Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gempar
Hari yang ditunggu pun tiba, pagi ini semua yang ada di asrama berbondong-bondong menuju keluar asrama mencari tau suara keras apa yang tadi malam mereka dengar.
Sari pun ikut menyusul yang lain sudah terlebih dahulu keluar asrama. Ditemani ibu sri yang masih berada di asrama, ibu sri berjalan keliling ke asrama mencari tau apa yang sudah terjadi tadi malam.
Perlahan ibu sri berjalan sambil terus melihat mencari sesuatu disekitaran asrama. Tak lama langkah ibu sri terhenti tepat di luar jendela sebuah kamar, yang kamar itu dihuni oleh mira, eka, dan santi.
Melihat ibu sri yang terhenti langkahnya, mereka pun berbondong menghampiri ibu sri. Betapa terkejutnya mereka melihat ada tampak bekas cakaran kuku tepat di samping jendela kamar tersebut.
Sontak ibu sri pun memanggil siapa yang meniduri kamar tersebut. Mira, santi dan eka pun maju mendekati ibu sri.
"malam ini kalian jangan keluar kamar. Tetap didalam kamar perbanyak ibadah dan terus berzikir" kata ibu sri.
Mendengar perkataan ibu sri membuat mira, santi dan eka bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Namun ibu sri tidak dapat berkata banyak karena takut membuat anak asrama makin ketakutan.
"sudah tidak perlu dipikirkan ini hanya kerjaan orang iseng. Yang penting ikuti kata ibu, ibu tidak bisa berlama-lama disini karena ada kerjaan ibu sudah menunggu di desa"
Dengan berat hati desi dan semua anak asrama pun berpamitan dengan ibu sri.
Karena hari ini adalah hari minggu, tidak banyak aktifitas yang bisa sari lakukan selain hanya bersantai-santai.
Sedang asik sari bersantai dikamar, tiba-tiba terlintas dipikiran sari untuk menanyakan tentang kejadian tadi malam kepada narin.
Celingak-celinguk sari mencari keberadaan narin, sambil terus berjalan keliling di dalam asrama. tiba-tiba sari melihat ada mira yang berdiri didepan kamarnya sambil terus memegang kepalanya.
Melihat mira terus memegang kepalanya sambil terus menjambak-jambak rambutnya sendiri, sari pun menghampiri mira dan bertanya keadaan mira "mir, kamu nggak papa? kamu nggak enak badan ya?
Belum sempat mira menjawab tiba-tiba mira menoleh ke arah sari dengan tatapan marah sambil berteriak "Ini urusanku dan ini punya ku!!"
Terdengar teriakan mira cukup menggema sehingga membuat sari kaget dan terjatuh kelantai. Dan tak lama mira pun terlihat lemas dan jatuh pingsan.
Melihat mira yang jatuh pingsan, sari pun segera bangkit menghampiri mira dengan penuh kekhawatiran.
"mira , bangun mir!! Tolong bantu mira pingsan" teriak sari meminta bantuan.
Mereka yang mendengar teriakan sari pun
berbondong-bondong mendatangi sari dan mira, lalu bersama-sama menggotong mira kedalam kamarnya.
Santi melihat teman sekamarnya terbaring lemas pun bertanya kepada sari "sar memang tadi mira kenapa kok bisa pingsan gini? "
Dengan masih dengan kebingungan mencerna semua kejadian ini, sari pun berusaha menjelaskannya "tadi yang kulihat mira kayak kesakitan kepala soalnya megang kepalanya terus tapi pas aku tanya kenapa dia tiba-tiba marah ke arah ku semacam orang kesurupan nggak lama langsung pingsan"
mendengar itu sonya pun nyeletuk "apa ini ada kaitan dengan kemaren ya? Terus bekas cakaran itukan tepat diluar jendela kamar ini. Aku cuma takut kalau ada yang berniat jahat sama mira".
Perkataan sonya ada benarnya, kejadian ini seolah jawaban atas pertanyaan kami yang tidak mau ibu sri jawab.
Dengan dihantui terus rasa takut dina pun memberi saran "apa sebaiknya kita lapor ke pak deden ya, biar pak deden biar bawa orang pintar kesini. Semenjak kejadian tadi malam aku rasa ada yang nggak beres"
Mendengar saran dina pun sari dan teman-teman yang lain setuju untuk melaporkan kejadian tadi malam sampai kejadian yang menimpa mira ke pak deden.