Menepati Janji Beda Alam
"Sari, ayo cepat makan !! Nanti kamu tertinggal bis di terminal loh " Ujar ibu sari.
Sari yang sedang berada didalam kamar yang sedang menyisir rambutnya mendengar ibunya memanggil pun langsung menjawab "iya bu, sebentar sari lagi siap-siap".
Sari pun beranjak dari meja rias nya lalu bergegas menuju ruang makan menyantap sarapan yang sudah ibu hidangkan.
"Nak, setelah sampai di kota jangan lupa kabari ibu ya!! Kalau tidak sempat telpon ibu paling tidak wa ibu ya!!" Ucap ibu mengingatkan sari.
Dengan makanan yang masih penuh di mulut sari langsung menjawab "iya ibu ku sayang, nanti sari kabari ibu kalau sudah tiba di kota, sari mau pamer ke ibuk nanti gimana keadaan kota hahaha"
"Huss sudah-sudah ayo kita lanjut makan" Jawab ibu sambil tersenyum.
Sari seorang gadis desa kelas 2 SMA yang hanya hidup berdua dengan ibunya dikampung. Ayah sari sudah lama pergi saat sari masih berusia 2 tahun karena serangan jantung tiba-tiba.
Sari sangat pintar di sekolahnya, Sari pernah memenangkan kejuaraan olimpiade sains tingkat provinsi jawa barat, dan itu juga membuat sari mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di kota karna gubernur jawa barat sangat kagum dengan kepintaran sari saat datang pada olimpiade sains yang diikuti sari.
Sari meletakkan sendok dan garpunya menandakan sari sudah selesai makan. Ibu yang sudah selesai lebih dulu menyelesaikan sarapan pagi ini, bergegas mengambil tas bawaan sari yang akan ia bawa ke kota sambil menunggu sari di teras rumah.
Walau berat hati ibu sebenarnya sangat senang karna putrinya sari bisa mendapatkan beasiswa bersekolah ke kota namun disisi lain, ibu jua khawatir dengan sari akan diganggu oleh mahluk tidak kasat mata mengingat sari adalah seorang anak indigo.
"Buk, aku sudah siap" Ujar sari menuju teras sambil memakai tas selempang andalannya.
Ibu langsung beranjak dari kursi menghampiri anaknya sari sambil mengusap kepala anaknya dengan sedikit mata berkaca ibu berpesan " Nak hati-hati di kota ya!! Ingat pesan ibu kalau kamu sudah datang di kota cepat memberi kabar ibu dan satu lagi selalu ingat bila kamu melihat mereka jangan hiraukan, tetap pura-pura tidak tau karena jika mereka tau kamu bisa celaka"
Sari pun menganggukkan kepalanya "iya buk sari akan selalu mengingat pesan ibu dan ibu jangan sedih aku akan belajar yang rajin agar aku sukses dan kita akan tinggal di kota bersama". Mereka berdua pun berpelukan erat sambil sedikit menjatuhkan air mata"
Sari pun segera mengambil tas yang sudah ibu siapkan lalu sari pun berjalan meninggalkan rumah dan ibunya sambil melambaikan tangan
"Dah ibu jangan lupa nanti jangan telat makan lagi!! " Ibu pun ikut melambaikan tangan sambil berkata "iya nak , ingat ya selalu pesan ibu!! "
Tak jauh dari rumah sudah ada pak kasim wakil kepala sekolah sari di desa sudah menunggu, Pak kasim lah yang akan menemani sari berangkat ke kota.
Sari tidak mendapatkan beasiswa sendiri. Temannya ratna dan putra juga pun mendapat kan beasiswa ini namun sayang putra tidak diizinkan ayahnya karna ia harus membantu ayahnya di ladang.
Setibanya di terminal sari melihat sangat banyak sosok tak kasat mata. Ia sebenarnya sudah terbiasa melihat mahluk-mahluk itu jadi ia tak merasa ketakutan tugas sari hanya satu "jangan sampai mereka tau kalau aku bisa melihat mereka, kalau tidak celakalah aku!! " Ucap sari didalam hati.
