa?" Hudzai mendekat, tidak ingin canggung semakin lama hingga dia mengalihkan perhatian pada paper bag yang terletak di atas meja.

Seolah sengaja menantang diri sendiri, Hudzai mendekat padahal penampilan sang istri sudah persis Miyabi.

"Sama saja, beda warna tapi," jawab Alisya sembari menahan rasa malu yang bahkan sudah lebih besar dari dirinya sendiri itu.

"Oh," sahut Hudzai sekenanya. Ada sedikit sesal kenapa dia mencaritahu, karena kini yang wajahnya sudah semerah itu.

Di sisi lain, Alisya yang sama iyanya masih bingung hendak bagaimana. Jawaban Hudzai juga sangat apa adanya, jelas bingung sebagai wanita.

"Sebelum mulai perang ... suruh Kak Hudzai pilih sendiri, karena jujur aku kurang tahu warna kesukaan kak Hudzai."

Alisya masih diam, dia memandang Hudzai dari ekor mata dan mulai mempertimbangkan saran Haura.

"Ehm A' Hudzai ... Neng mau tanya deh."

"Tanya? Tanya apa?" sahut Hudzai menatap lawan bicaranya.

"Dari dua ini, Aa' suka yang mana?" tanya Alisya langsung pada intinya, pembicaraan mereka sudah seperti pasangan yang sudah lama mengenal saja.

Hudzai tampak berpikir, kali ini dia berani memandang Alisya lebih lama bahkan terang-terangan memerhatikan wanita itu dari ujung kaki hingga ujung kepalanya.

"Suka semua."

"Heum? Suka semua?"

"Iya, tapi akan lebih suka lagi kalau kamu tidak pakai apa-apa," ucapnya tersenyum tipis sembari mengedipkan mata sebelum kemudian berlalu ke kamar mandi segera.

"Uhuk ... di-dia benar A' Hudzai, 'kan? Tapi kok?"

.

.

- To Be Continued -

1
Anik Ekawati
aku suka gayamu mas abim
Anik Ekawati
kalo.nenek peyot langsung tlpon laki lu. video call biar kapok nenek peyot ga ganggu kamu.lagi
kartika wayankartika
ada ada aja masak di blang ampas'bukan susu cai ya
kartika wayankartika
wkwkwk
Anik Ekawati
kalo opa.khail tau cucu kesayangan nya ngekost bisa di amuk papa zean helloooowww keluarga megantara ngekost
Anik Ekawati
kan ada apartmen siap huni tinggal pindah
Anik Ekawati
mau main main ama keluarga megantara
Anik Ekawati
aku suka gayamu pohon kurma kalo dah ngamuk beringas juga sikaatttt
Anik Ekawati
samperin tuh nenek peyot kalo dibiarin makin meresahkan dia kudu kasih ultimatum dikit...abim...mana abim...
She Jutex MImi
mengandung bawang 😭
Danil Islami Dynan
Luar biasa
She Jutex MImi
diam² menghanutkan hati² ya sya...
Lina farlina Farlina
aku suka
Anik Ekawati
astagaaa si bocah birahi ternyata pelaku nya hadeh kacau nih pelaku nya anggota megantara piye jaallll
Anik Ekawati
thor novelmu ini coba tawarin ke produser pasti laku keras cerita nya bagus semua novelmu ini ketimbang sinetron ikan terbang
Anik Ekawati
abimanyu + azka + opa mikhail pasti bikin ngakak 3tokoh megantara yg paling kusuka jiahahaaa koplak mereka
Anik Ekawati
ya allah ngakak pasti penghuni socotra yg nongol jiahahahaaaa ya allah ulah cucumu opa ada ada aja bikin ngakak
Anik Ekawati
woooiiiiii pohon kurma bini lo kedinginan di kamar semoga alisya tak sebodoh itu bisa pake baju pohon kurma timbang nahan dingin dasar laki lo sinting lo aduin ama opa khail biar digantung dipohon toge
aryuu
papa lukutan rupanya
aryuu
Gusti ngakak sampe ginjal bergetar/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!