"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Melawan
Hari ini, Fira kembali berjalan melewati rumah Raya. Dia disuruh datang oleh Santi untuk membantunya menjaga toko sebentar. Karena dia ada sedikit urusan mendadak, padahal semenjak Farhan mengutarakan idenya itu, baik Farhan dan Fira sama-sama telah menghubungi Santi untuk mengutarakan niat mereka.
Tetapi, karena ini urusan mendadak. Santi kembali menghubungi Fira, sebab dia belum juga mendapatkan pengganti yang bisa dipercayanya.
"Eh pengantin baru, mau kemana?" cetus Marni yang kebetulan sedang duduk bersama Raya.
"Mau, kerja Bi." sahut Fira singkat.
"Eh kok masih kerja. Bukannya udah ada yang nafkahi? Oo lupa, kan suaminya kismin." kekeh Raya yang mendengar ucapan dari Fira.
"Iya nak, beda sama suamimu. Dia memberikan mu uang tanpa harus bekerja. Dia malah menyuruhmu berfoya-foya, tanpa pernah memperingati untuk berhemat." lanjut Marni.
"Ingat Bi, suami Raya juga mantan kekasih aku yang kalian rebut." ucap Fira meninggalkan mereka berdua.
"Fira sialan." teriak Raya.
Mendengar itu, Fira kembali lagi pada sepupunya itu.
"Tolong di ingatkan ya suaminya. Agar jangan menatapku terlalu lama. Karena dia sudah punya istri." kekeh Fira, berlari meninggalkan Raya dan Marni.
Marni langsung menahan tangan Raya, kala melihat anaknya mengambil sendal hendak mengejar Fira.
"Tenang nak, tenang. Jangan buat Fira semakin senang. Apalagi, melihatmu dengan muka merah begini." ujar Marni menenangkan anaknya.
"Tapi Bu," Raya menghentikan ucapannya, dan masuk kedalam dengan kaki di hentak-hentakkan.
Fira masih saja tertawa, kala mengingat wajah kesal sepupunya itu.
"Ternyata Bang Farhan benar, berhenti untuk tidak enakan sama orang yang seenaknya sama kita itu seru." kekeh Fira.
Tiba-tiba saja wajah bersemu, kala mengingat suaminya itu.
Melihat kedatangan Fira, Santi langsung pergi dengan buru-buru, karena sebetulnya dia sudah terlambat.
Fira datang agak siangan, jadi Farhan sudah tidak lagi berada disana. Karena sekarang sudah saatnya dia kerja di pom bensin.
Fira pernah bertanya pada Farhan, kenapa kerja di dua tempat sekaligus. Jawaban Farhan adalah, jual buah adalah kerja sampingan, sedangkan di pom bensin adalah kerja yang sesungguhnya. Karena pom bensin masuknya siang, jadi paginya digunakan untuk bekerja. Sebab waktu adalah uang.
Fira senang, karena Farhan tipe lelaki yang apa-apa usaha sendiri. Berbeda dengan Alvin, yang apa-apa mengharapkan orang tuanya. Bahkan sekarang, Alvin juga bekerja bersama Ayahnya.
Ya, baik Hendra dan Alvin sama-sama bekerja di perusahaan bidang properti. Dimana Hendra yang menjabat sebagai wakil direktur, sedangkan Alvin masih jauh dibawah Ayahnya.
Perusahan tersebut memang bukan milik keluarga Hendra, tetapi Hendra merupakan salah satu orang kepercayaan di perusahaan yang memperkerjakannya itu.
Fira bekerja seperti biasanya. Dan dia malah meminta pada Santi untuk bekerja seharian penuh seperti biasanya. Tentu saja , Santi sangat senang, karena dia bisa istirahat, setelah beberapa hari berkutat di toko sendirian.
Farhan datang untuk menjemput Fira pulang, kedatangan Farhan bersamaan dengan Santi yang datang untuk mengambil uang hasil jualannya hari ini.
Setelah membantu menutup toko, Santi langsung pamit pulang. Sedangkan Farhan dan Fira memutuskan untuk jalan-jalan sebentar.