Tiba sari kaget karna ia merasa ada yang menepuk pundaknya cukup kencang, sari pun perlahan membalikkan badan dengan jantung berdebar dan itu ternyata adalah ratna. Raut wajah sari pun berubah dari ketakutan menjadi tersenyum, jantung sari pun mulai kembali berdetak normal.
"Kamu kenapa sar? Kok kayak kaget gitu" Ucap ratna keheranan. Dengan senyum sari pun menjawab "oh enggak kok aku tadi kaget aja soalnya kamu tiba-tiba nepuk belakang ku haha" Dibelakang ratna ada kedua orang tuanya om yanto dan tante kinan "halo om tante" Sapa sari ke orang tua ratna "iya hello nak sari, oh iya nanti kalian satu kamar ya di mess jangan sampai terpisah karena di kota kalian hanya akan saling mengenal satu sama lain" Ucap tante kinan.
Pak yanto pun juga menyambung ucapan tante kinan "sari juga jangan sungkan meminta makanan ke ratna ya!!karna om dan tante sudah banyak membawakan kalian cemilan dan minuman didalam tas ratna untuk bisa kalian makan dan minum selama didalam bis"
"Iya om tante, terimakasih banyak ya" Jawab sari tersenyum.
Sari tidak terlalu berani menatap kedua orang tua ratna terutama pak yanto karena dibelakang pak yanto, sari melihat sosok hitam besar kira-kira tingginya sekitar 3 meter penuh dengan bulu di seluruh badan. Dengan seperti raut wajah marah, mata melotot yang berwarna merah dan juga memiliki 2 taring atas yang meruncing kebawah dan 2 taring bawah meruncing ke atas sambil air liur yang menetes keluar dari mulutnya terus menerus.
Tentu sari tidak hanya pernah melihat sosok itu sekali saja, sebelumnya sari pernah melihat sosok itu di warung bakso milik orang tua ratna.
Orang tua ratna adalah penjual bakso di desa yang sangat terkenal karna bakso mereka laris manis. Ratna pernah mengajak sari ke warung bakso orang tuanya, saat itu sari dan ratna baru pulang sekolah dan sudah berjanji pulang sekolah akan belajar bersama di rumah ratna.
Karena di rumah ratna tidak ada orang kedua orang tua ratna terpaksalah mereka harus mengambil kunci rumah terlebih dahulu di warung bakso orang tua ratna.
Sesampainya sari dan ratna di warung ratna langsung menghampiri tante kinan yang sedang menyiapkan pesanan pelanggan "bu, minta kunci rumah dong aku sama sari mau belajar bersama di rumah" .
Melihat ada sari disitu tante kinan langsung menawari ratna dan sari makan bakso disitu, om yanto pun juga menawari lagi " Ayo nak makan bakso dulu pasti laparkan habis pulang sekolah". Belum sempat aku menjawab ratna nyeletuk" Ratna bosan yah makan bakso terus, paling si sari mau tu. Ayo sar makan dulu biar aku tungguin kamu makan dulu nggak usah sungkan ya".
Dengan raut wajah tidak enak sari pun menjawab "nggak usah na, aku juga masih kenyang tadi disekolah istirahat kedua aku makan di kantin".
Padahal alasan sari tidak mau makan bakso disitu karena sari geli dan jijik melihat sosok hitam berbulu itu berjalan menghampiri pelanggan satu persatu mengisi mangkuk yang sedang mereka makan dengan air liurnya yang menetes terus menerus.
Tidak hanya sosok hitam besar berbulu itu yang sari lihat, melainkan ada sosok wanita berbaju putih lusuh dengan rambut hitam terurai panjang menutupi wajahnya walaupun tertutup rambut sari melihat sosok itu tidak mempunyai hidung karena sosok itu memiliki mulut yang memanjang menutupi area hidungnya.
Sosok wanita tersebut sedang duduk diatas gerobak bakso orang tua ratna. Sosok perempuan itu duduk sambil membuka mulutnya lebar-lebar dan terlihat asap hitam itu keluar dari mulutnya lalu asap tersebut menghampiri hidung orang-orang yang lewat didepan warung bakso tersebut hingga membuat mereka tertarik untuk mampir ke warung bakso orang tua ratna.
Dari kejadian itu sari sudah tau kalau orang tua ratna telah melakukan ritual pesugihan untuk menglariskan dagangan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments