Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Nama nya sangat tidak asing bagi mbk suci dan juga karyawan Adiguna Company pastinya, namun mbk suci tidak ingin berfikir hal hal yang tidak dulu dan lebih baik menanyakan terlebih dulu siapa orangnya karena nama Zico banyak bukan tidak hanya oak Zico CEO mereka.
"Fel mbk tanya yang bener siapa ayah dari anak dalam perut kamu ini?" tanya mbk suci mencoba bertanya lain.
"Pak Zico mbk," jawab Felysia lagi.
"Zico siapa?"
"Pak Zico, pak Zico bos kita mbk." jawab Felysia dengan nada sudah bergetar hebat menahan tangisnya padahal dia juga sudah menangis.
"Maksud kamu...!!!" syok mbk suci yang sudah Felysia tebak akan terjadi hal seperti itu.
"Mbk Fely mohon rahasiakan semua hal ini!" lanjut mohon Felysia kepada mbk suci karena dia tidak ingin mbk suci mengatakan hal seperti itu kepada siapa pun.
"Kenapa?!" daya mbk suci merasa aneh dengan Felysia karena ini bukanlah hal yang bisa di sembunyikan, bagi mbk suci bos nya itu harus tahu bahwa sekarang ini Felysia sedang hamil anak nya.
"Mbk pak Zico waktu itu sedang dalam pengaruh alkohol jadi beliau tidak sadar dengan apa yang sudah ia lakukan!" tutur Felysia dengan air mata yang terus saja menangis.
"Jadi maksud kamu pak zico tidak ingat bahwa dia sudah meniduri kamu!" pekik mbk suci namun masih bisa terkontrol sehingga tidak sampai terdengar ke luar ruangan nya.
"Iya, mbk." jawab Felysia.
"Jadi pak Zico juga tidak tahu kalau kamus salah orang yang sudah ia tiduri?" daya mbk suci dan mendapatkan anggukan dari Felysia.
"Fely, anak kamu butuh pengakuan dari ayahnya! Dia tidak bisa selamanya hidup tanpa ayahnya fel kamu harus sadar itu," ucap mbk suci.
"Mbk, fely sadar akan hal itu tetapi bagaimana jika pak Zico dan keluarga tak mau menerima anak ini dan bagaimana jika mereka ingin menggugurkan kandungan ini karena bisa saja ini menjadi aib untuk keluarga mereka yang terpandang mbk!" pekik Felysia dengan air matanya yang tambah deras saja saat memikirkan hal tersebut.
Mbk suci tahu bagaimana kebimbangan untuk memberitahukan atau tidak tentang kehamilannya kepada ayah sang bayi, mbk suci pun membawa Felysia kedalam pelukannya merasakan masih sang adik yang sangat malang sekali sudah di tinggal mati oleh orang tuanya tetapi sekarang malah harus hamil di luar nikah.
"Terus bagaimana rencana kamu selanjutnya fel? Kamu gak mungkin akan tetap diam saja bukan, orang orang kantor juga pasti akan segera tahu dengan kehamilan kamu kalau perut kamu sudah membesar!" sahut mbk suci.
"Felysia berencana untuk mengundurkan diri mbk dan mencari pekerjaan lainnya, dan juga aku berencana untuk mencari tempat tinggal baru mbk karena jika aku dan juga mbok Sumi tetap berada di sini maka bisa di pastikan akan banyak gunjingan yang akan kami dapatkan dan juga pandangan semua orang kepada aku mbk, sahur Felysia yang sudah matang dalam merencanakan rencana nya.
"Benar juga apa yang kamu ucapkan fel, tapi kamu akan pergi ke mana dan juga kamu sudah bilang sama mbok Sumi semuanya itu kan fel? ingat fel mbok Sumi harus tahu semuanya karena beliau yang sudah merawat kamu hingga saat ini," sahut mbk suci dan mendapatkan anggukan dari Felysia.
