Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perlindungan untukmu
Sebuah keluarga kecil dengan asyik menyantap makan malam mereka.
Zigga, Alle dan juga Alga nampak bercanda gurau di meja makan.
"Daddy, terima kasih, aku suka kamarku sekarang." ucap Alga dengan tulus.
"Jika ada yang di butuhkan katakan pada Daddy. Oya, besok kak Jennifer akan menemani mu mencari sekolah. Tapi, bolehkah Daddy meminta sesuatu?" ucap Zigga sedikit ragu.
Alle menatap prianya heran. "Zigga, kamu mau apa?" tanya Alle.
"Alle, aku ingin kamu menemani untuk melakukan perjalanan bisnis, jadi aku ingin meminta Alga agar mau tinggal di asrama sekolah untuk sementara. Aku akan merasa aman jika Alga tinggal di asrama." jelas Zigga.
"Perjalanan bisnis kemana? Kenapa kamu gak ngomong gak memberi tahu aku dari tadi?" tanya Alle.
"Sebenarnya aku ingin ngomong sejak tadi, tapi aku lupa."
Zigga berbohong.
......
Zigga mengingat,
setelah Alle selesai menangis. "aku akan ganti baju dulu, tenangkan dirimu dan panggil Alga untuk makan malam." ucap Zigga.
"Baiklah, aku akan memanggil Alga." jawab Alle terlihat langsung membaik dan mengusap sisa air mata di sudut pipinya.
Ketika Alle keluar kamar untuk memanggil Alga, Zigga mengambil ponselnya yang terlihat sedari tadi sudah berdering. Namun karena di silent membuat Alle tidak mengetahuinya.
"Sekertaris Xenia, bagaimana?"
"Tuan, kami hanya berhasil menghancurkan 3 markas kelompok Dunes. Sejak kelompok Dunes bergabung dengan kelompok bawah tanah sulit bagi kami untuk melawannya." jelas Sekertaris Xenia.
"Tidak masalah, terus beri penekanan agar mereka tahu konsekuensinya jika ingin berurusan dengan ku." Zigga nampak menahan rasa kesalnya.
"Tuan?" Sekertaris Xenia nampak ragu.
"Kelompok bawah tanah akan melakukan penyerangan kepada grup xxx dalam perebutan pembebasan saham Takeceba, akan ada pertarungan besar-besaran. Kelompok bawah tanah menjanjikan kemenangan dan dia ingin bekerja sama dengan kita. Jika kita tersedia bersatu dengan kelompok bawah tanah maka kelompok bawah tanah akan menyerahkan Takeceba atas nama kita, namun syaratnya anda harus bersedia untuk melanjutkan kontrak dengan kelompok bawah tanah. Tapi, jika anda menolaknya, maka kelompok bawah tanah akan menekan kita sampai kita tidak bisa bergerak. Saranku, sebaiknya Nona Alle dan tuan muda Alga segera kita sembunyikan karena kelompok bawah tanah sudah mulai mengawasi kita."
Jelas Sekertaris Xenia di balik telpon.
Zigga pun tidak mengatakan sepatah kata pun dan langsung mematikan panggilan. Perebutan Takeceba akan dimulai 6 minggu lagi, waktu ini cukup untuknya melakukan strategi dan juga menyembunyikan anak dan istrinya.
.........
Kembali ke ruangan meja makan terlihat Alle dan Alga nampak tidak suka dengan ide Zigga.
"Daddy, kenapa mommy harus ikut dengan Daddy?" tanya Alga.
"Dia akan segera menjadi istriku, jadi dia harus beradaptasi dengan semua kegiatan ku. Sebagai nyonya Allison dia harus menemani suaminya jika ada perjalanan bisnis." jelas Zigga.
"Alga, bagaimana menurutmu?" Alle meminta persetujuan anaknya.
"Terserah mommy aja. Kalo mommy mau ikut Daddy maka Alga akan patuh dengan perintah mommy." jawab Alga nampak bijak.
"Berapa lama kita melakukan perjalanan bisnis ini?" tanya Alle.
"Tidak lama, hanya tiga bulan aja." jawab Zigga membuat Alle syok.
"Apa, 3 bulan? Kenapa lama banget?" ujar Alle.
"Mau bagaimana lagi, namanya juga perkejaan. Kita harus bekerja keras supaya raja Rimba ini dapat mencapai cita-citanya. Dia belajar dengan baik dan kita bekerja keras untuk membiayainya."
Zigga mencubit pipi putranya dengan gemas untuk meyakinkan mereka.
"Mommy, jika mommy tidak setuju Alga tidak masalah jika harus bersekolah di sekolahan biasa. Alga janji Alga akan tetap akan sukses meskipun tidak bersekolah di sekolahan elit." sahut Alga sembari sesekali melirik ayahnya dengan sinis.
