Seorang pemuda yang berasal dari tanah bawah berpindah menuju ke tanah atas atau Alam Dewa.
Semua itu di lakukan selain karena peningkatan kekuatan nya, juga karena ingin membalas dan menaklukkan para Dewa yang selama ini telah memburu nya.
Pemuda itu berniat membalas para Dewa yang telah membuat nya tersiksa dalam pelarian selayaknya seorang kriminal.
Apakah pemuda itu mampu menaklukkan sembilan tanah Dewa dengan segala penguasa nya? ikuti terus kisah perjalanan pemuda bernama Yuang Fengying.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Panen Kristal Jiwa
Yuang Fengying kembali sudah bergerak.
Dengan penambahan kekuatan dari lapisan Raga Abadi, kekuatan pemuda itu juga semakin meningkat.
Tekanan alam Shen Tian seakan tak lagi banyak menekan dan mempengaruhi nya.
Bahkan saat ini kultivasi Yuang Fengying sudah menerobos ke Alam Transendensi Awal tahap pertengahan, semua itu berkat proses pembentukan dari lapisan Raga Abadi itu.
Namun kembali lagi, Yuang Fengying tak seperti sosok biasa, kekuatan tempur dengan kekuatan kultivasi nya tak seiring sejalan.
Kekuatan tempur pemuda itu jauh melebihi batasan kultivasi nya, pemuda itu mampu untuk bertarung dengan kultivator yang berada di tingkatan ke tiga dari ranah Transendensi, tentu saja itu adalah keajaiban.
Yuang Fengying kembali bergerak ke arah Barat, di mana di wilayah itu ada sebuah tempat yang menjadi tujuan dari pemuda tersebut.
**
"Arah nya ke sana.." seorang anggota dari tim itu menunjuk ke sebuah arah.
Nampak nya pria itu spesialis pelacak jejak dari tim tersebut.
"Mungkin bajingan itu berniat keluar dari area hutan ini." sahut yang lain.
"Bodoh..!, dia pikir bisa begitu mudah untuk lolos, setelah melakukan semua ini." pria berbaju kemerahan itu terlihat geram. "Kirim pesan kepada tim empat dan tim enam, yang ada di arah bajingan itu pergi, agar bajingan itu tak bisa lolos."
"Baik.." pria lain menyahut dan segera mengirim pesan kepada tim empat dan tim enam, menggunakan kristal pesan, untuk menjaga area di mana dimungkinkan ada buronan yang melintas.
Lalu tiga puluh orang itu segera bergerak ke arah yang di tunjukkan oleh anggota pelacak jejaknya, mengejar buronan yang sudah membantai kelompok tim sembilan.
**
"Bos ada pesan dari tim lain." lapor salah satu penerima pesan, kepada pria berbaju kulit binatang.
"Pesan..?."
"Ya.., menyatakan jika ada buronan yang sudah mencelakai tim sembilan, dan saat ini di curigai bergerak ke arah kita."
Pria yang memimpin tim itu mengerutkan dahinya, "Siapa yang berani berlaku demikian?."
"Mencelakai tim sembilan?."
Bukan hanya sang pemimpin sesungguhnya yang terkejut, namun seluruh anggota tim itu.
"Apakah dia debutan baru dari alam bawah? Atau penghuni lama?."
"Tak ada yang bisa memastikan itu."
Orang orang mulai bersiap namun dengan pikiran penuh tanda tanya.
"Mahkluk bodoh, berani berurusan dengan Tudung Akar."
"Ya, pasti dia debutan baru, tak mengetahui kehebatan kita."
**
Sama seperti kelompok sebelum nya, kelompok tim enam yang menerima pesan itu juga terkejut.
"Coba hubungi tim sembilan, separah apa bajingan itu mencelakai nya." pemimpin tim memberikan perintah nya.
"Baik bos."
Namun beberapa saat menunggu balasan, tapi tak kunjung di dapatkan.
"Bagaimana?."
"Tak ada balasan bos." sahut anak buah bagian pengirim dan penerima pesan.
"Bagaimana bisa seperti itu? Mereka tak membalas pesan? separah apakah tim sembilan? Apa mungkin mereka di musnahkan?."
"Memangnya siapa si pengacau ini? sanggup menghapus tim sembilan begitu saja."
Orang orang itu juga saling bertanya tanya.
"Jika memang si bajingan ini hebat, pasti memiliki harta yang berlimpah."
"Ya, aku semakin semangat dengan itu."
"Jika begitu siapkan diri kalian, kita hadang bajingan keparat itu." sang pemimpin tim memberikan instruksi nya.
Semua orang dari kelompok tersebut mulai semakin bersemangat dengan memikirkan harta buronan nya.
**
Yuang Fengying masih terus bergerak tanpa menyadari jika dirinya saat ini sedang di buru dan di kepung oleh beberapa tim dari kelompok Tudung Akar.
Sambil bergerak pemuda itu memanen beberapa tanaman yang di rasa akan berguna.
"Rumput halilintar.."