Dengan mengunakan motor butut milik Farhan. Mereka mengelilingi sepanjang jalan. Sampai akhirnya, Farhan membawa Fira pada sebuah taman. Disana, terdapat beberapa orang pedagang makanan. Karena setiap malam, pasti ada saja orang-orang duduk di taman tersebut, walaupun hanya untuk membeli makanan.
Fira dan Farhan sama-sama memesan bakso, baru saja mereka makan beberapa suap. Terlihat, Raya dan Alvin turun dari mobil. Dan menghampiri mereka berdua.
Fira langsung menunduk, kala Alvin mendekat ke arahnya. Farhan yang paham keadaan istrinya, langsung menggenggam erat tangan Fira, yang sedang terkepal.
"Tenang ... Abang akan selalu bersamamu." bisik Farhan. Dan itu, berhasil menjadi kata-kata sebagai obat untuk Fira.
"Masak pengantin baru, makannya disini. Eh lupa kan gak sanggup kalau ke tempat mewah." kekeh Alvin duduk di depan Farhan dan Fira. Juga, di ikuti oleh Raya.
Raya langsung meletakkan sebuah tas, di meja. Seolah-olah guna memamerkan tas dan cincin serta gelang yang dipakainya. Sebab seingat Fira, tadi siang saat berjumpa Raya di rumahnya, Raya belum menggunakan gelang dan cincin tersebut. Hanya, ada cincin nikah, dijari manisnya.
"Lihat nih, suamiku. Mentraktir istrinya, bukan makanan murahan seperti ini. Tapi, langsung membeli emas di toko Indah bersinar. Kalian pasti belum pernah kesana kan?" kekeh Raya, dan Alvin langsung memeluk bahu istrinya.
"Indah bersinar, punya Papa Mama gua." batin Farhan.
"Tapi kalian jangan kesana deh, kasihan nanti di usir." lagi mereka berdua sama-sama tertawa.
"Maaf Dik, mau pesan bakso apa?" tanya penjual bakso lembut. Karena dia pikir mereka mampir ke tempatnya untuk membeli bakso.
"Kami, gak level makan makanan pinggir jalan gini. Gak kayak mereka." sinis Raya.
"Mereka gak sanggup bayar Pak, jadi maklumi aja." sahut Farhan tanpa melihat ke arah dua manusia didepannya.
"Oo tak sanggup bayar toh." sindir sang penjual meninggalkan meja tersebut.
"Apa maksudmu mengatakan kami gak sanggup bayar hah!" bentak Alvin tidak terima.
"Emang salah ya? Bukannya jika sanggup kamu akan membelinya?" tanya Farhan.
"Kami gak level ya, gak level." Raya membela suaminya.
"Bukannya, dulu kita sering makan makanan pinggir jalan ya Raya? Kamu udah lupa?" kekeh Fira memberanikan diri menatap Alvin juga Raya.
"Setidaknya aku udah naik tingkat sejak menikah, gak kayak kamu masih jalan ditempat." sinis Raya.
"Ooo ..." sahut Fira tanpa lagi memperdulikan dua orang didepannya.
Farhan langsung menyuapkan bakso pada Fira, dan Fira mengucapkan terimakasih dengan memberikan kedipan matanya serta kecupan di pipi Farhan.
Alvin yang menatap keromantisan mereka hanya bisa meremas angin dibawah meja.
"Lebay ..." sindir Raya.
"Emang gak pernah romantis ya?" tanya Fira. "Eh lupa, suaminya kan masih melirik mantan." lanjut Fira menatap Alvin yang sedang menatap sendu ke arah Fira.
"Abang, apa-apaan sih." Raya langsung menarik tangan Alvin agar segera menjauh dari Fira.
Melihat kelakuan Raya dalam menarik Alvin, otomatis membuat tawa Fira dan Farhan meledak.
Tiba-tiba Farhan malah fokus, pada Fira yang tertawa. Bahkan segala keindahan di dunia, berada pada istrinya itu.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.