Alle memikirkan keputusan yang tepat. Ibu mana yang tidak menginginkan anaknya bersekolah dengan baik di sekolahan yang memumpuni.
"Alga, mommy sudah putuskan jika mommy akan menemani Daddy mu untuk melakukan perjalanan bisnis ini. Mommy harap Alga dapat bersekolah dengan baik dan berteman dengan baik dengan teman-teman baru Alga!"
Alle memberikan keputusan.
"Baik mommy, kalo itu sudah jadi keputusan mommy Alga akan menurutinya." sahut Alga tersenyum kepada Alle membuat Zigga sedikit kesal.
Bagaimana Alga selalu menatapnya dengan sinis tapi jika dengan orang lainnya dia bisa bersikap sangat manis.
Malam terus berlanjut dengan sangat manis. Meskipun Alga selalu sinis kepada ayahnya namun sebenarnya dia sangat menyayangi kedua orang tuanya.
Zigga pun merasakan hidupnya sangat berwarna dengan kehadiran anak dan wanitanya.
Zigga akan berusaha keras untuk lepas dari jerat yang mencekik lehernya. Zigga ingin berbisnis dengan tenang tanpa ada kecurangan, sehingga ia akan leluasa bersantai dengan keluarganya tanpa rasa was-was.
Meskipun bisnis yang di wariskan kepada Zigga sudah begitu banyak sehingga penghasilannya perbulan tak terhitung.
Dari bisnis beberapa hotel mewah, saham rumah sakit swasta dan juga bisnis kalang minyak gas, di tambah dengan saham grup ALLSO yang kini 60% atas namanya.
Namun, dengan begitu banyak bisnis yang menguntungkan masih belum cukup untuk melepaskan jerat yang mencekik Zigga gara-gara kontrak yang di tanda tangani kakeknya dengan kelompok bawah tanah belum di putuskan.
Jika sampai kelompok bawah tanah mengalami kolab maka semua jerih payahnya pun akan hangus bersama dengan tenggelamnya kelompok bawah tanah. Namun, jika kelompok bawah tanah tidak segera di binasakan maka akan banyak masyarakat yang menderita dan dunia berbisnis akan selalu tidak berjalan dengan sehat.
Itulah kenapa Zigga sangat menantikan pertarungan kelompok bawah tanah dan juga grup xxx untuk merebutkan proyek Takeceba. Meskipun Zigga harus melawan ayahnya sendiri karena tidak ada pilihan lain.
...........
Nuansa berpindah ke tempat sebuah hunian di dalam komplek namun terlihat salah satu rumah ini berada sedikit terpencil di pojokan.
Ya, karena Sekertaris Xenia membeli setengah hektar dari tanah komplek agar ia memiliki privasi yang sangat privat.
Hunian minimalis sangat sederhana namun beberapa fitur terlihat bernilai tinggi.
Sekertaris Xenia dengan sedikit susah payah melepaskan perban di pundaknya.
"Shhhhttt?" Sekertaris Xenia menahan sedikit perih.
Dokter Serka yang sedari tadi memperhatikan hanya diam di pintu kamar Sekertaris Xenia. Sekertaris Xenia tidak menyadari jika dokter Serka berdiri di belakangnya dan memperhatikannya.
Ketika sekertaris Xenia akan membalut lukanya kembali dengan perban baru terlihat ia sedikit kesulitan.
Dokter Serka tidak tahan lagi dan langsung menghampiri Sekertaris Xenia.
"Apa kamu pikir segala sesuatu bisa kamu tangani sendiri?" ucap Dokter Serka mengangetkan sekertaris Xenia.
"Kamu, sejak kapan kamu di sini!" tanya Sekertaris Xenia terkejut dan langsung menutup dadanya dengan bajunya yang berserak karena saat ini Xenia tidak menggunakan pakaian sebab perban akan di balut keliling.
"Sudah dari tadi." sahutnya singkat sambil mengambil perban di tangan Xenia.
"Jangan!" Sekertaris Xenia memperingati dokter Serka. Dia tidak akan membiarkan dokter Serka melihat tubuhnya.
"Aku sudah biasa dan tidak akan mudah tergoda. Lagi pula aku sudah melihat sejak pertama menolongmu." ucap dokter Serka meyakinkan.
Namun kemarin sekertaris Xenia sudah setengah sadar jadi dia tidak menyadarinya. Tapi saat ini dia dalam keadaan waras, jelas tidak mungkin sekedar Xenia membiarkan dokter Serka melihatnya.
"Tidak! Aku tidak butuh bantuan mu, sekarang kamu keluar! Aku salah memberi tahumu kata sandi rumahku, kamu sekarang semakin lancang dokter Serka!" sahut Xenia nampak kesal.
"Aku tidak perduli apa yang kamu pikirkan tentangku, tapi jelas aku sangat perduli dengan keadaan mu."