Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Arthur langsung menindih tubuh Alana. Dia ingin Alana percaya padanya dan mau ikut bersama dengannya. Namun Alana tidak menjawab, justru Alana sangat takut dan menutupi wajahnya.
" Bos! Maaf jika aku menganggu." seru Kevin, salah satu pengawal yang di percaya oleh Arthur.
Arthur langsung berdiri, dia cukup terkejut ketika Kevin yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alana.
" Ada apa?" tanyanya.
" Bos, gudang penyimpanan terbakar."
" Serius? Kita harus kesana sekarang. Alana, aku harus pergi. Aku akan datang lagi. Kamu pikirkan dulu tawaran ku itu." ujar Arthur lalu mengikuti pengawalnya keluar dari apartemen Alana.
" Siapa sih dia! Kayak mafia saja." ucap Alana bergidik ngeri melihat tingkah Arthur yang masuk ke apartemen dengan paksa.
Arthur keluar dari apartemen Alana diikuti oleh para pengawalnya.
" Aku minta satu orang untuk menjaga Alana." perintah Arthur.
" Baik bos." Kevin langsung memberi kode ke salah satu pengawal untuk bertugas menjaga di luar apartemen Alana.
" Lalu, bagaimana dengan gudangnya?"tanya Arthur kepada Kevin pengawal terdekatnya.
" Itu terjadi karena pergantian shift. Jadi, para pelaku memanfaatkan itu dan menyelinap masuk untuk membakar gudangnya. Beruntung kamu bisa menangkap satu pelaku. Selebih mereka berhasil lolos. Dan yang ditangkap kamu bawa ke kantor." jawab Kevin.
" Apa ada yang terluka? Dan apa ada yang barang yang hancur?" tanya Arthur.
" Beruntung produk baru kita sudah di ekspor. Hanya tersisa beberapa barang saja. dan untuk penjaga, semuanya aman." jawab Kevin.
" Apa kamu sudah memberitahu polisi untuk tidak ikut campur dalam masalah ini?"
" Sudah, bos."
" Bagus. biar aku yang menghadapinya sendiri."
Arthur memasuki kantornya. Suasana kantor yang begitu gelap dan sepi hanya ada beberapa pengawal yang mengenakan pakaian berjas dan serba hitam. Arthur berjalan masuk, tatapan matanya tajam. Anak buahnya datang dengan membawa seorang pria yang di ikat. Dia mendorong pria tersebut jatuh dibawah kaki Arthur.
" Siapa yang sudah menyuruh mu melakukannya!" Hardik Arthur menatap tajam ke pria tersebut.
Pria itu tidak mau menjawab pertanyaan Arthur, dia hanya terdiam dan menunduk. Anak buah Arthur tidak terima dengan sikap pria tersebut, segera anak buah arthur menarik rambutnya.
" Heh! Jawab! Bos ku sedang bertanya padamu!" bentak anak buah arthur bernama Bara.
" Aku tidak tahu." jawab pria itu dengan penuh ketakutan.
" Kamu masih tidak mau menjawab. Baiklah, Bara lakukan!" Perintah Arthur.
Segera Bara mengeluarkan pistol dari saku belakang celananya. Dia mengarahkan pistol itu ke lengan pria tersebut dan menembak. Pria tersebut menjerit memohon ampun dan meminta untuk tidak disakiti lagi. Melihat pria itu tidak berdaya, Arthur mendekat dan bertanya lagi. Namun tetap saja pria itu mengatakan dia tidak tahu.
Dengan kesal, Arthur memerintah Bara untuk mengurus pria tersebut. Dia lalu beranjak pergi dan masuk ke ruangan kerjanya.
***
Di satu sisi, ada seseorang yang tengah mengamuk di ruangan meja kerjanya. Semua rencananya berantakan akibat dari kelalaian orang yang telah di suruh. Dia adalah Daniel, pria yang menjadi dalang dibalik kebakaran yang terjadi gudang penyimpanan barang milik Arthur.
Daniel begitu marah, ketika mendengar semua anak buahnya dibunuh oleh Arthur. Arthur seolah tidak takut dan bahkan mengancamnya balik. Mengetahui hal itu, Daniel merasa sangat marah. Arthur seolah meremehkan dirinya.
" Sialan! Berani sekali dia mengancam ku! Aku berbuat begini karena dia yang memulai duluan. Dia yang sudah ikut campur dalam urusan ku! Lihat, saja ini masih belum apa-apa, aku akan membuat bangkrut, Arthur!" ucapnya dengan tatapan tajam seperti orang yang tengah menyimpan dendam begitu lama.