Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Nara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin Nara menjadi menantunya. Hingga fakta terungkap bahwa kematian kedua orang tua Nara disebabkan oleh ayah dari Angga.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas kematian orang tuanya serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Novel ini juga banyak cerita lucu, persahabatan juga kesedihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelamatkan Nara
Pintu gudang terbuka setelah di tendang Angga berulang kali, dan seketika itu Angga melihat tubuh Nara yang telah tak sadarkan diri dengan meringkuk di lantai yang dingin dan kotor. Angga menghampiri tubuh nara yang sudah lemah tak sadarkan diri.
"Nara ..... Nara bangun sayang" ucap Angga yang memangku tubuh Nara dan menepuk nepuk pipi Nara dengan pelan supaya sang kekasihnya sadar.
"Nara ...... Nara bangun sayang, jangan buat kak Angga khawatir" Angga terus saja berusaha menyadarkan Nara yang masih belum sadar
Angga menitikan air mata melihat kondisi Nara yang parah, dengan pipi kanan kiri memar berwarna abu abu, sudut pipi yang terdapat darah yang telah mengering, dan dahi yang yang juga bengkak karena terbentur tembok. Bahkan kini Nara tak sadarkan diri dengan suhu Badan yang panas.
Karena takut terjadi kenapa Napa dengan Nara yang telah pingsan, Angga pun membawa tubuh Nara dengan menggendong nya dan membawa nya keluar dari gudang.
Ketika Angga telah keluar dengan membawa tubuh Nara dan mendekati teman nya yang telah meringkus keluarga iblis itu.
"Urus mereka jangan sampe lolos." Titah Angga yang merasa marah dengan kesadisan keluarga Nara.
"Baik bos" ucap bisma dan fiki bersamaan.
"Gue mau bawa Nara ke rumah sakit, setelah itu nanti gw hubungi kalian." ucap Angga yang kemudian melangkah keluar dan membawa tubuh Nara dan menidurkan tubuh Nara di kursi belakang mobil, dan Angga langsung saja tancap gas melajukan mobilnya ke rumah sakit.
Balik lagi ke rumah yang sudah ada 3 orang yang sedang di sekap oleh Bisma dan fiki. Atas perintah Angga. Paman nya Nara serta bibi nya masih merasa marah dan tak terima di perlakukan seperti ini oleh anak muda yang baru mereka tau mereka adalah teman dari Angga pacar Nara
"Siapa kalian berani sekali berbuat seperti ini kepada kita?" tanya nenek lampir yang mulutnya sadis kalo ngomong kayak mercon.
"kalian ini gak perlu tahu siapa kamu, yang gw tau ini belum seberapa dibanding kalian yang tega menyiksa ponakan elu sendiri, dasar binatang" Bisma berucap dengan sangat marah melihat tadi luka luka yang di derita Nara pacar sobatnya dengan iba.
"Eh itu urusan kita, kalian semua gak perlu tau urusan keluarga kami" ucap paman Nara menimpali omongan istrinya.
"Lepaskan kami kak" pinta Lidya memohon untuk melepaskan ikatan tali mereka.
"Mimpi Luh" jawab Fiki sambil menjenggung kepala Lidya karena emosi juga.
"Liat aja kalian setelah ini kalian akan saya laporkan ke polisi supaya di penjara" ucap paman nya jumawa.
"Ckcckk hey yang ada sebelum elu lapor polisi elu duluan dan keluarga lu yang masuk penjara." Ujar Fiki sambil ngakak mendengar ocehan gak mutu dari pamannya Nara.
"Brengs*k kalian, emang siapa kalian bisa bisa nya sombong dan kurang ajar pada keluargaku" ucap paman nya teriak teriak supaya di dengar tetangga dan bisa lepas dari jeratan mereka.
"Lo salah telah berurusan dengan Angga, dia adalah anak pengusaha no 1 di jakarta man, dan satu hal lagi paman nya Angga menjabat sebagai Wakapolri jadi sangat gampang sekali untuk menjebloskan kalian semua." Ucap Bisma dengan menepuk pundak paman Nara.
Deg deg deg
Jantung paman Nara langsung berdetak sangat kencang dan tubuh nya tiba tiba lemas, paman, nenek lampir dan rubah kecil Lidya saling menatap dengan wajah panik.
"Apa...." ucap mereka serempak.
"Jadi anda salah telah mempermainkan Nara yang telah dilindungi Angga" ucap Fiki menimpali
Seketika itu mereka langsung bersujud kepada Bisma dan Angga untuk meminta pengampunan untuk di lepaskan.
"Tolong maafkan kami, lepaskan kami, memang kamu telah khilaf...." ucap paman nya memohon yang kemudian bibi Nara juga ikut memohon untuk dilepaskan, Lidya pun tidak kalah histeris karena kecerobohan dan ke iri dengkinya membuat diri nya dan keluarga mendapatkan masalah karena telah menyiksa Nara yang berakhir dengan kemarahan Angga pacar Nara.
"Tolong kak maaf kan kami, dan lepaskan kami, saya yang telah salah membuat karangan cerita sehingga papa dan mama saya akhirnya marah kepada Nara." Ucapnya memohon kepada Bisma maupun Fiki.
"Ohhh jadi ini ular betina nya yang suka mengadu domba?" Sindir Bisma dengan tangan yang menunjuk ke arah Lidya.
"Bukan ular betina tepatnya rubah kecil anaknya rubah betina " potong Fiki sambil cekikikan.
Untuk sementara kalian akan kamu lepaskan, tapi asal kalian tahu jangan sampai kalian keluar dari rumah ini untuk kabur karena rumah ini nanti nya akan dijaga ketat oleh pengawal yang sudah di tunjuk Angga supaya mengawasi kalian untuk tidak mencoba kabur.