"Jamur Taring Langit."
"Buah Kayu Api."
Meski semua tanaman tersebut bisa di kenali nya, namun tentu saja sedikit berbeda dengan tanaman sejenis di alam bawah.
Tanaman itu di sini lebih cerah warna nya, lebih tegas bentuknya dan tentu lebih kuat efek guna nya.
Yuang Fengying terus mengambil apapun yang sekira berguna, dan meninggalkan beberapa yang benda herbal yang memiliki aura lemah.
Tanpa sadar Yuang Fengying semakin mendaki ke arah gunung yang ada di sana, dan itu sedikit melenceng dari tujuan utama.
Posisi itu membuat para pemburu nya sedikit mendapatkan keuntungan, seakan Yuang Fengying terpojok di puncak gunung dengan seluruh jalan keluar sudah terkepung.
Terlihat dari berbagai sisi banyak orang bergerak mengepung Yuang Fengying, yang tengah mendaki puncak gunung tanpa menyadari sesuatu.
"Jangan beri celah dan jangan sampai lolos.."
"Ya, jangan ada ampunan."
Orang orang itu berkomunikasi dengan telekomunikasi transmisi suara, sehingga hanya mereka yang bisa mendengar dan memahami rencana itu.
Semakin ke ujung, semakin rapat jarak para pengepung, saat itulah aura orang orang itu baru di rasa oleh Yuang Fengying.
"Eh..?." pemuda itu memutar pandangan nya, saat ini dirinya sudah berada di dataran puncak, dengan banyak tanaman herbal yang telah dipanen di genggamannya.
Jauh darinya beberapa orang terlihat mengurung wilayah tersebut dengan rapat, mereka terlihat menyeringai.
"Ha..ha.. Akhirnya kau sadar juga keadaan mu.." beberapa orang mencibir, dengan tersenyum miring.
"???."
Yuang Fengying kini baru menyadari jika dirinya selama ini sudah di kejar, di buru dan di kepung. "Apa maksud semua ini?."
Orang orang kembali terkekeh dengan pertanyaan tersebut, mereka mentertawakan pemuda buronan nya.
"Kami ingin menangkap mu, membunuh lalu mencincang mu untuk ku jadikan makanan anjing."
"Agar semua itu tak terjadi dan kau tak terlalu menderita, menyerahlah dengan pasrah, serahkan semua benda berharga mu."
"Jika kau menyerah dan pasrah, maka kematian mu tak terlalu menderita, bagaimana?."
Yuang Fengying yang terkepung menggertakkan gigi nya, kata kata orang orang yang mengepungnya sungguh merendahkan nya.
"Membunuh? Mencincang? Dan memberikan tubuh ku kepada anjing piaraan mu?."
"Benar.." sahut orang yang semula mengancam.
"Ciih.. Mimpi..!, bahkan jika aku harus menerima seribu kesengsaraan, semua keinginan mu tak akan terjadi."
Yuang Fengying langsung bergerak sambil mengayunkan tangan nya, memanggil pedang Pelangi dan pedang Halilintar.
Dengan dua pedang itu Yuang Fengying menerobos ke arah para pengepung nya.
"Bodoh..!."
"Nekat..!."
Para pengepung Yuang Fengying juga bereaksi sama, semua meloncat maju menebaskan senjata masing masing.
Semua sudah mengeluarkan senjata nyata untuk bertarung, artinya semua siap mengeluarkan kemampuan yang terbaik nya.
Angin menderu deru, dan semesta seperti bergetar saat semua orang menghunus senjata dan memainkannya.
Belum lagi kekuatan jiwa berbaur dalam pertempuran itu, menjadikan alam sekitar semakin berderak.
SWIIIIING...
SWIIING...
Ayunan pedang Pelangi dan pedang Halilintar membentuk pola yang menakjubkan, semua itu tak di duga oleh para pengepung.
"Hah..? Alam Transendensi Awal mampu melakukan serangan seperti ini?."
"Apa ini? Kekuatan ini tak sesuai dengan Alam Transendensi Awal."
Semua pengepung mulai merasa aneh, hati mereka tiba tiba bergetar, namun semua itu sudah terlambat.
Dua pedang Yuang Fengying memotong beberapa orang yang berada dalam jangkauan nya.
Crasss...!
CRAAASS..!!
Beberapa tubuh terbelah, terpotong dan tercabik.
Memunculkan kristal jiwa yang mendekat ke arah Yuang Fengying, sebelum akhirnya lenyap masuk ke ruang penyimpanan.
Keunikan dari kristal jiwa adalah benda itu akan mendekati sosok dari penghancur tubuh inang nya, di saat pertama kali kemunculan nya.
Artinya jika seseorang mati maka kristal jiwa nya akan melayang mendekati pembunuh orang itu dalam beberapa detik.
Tap..
Tap..
Yuang Fengying menyambar kristal kristal jiwa dan memasukkan ke dalam penyimpanan nya.
Sebuah panen yang tak di duga oleh pemuda itu.