kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34.Tempat Baru.
Namun sesaat setelah Andika duduk dan melihat kode dari sistem tersebut dari layar komputernya........
Rasa tegang dan takut yang tadi Andika rasakan, kini mulai menghilang. Tergantikan oleh rasa penasaran sekaligus takjub atas apa yang di lihatnya di layar komputer itu.
Selama ini, ia baru mempelajari bahasa pemrograman secara mandiri. Dimana selama ini pelajaran yang diberikan kampus masih terlalu sederhana dan tertinggal beberapa bulan dibandingkan dengan pemahaman Andika saat ini.
Maka, karena itulah......
Melihat kode yang sesungguhnya, kode yang kini masih dalam pengembangan, membuat Andika merasa senang dan tertantang untuk mempelajarinya.
'Cetak..... Cetak...... Cetak..... '
Tanpa ada sepatah kata pun antara Andika dan pak Agus, pemuda itu dengan serius dan teliti nampak terus mengetikkan banyak hal dalam komputer tersebut. Sesekali ia nampak menghapus beberapa baris kode setelah ia menyadari kalau dirinya membuat kesalahan.
Kini, puluhan menit sudah berlalu. Andika masih nampak berusaha untuk mengotak-atik kode dengan bahasa phyton itu. Mempelajari secara langsung apa fungsi dari setiap perintah dalam kode, kemudian memanfaatkannya untuk membersihkan bug dalam kode tersebut.
Hingga akhirnya. Setelah hampir kurang lebih dua jam Andika mengotak-atik kodenya, kode tersebut.....
Muncul sebuah notifikasi dari layar komputernya setelah ia menjalankan program itu untuk yang kesekian kalinya.
'Request failed, error'
Barisan notifikasi itu muncul, dengan warna merah tepat di tengah layar komputernya.
"Ah..... Kalau begitu...... "gumam Andika yang berniat segera kembali menelusuri ribuan baris kode dalam sistem itu. Mencari dimana bagian kesalahannya.
Namun sebelum Andika akan kembali melanjutkan semuanya itu......
'Sruuuuuughh....... '
Pak Agus segera menghentikan tangan Andika. Dengan tatapan tajam dan wajah datarnya, Pak Agus berkata.....
"Cukup.aku sudah paham, tapi seperti yang aku duga, kemampuanmu saat ini tak akan cukup untuk melakukan coding pada sistem ini."
"Eh.... Tapi, aku masih mau...... "
"Aku butuh belajar kurang lebih dua tahun lamanya untuk benar-benar bisa menguasai bahasa pemrograman ini. Melihatmu bisa memahami 75% dari seluruh kode dalam sistem ini, saya sudah jelas." lanjut pak Agus masih dengan wajah datarnya melihat ke arah Andika.
"Ma.... Maaf. " balas Andika nampak terlihat sedikit sedih dan kecewa.
Hanya satu kata itu saja yang bisa keluar dari mulut Andika. Ia sadar, bahwa lagi-lagi dirinya gagal di hadapan seseorang dengan status yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengannya itu.
Dan itu berarti hanya satu hal, bahwa Andika telah kehilangan satu-satunya kesempatan untuk bisa diakui olehnya.
Namun sayangnya.....
"Maaf? Kenapa? Barusan aku memujimu." balas Agus singkat.
Karena wajah dan suaranya yang selalu datar terhadap Andika, ia tak bisa mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Agus. Apakah itu memuji, menghina atau memberikan saran dan kritikan.
"Eh?" Andika terkaget dengan apa yang dibilang pak Agus barusan.
"Apakah benar, barusan pak Agus memujiku." pikir Andika di dalam hatinya.
"Tak seperti teman bodohku itu, aku menempuh pendidikan yang sedikit lebih tinggi. Dan itu juga salah satu alasan kenapa aku tak memiliki banyak hutang sebanyak dirinya."balas Agus, dengan mata yang melirik ke arah pak Joko.
" Hah.... Bilang apa kau?"teriak Joko dengan keras yang berada di sudut ruangan itu.
"Mau aku batalin perjanjiannya."balas Agus yang nampak menyipitkan matanya.
" Please lah.... Jangan. Ka.. Kasihan Andika. Ya? Hehe.... "
Andika yang masih kebingungan untuk mencerna seluruh kejadian barusan, kini hanya bisa terdiam. Menatap ke arah keduanya dengan penuh tanda tanya di wajahnya.
"Pakai aja kamar di lantai 4 kamar no 3,sudah aku siapin semuanya. Kuncinya ada pada satpam. Tinggal kamu ambil." ucap Agus sambil menepuk pundak Andika beberapa kali.
"Te.... Terima kasih banyak pak Agus." balas Andika yang langsung membungkukkan badannya.
"Kalau minat. Setelah lulus kabari aku. Nanti bakalan aku carikan proyek yang bagus dengan bayaran yang lumayan. Tapi yah..... "
Agus nampak men-jeda kalimatnya sesaat sambil melihat ke arah Andika yang masih membungkukkan badan ke arahnya.
"Itu kalau kamu masih mau membungkuk ke orang lain, seperti sekarang ini."lanjut Agus kembali menyelesaikan kalimatnya tadi yang ter-jeda, hingga sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan Andika.
" Eh? Maksudnya?"Andika merasa bingung atas ucapan yang barusan disampaikan pak Agus.
Berkali-kali Andika mencoba memutar ulang kalimat yang diutarakan pak Agus barusan. Namun sayangnya, dirinya masih tak mampu untuk memahaminya.
'Plaaaak.... '
Tiba-tiba pak Joko nampak memukul punggung Andika dengan cukup keras dari belakang.
"Hahaha.... Nggak usah dipikirin omongan orang sinting itu. Yang ada di kepalanya itu cuma duit-duit dan duit."ujar pak Joko sambil tertawa keras.
"Begitu ya pak!!" balas Andika singkat, sambil terus melihat ke arah punggung pak Agus berjalan pergi meninggalkan dirinya dan juga pak Joko di ruangan itu.
"Itu kalau kamu masih mau membungkukkan badan kamu kepada orang lain, sama seperti saat ini. "
Kata-kata dari pak Agus itu masih menghantui pikiran Andika.Dan dengan sekuat tenaga, Andika mencoba mencerna dan memahami kata-kata tersebut.....
Bersambung.......
DinDut Itu Pacarku ngasih Iklan