"Ba_ baiklah" ucap paman Nara terbata-bata dan ketakutan.
"Satu hal lagi untuk proses hukum mau dilanjutkan atau tidak nya tergantung dari Angga, paham kalian" ucap Fiki membentak mereka.
"Iya iya baik kami mengerti" jawab paman nara.
Akhirnya baik Bisma maupun Fiki pergi dari rumah itu dengan sebelum nya mampir ke rumah salah satu ketua RT setempat untuk melaporkan kejadian tadi dan meminta pak RT untuk mengawasi orang orang di rumah itu untuk tidak kabur.
Dan pak RT pun juga telah share ke group bahwa Nara anak yatim piatu yang malang tersebut sudah beberapa kali di aniaya mereka supaya memohon kepada para warga nya untuk saling mengawasi secara bergiliran.
Akhirnya setelah tugas selesai Bisma dan fiki meluncur ke rumah sakit tempat Nara di larikan tadi oleh Angga, tak lupa Bisma pun menghubung pacarnya Vika untuk segera ke rumah sakit yang telah diberi tahu oleh Angga.
***
Angga mengendong tubuh Nara dan memanggil para tim medis untuk segera menolong Nara, para medis mulai berdatangan baik itu suster dan maupun dokter.
Angga pun menaruh tubuh Nara di brankar ranjang rumah sakit, dan suster pun mendorong nya ke ruang UGD ( Unit Gawat Darurat) untuk dilakukan pemeriksaan.
"Maaf anda diluar dulu, supaya pasien bisa kamu tangani" ucap dokter yang melihat Angga ingin masuk ke ruang UGD.
"Baiklah dok, tapi tolong pacar saya, selamatkan nyawa nya" ucap Angga memohon.
"Tenang saja mas, silahkan anda duduk diluar dulu ya" dokter itu setelah mengatakan itu masuk ke dalam ruang UGD dan mulai menangani pasien yang bernama Nara.
Angga duduk menunggu dokter keluar dari ruang UGD untuk mengetahui keadaan Nara, namun sudah hampir 30 jam belum juga keluar dari ruangan tersebut, yang membuat Angga makin panik.
Selang lebih dari 45 menit ruangan UGD dibuka dengan suster yang keluar dari ruang itu mendekati Angga.
"Mas maaf mau tanya nama pasien siapa? Biar nanti di urus administrasi nya?" Tanya suster dengan ramah.
"Aura Kinara Putri nama nya umur 21 tahun, lalu bagaimana keadaan Nara suster?" tanya Angga panik.
"Pasien sudah mulai membaik, nanti dokter yang akan menyampaikan kepada mas keadaan selanjutnya" jawab suster itu
"Mari mas nya ke ruang administrasi terlebih dahulu kemudian bisa balik ke sini."
Suster pun memberi petunjuk arah bagian administrasi rumah sakit kepada Angga.
Angga pun bergegas berlari ke ruang administrasi rumah sakit dan menyelesaikan administrasi atas nama Aura Kinara putri dengan kartu debit nya.
Ketika telah menyelesaikan administrasi Angga balik ke ruang tempat Nara masih ada di ruang UGD, selang sebentar menunggu datanglah dokter yang tadi menangani Nara.
"Dokter bagaimana keadaan pacar saya...??" tanya Angga.
"Pacar anda terkena dehidrasi itu yang menyebabkan dia bisa demam tinggi, tubuhnya lemah karena dia seharian tidak diberi asupan makanan juga pacar anda terkena hipotermia, karena terlalu lama tidur ditempat yang dingin."
Dokter pun menjelaskan setelah Angga sempet menceritakan kronologisnya kepada dokter dengan apa yang di alami Nara.
Angga langsung lemas mendengar Nara sampai terkena hipotermia dan sedih melihat kondisinya yang parah.
"Satu hal lagi jaga pasien jangan sampai di tengah malam dia merasa kedinginan sendirian, untuk sementara ini saya kasih infus dan kini suhu badan nya agak turun, untuk luka luka nya mungkin akan hilang setelah diberi salep, namun......" Ucapan dokter itu terhenti .
"Namun kenapa dok....jawab jujur"
"Pasien akan mengalami trauma yang cukup parah karena mungkin sudah berulang kali mengalami kekerasan fisik, dan mungkin yang ini adalah yang terparah untuk pasien....jadi mohon lebih banyak bersabar" dokter itu pun menjelaskan nya secara detail dan rinci
"Apakah perlu setelah ini di Awa ke dokter psikologis dok...?" Tanya Angga kembali
"Nanti kita liat dulu perkembangan nya, kalo memang di rasa perlu mungkin secepatnya di bawa ke dokter psikologis supaya tidak terlalu parah dan dilakukan terapi". Ucap sang dokter wanita tersebut.
"Baiklah dokter, terima kasih" ucap Angga singkat dan mulai langkah nya memasuki ruang UGD untuk melihat kondisi Nara.
Angga masuk ke dalam kamar ruangan yang terdapat Nara yang sedang berbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Hati Angga terasa sakit bagai ditusuk pisau ketika melihat tubuh itu tak berdaya dengan selang infus ditangan nya dan perban yang menutupi kecantikan nya. Tak terasa air mata Angga menetes jatuh di pipi Angga melihat ketidak berdayaan Nara.
Tangan Angga mengepal penuh kemarahan mengingat penganiayaan yang dilakukan keluarga Nara pada ponakan nya sendiri
Apa yang akan terjadi pada keluarga paman Nara yang telah berani menyakiti Nara gadis pujaan Angga ...?? Lihat saja besok ya.......