Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
❤️ Happy Reading ❤️
Meyva yang akhirnya setuju untuk menikah dengan Dave pun menjadi hot news di keluarga Anderson.
Bahkan oma dan opa Dave yang tinggal di luar negeri pun langsung bergegas pulang ke negara ini untuk memastikan semua.
Seluruh karyawan Meyva juga sudah tau tentang kabar ini, ya meskipun mereka sedikit kaget waktu pertama kali mendengarnya. Dan jangan lupakan Melda dan keluarganya, sahabat Meyva itu sangat heboh serta menuntut banyak penjelasan. Terlepas dari keterkejutan mereka, terselip banyak doa untuk kebahagiaan gadis itu.
Ting
"Meyva ada?" tanya Dave dengan muka datarnya saat baru saja masuk ke dalam toko.
"Mbak Meyva ada mas, eh pak ... tuan." sahut Ana yang bingung mau memanggil Dave dengan sebutan apa. "Sebentar saya panggilkan." katanya lagi.
"Gak usah." cegah Dave saat Ana hendak beranjak. "Katakan saja dia ada dimana." sambungnya.
"Mbak Meyva ada di dapur." jawab Ana dengan jari yang menunjuk ke arah letak dapur berada.
Dave langsung melangkahkan kaki panjangnya ke sana.
Saat baru masuk yang dia lihat langsung calon istrinya yang sedang sibuk berkutat dengan tepung dan teman-temannya.
Memakai apron berwarna hitam dengan rambut yang di gelung ke atas secara asal membuat Dave secara tidak sadar terpesona karenanya.
Anis yang tak sengaja melihat kehadiran Dave pun menyenggol lengan Meyva dan mengarahkan pandangannya ke arah Dave berada di ikuti oleh Meyva.
"Tolong teruskan ya." pinta Meyva.
Wanita itu lantas berjalan menghampiri calon suaminya meskipun Dave belum sadar akan kehadirannya tepat di depan pria itu.
"Dave." panggil Meyva yang menyadarkan Dave. Pria itu sedikit gelagapan namun dengan cepat mengubah ekspresinya kembali.
"Datang kok gak bilang?" tanya Meyva. Karena bisanya jika akan datang maka pemuda itu pasti akan mengirimkan pesan padanya.
"Ini juga tadi mendadak ke sininya." jawab Dave. "Tadi pas di jalan mama telpon minta jemput kamu, kita berdua di minta datang ke rumah utama." sambungnya.
Meyva sudah tau jika Dave tak tinggal bersama dengan orangtuanya, bahkan wanita itu juga sudah pernah satu kali di ajak untuk singgah di sana.
"Em kalau begitu aku bersih-bersih dulu, kamu mau tunggu di ruangan aku atau di luar saja?" tanya Meyva. Diluar yang di maksud adalah lantai satu dimana para pengunjung toko berada.
"Aku tunggu bawah saja." jawab Dave yang di angguki oleh Meyva.
Mereka berdua sama-sama keluar dari area dapur.
"Sebentar ya." kata Meyva yang hendak naik ke lantai atas. "Ana." panggil Meyva saat melihat gadis itu tak jauh dari tempatnya berada.
"Iya mbak." sahut Ana dengan berjalan tergopoh ke arah Meyva.
"Tolong bikinin minuman sama siapin kue untuk mas Dave ya." pintanya. "Em satu lagi, tolong bilangin ke Bu Meri buat siapin brownies satu loyang ya, mau aku bawa pergi." imbuhnya lagi.
Ana pun langsung bergegas mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Meyva, sedangkan Meyva sendiri mulai berjalan menaiki satu persatu anak tangga dengan Dave yang sudah duduk di kursi pilihannya.
❤️
Tak banyak pembicaraan yang terjadi di dalam mobil selama mereka berdua berkendara menuju ke kediaman Anderson.
Begitu melewati gerbang, Dave sudah melihat satu mobil yang tidak asing terparkir di carport dan mobil itu adalah milik adiknya, Daniel.
Meyva dan Dave masuk ke dalam rumah dengan berjalan beriringan.
Dave spontan menghentikan langkahnya ketika melihat siapa yang duduk di depan sana.
Meyva juga sedikit kaget karena ternyata saat ini keluarga Anderson sedang ada tamu.
"Ini dia yang ditunggu-tunggu." seru salah satu dari orang yang duduk di sofa ruang tamu. "Apa kamu hanya akan diam di situ saja tanpa mau memeluk tubuh wanita tua renta ini?" tanyanya yang kini sudah dalam posisi berdiri.
Dave pun mulai mendekat, menyambar tangan wanita tua itu untuk di ciumnya. Setelah itu memberikan pelukan hangatnya dan beberapa detik kemudian beralih pada pria tua yang ada di sebelahnya.
"Bagaimana kabar Oma dan opa?" tanya Dave.
"Tentu saja baik, kalau tidak mana mungkin kami ada di sini sekarang." sahut sang Oma. "Apa kamu tak ingin mengenalkan wanita cantik yang datang bersamamu?" tanyanya pada cucu tampannya.
Dave baru teringat jika Meyva masih berdiri di tempatnya tadi. Pria itu pun kembali mendekati Meyva dan menggenggam tangan wanita itu untuk di bawanya mendekat ke arah Oma, opanya.
"Oma, opa, ini Meyva calon istri Dave dan Mey, beliau berdua ini adalah oma dan opaku." kata Dave mengenalkan mereka bertiga.
"Cantiknya." puji sang oma saat Meyva meraih tangannya untuk di salami dengan takzim. "Iyakan opa?" tanyanya pada sang suami dan di benarkan oleh opa.
Meyva tak lupa pula menyalami kedua orangtua Dave dan menyapa Daniel beserta istri
"Em ini tante." Meyva menyerahkan paper bag yang sejak tadi di bawanya.
"Ini apa sayang?" tanya mama Lira.
"Brownies, semoga aja suka." jawab Meyva.
"Ya ampun sayang, kamu datang ke sini saja kami sudah seneng loh, kok jadi malah repot-repot kayak gini." kata mama Lira. "Terimakasih ya sayang." ucapnya yang di angguki oleh Meyva.
Saat ini Meyva duduk tepat di sebelah kanan Reta, dan Dave di sebelah kanan Meyva.
"Oma dan opa kapan datang?" tanya Dave. "Kok gak bilang-bilang kalau mau datang?" tanyanya lagi.
"Siang tadi kami sampai." jawab Oma. "Kami langsung ke sini begitu dengar dari om kamu kalau cucu Oma mau menikah." sambungnya.
Papa Delon adalah anak tunggal di keluarga Anderson dan kedua orangtuanya juga sudah tidak ada, sedangkan yang saat ini datang adalah Oma opa dari mama Lira.
"Sayang beliau berdua ini adalah orangtua mama." kata Dave pada Meyva. Tumben-tumbenan kan panggil sayang, ya apalagi kalau bukan karena di depan keluarga Dave, maka pria itu berubah jadi begitu manis. "Oma dan opa itu tinggal di Belanda sama putra sulung mereka, yaitu kakaknya mama, saudara mama satu-satunya." papar Dave menjelaskan tentang keluarga mamanya.
"Kapan-kapan kamu wajib datang ke sana sama Dave ya sayang." kata Oma dengan begitu lembut dan Meyva hanya bisa menganggukkan kepalanya saja untuk menjawab.
Oma dan opa Dave ternyata begitu well come sehingga membuat Meyva yang tadinya canggung menjadi lebih biasa dan bahkan dalam sekejap terlihat akrab.
"Aku ke atas dulu ya, gerah ... mau bersih-bersih." pamit Dave pada Meyva yang saat ini sedang berbincang dengan Oma Mutia.
"Ah Oma gak nyangka ternyata cucu Oma yang kaku itu bisa sebegitu lembut sama kekasihnya." kata Oma Mutia.
"Biasa Oma, sudah bucin ya jadinya gitu." sahut Daniel.
Kalau ada Dave di sana pasti adiknya itu bakal mendapatkan tatapan tajam bahkan ancaman dari sang kakak.
"Bucin? apa itu?" tanya Oma Mutia yang tak mengerti dengan bahasa yang di gunakan Daniel.
"Bucin, budak cinta Oma." jawab Daniel.
"Halah pakek ngatain kakaknya, situ gak sadar diri." kata Oma Mutia dengan telak plus tepat mengenai sasaran.
❤️
Selamat malam, maaf kakak-kakak semua di sini saya cuma mau bilang kalau ada yang gak suka sama cerita saya cukup skip aja, gak usah di baca dari pada memberi komentar yang bilang tak sukalah atau kecewalan dengan cerita ini bla bla bla, dan lebih parah lagi beri rate bintang satu, atau dua, karena itu sangat merugikan kami sebagai penulis. Tolong hargai karya para penulis, karena menulis itu gak segampang dengan memberi penilaian buruk, karena kami harus cari ide, meluangkan waktu di tengah kesibukan kami di dunia nyata, di bayar juga kadang enggak seberapa. Kalau mau mengkritik silahkan, kasih saran juga silahkan, tapi tolong yang membangun bukan malah menjatuhkan. Saya akui kalau saya memang bukan penulis profesional alias masih penulis amatir atau remahan, jadi maaf kalau ada alur, bahkan cerita ini tidak memuaskan. Sekian dan Terimakasih 🙏