"Felysia belum tahu mbk, tapi Felysia ingin pergi jauh dari sini dan memulai hidup baru Felysia dengan mbok Sumi dan juga anak Felysia ini nantinya," ucap Felysia.
"Mbk akan terus berada di pihak kamu fel meski pun apa yang kamu lakukan itu sangat sangat lah salah," ucap mbk suci merasa kesal dan juga seperti sedang di khianati oleh adiknya sendiri.
"Iya, mbk. Terima kasih!" ucap Felysia kemudian memeluk kembali erat tubuh mbk suci.
Mbk suci pun mengusap lembut rambut Felysia dengan kasih sayang layaknya kakak dengan adiknya karena Felysia sudah ia anggap sebagai adik jadi saat Felysia tertimpa musibah seperti ini mbk suci juga ikut sedih.
"Fel, mbk akan bicarakan sama mas dimas untuk menemani kamu karena Abang mu itu kalau gak salah akan dipindahkan tugasnya ke daerah lain tepatnya sih di Lombok, bagaimana kalau kamu ikut mbk aja ke sana kebetulan mbk juga berencana untuk berhenti waktu mas mu sudah pindah," sahut mbk suci.
"Apa kah boleh mbk?" tanya Felysia takut jika malah merepotkan mbk suci dan keluarga.
"Kamu itu ya kayak sama siapa aja, mas Dimas juga pasti senang karena Amanda bakalan ada temannya kamu kan tahu kalau mbk masih mau Nunda buat nambah akan lagi jadi saat kami di sana nanti Amanda bisa main sama anak kamu fel," sahut mbk suci antusias.
Felysia pun merasa lega karena mbk suci dan juga mbok Sumi selalu saja mendukungnya dalam kondisi apa pun dan membuat Felysia untuk tetap sabar karena ini semuanya sudah terjadi.
Setelah berbicara empat mata dengan mbk suci Felysia pun memberitahukan semua nya kepada mbok Sumi, awalnya mbok Sumi sangat syok tetapi beliau langsung mengerti dan juga mengikuti saja rencana dari anak angkatnya ini.
"Terserah kamu fel, kebetulan di sana juga ada mbk Mala anak angkat mbok di sana bagaimana kalau kita tinggalnya di sana aja." sahut mbok Sumi.
" Mbk Mala tinggal di sana mbok?" daya mbk suci senang.
"Iya, suc. Dia sudah lama tinggal di sana kalau memang kamu mau mbok akan bicara sama Mala," sahut mbok Sumi.
"Wah boleh banget tuh mbok, mbk mala pasti seneng karena dia kan tinggal sendirian." sahut mbk suci dan di angguki oleh mbok Sumi.
Mbok Sumi memang memiliki anak angkat yang ia bawa dari panti asuhan waktu kecil namanya Mala, dan saat umur 20 thaun mbk malam memilih untuk bekerja dan menikah di luar kota namun sayangnya sang suami meninggal beberapa tahun lalu sekarang ini mbk Mala sudah berusia empat puluh lima tahun dan tinggal sendirian karena tidak memiliki anak dari pernikahannya yang terdahulu.
"Tapi mbok, mbk. Kalau Felysia pindah bagaimana dengan hutang ayah dan ibu yang masih perlu beberapa juta lagi." sahut Felysia.
"Fel, bagaimana kalau kamu jual saja rumah ini terus hasilnya baru kamu kasih ke rentenir yang menagih hutang ayah kamu, mbk yakin kalau uang menjual rumah ini bakalan cukup dan juga untuk sisa nya bisa untuk hidup kamu beberapa bulan di Lombok!" sahut mbk suci dan menurut Felysia itu juga bukan hal yang buruk.
Felysia pun segera melihat ke arah mbok Sumi karena bagaimana pun mbok Sumi lah yang tinggal dengannya selama ini jadi Felysia tidak boleh gegabah dengan mengambil keputusan sendiri tanpa berunding.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil