NovelToon NovelToon
Menjadi Pelunas Hutang Suami

Menjadi Pelunas Hutang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Jumli

Luna terpaksa menjadi istri ke-3 dari seorang Tuan yang bernama Daru. Suami Luna sebelumnya di nyatakan telah meninggal dunia dan rupanya memiliki banyak hutang.

Mereka harus Menjadi Pelunas Hutang Suami nya yang katanya berjumlah puluhan Triliun. Luna hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Ia tidak sepenuhnya percaya bahwa suami yang sangat di cintai nya meninggalkan penderitaan untuk nya dan anak-anak.

Ibu dari tiga orang anak itu harus membayar semua hutang suaminya dengan menikah dan menjadi budak. Luna hanya bisa pasrah menerima namun kesedihan selalu melanda kala anak-anaknya harus ikut mendapatkan siksaan.

Mampukah mereka menjadi takdir yang mengejutkan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pecundang

"Tu_Tuan," sapa Rio pelan dan segera bangkit dari tidur, namun tangannya masih di tahan oleh Putri yang ketakutan.

Ini adalah kali pertama Daru muncul di dalam kamar mereka, jadi Putri yang merasa aman di dalam sana mulai agak takut. Apalagi Ia juga tahu jika Ibunya, Luna, baru saja mendapatkan hukuman dari Daru sehingga mereka tidak bisa bertemu selama dua hari.

Daru melihat Ibu anak-anak itu sudah tertidur pulas. Daru mendekat lalu duduk di bibir ranjang membuat Putri semakin takut. Daru merasa takjub pada bocah kecil Rio. Walau ketakutan terlihat jelas di matanya, namun sikap nya pada Putri seakan membentengi gadis kecil itu dari Daru yang seperti seorang pemangsa di mata mereka.

"Apa kalian takut?" tanya Daru pada kedua anak itu. Mata runcing pria itu bisa membuat siapa saja yang melihatnya merasa ketakutan, apalagi Rio dan Putri yang hanyalah anak kecil.

Putri tidak berbicara, tetapi Rio mencoba keberaniannya melihat lekat wajah Daru.

"Aku tidak takut. Tuan akan berhadapan dengan ku jika menyakiti Ibu lagi."

Gigi rapi Daru langsung terbit ke permukaan, padahal dia melihat dengan jelas jika bocah di depan nya ini sedang ketakutan, tetapi tetap berani berkata demikian.

Daru takjub dengan keberanian Rio, Ia mulai tertarik pada bocah kecil itu. Pria dewasa dengan tiga Istri itu mengelus pelan kepala Rio dan merasakan getaran pada tubuh anak tersebut.

"Bagus, anak laki-laki harus seperti mu, tidak boleh takut dan harus melindungi perempuan."

Mendengar nada pujian itu, Daru melihat raut bangga pada wajah Rio. Nampaknya anak itu sungguh mulai mengerti derajatnya sebagai laki-laki walau umur nya baru sepuluh tahun.

"Jika begitu Tuan sendiri adalah seorang pecundang," ujar Rio dan Daru yang mendengarnya mengepalkan tangannya menahan amarah, karena anak sekecil Rio berani mengatai dirinya yang di takuti banyak orang dengan sebutan pecundang.

Putri semakin ketakutan melihat wajah Daru, begitu juga dengan Rio yang kembali tegang namun tetap mempertahankan keberaniannya.

"Dari mana kau melihat ku sebagai seorang pecundang?" tanya Daru menekan kata-katanya karena menahan amarah. Ia ingin tahu apa jawaban Rio akan perkataan nya tadi.

"I_ibu, Ibuku seorang pe_perempuan. Tuan tidak memperlakukan Ibu dengan baik," jawab Rio terbata. Ketegangan anak itu segera menghilang saat melihat wajah datar dan amarah di wajah Daru mereda setelah Ia berkata seperti itu.

"Itu karena Ibu mu membuat ku marah. Sebagai seorang suami aku harus menghukumnya," kata Daru.

Ia tidak menyalakan Rio saat anak itu menyebut dirinya pecundang. Karena anak-anak itu pemikiran nya pasti tidak sama seperti orang dewasa.

"Tapi Ayahku tidak pernah kasar pada Ibu. Kenapa setelah Tuan menjadi suami nya Ibuku sering menangis!"

Bocah kecil Rio meluapkan amarahnya sampai tidak sadar berbicara dengan keras dan membuat Luna terbangun.

"Nak, kamu kenapa?" tanya Luna belum menyadari keberadaan Daru karena hanya mendengar suara Rio.

"Anak mu mengatai ku seorang pecundang," kata Daru dan Luna segera menoleh ke asal suara tersebut.

"Tuan!" Kaget Luna segera memperbaiki posisi duduk nya.

"Rio, apa yang kamu katakan pada Tuan Daru, Nak?" tanya Luna pada anaknya.

Rio hanya diam dan menunduk, tidak berani menjawab pertanyaan Luna.

"Rio, Ibu tanya sekali lagi. Apa itu benar?" tanya Luna bernada marah pada anak sulungnya tersebut.

"Ibu, jangan marahi kak Rio," kata Putri sambil melirik takut-takut pada Daru yang juga menatap dirinya. Tapi Luna tidak peduli dengan pembelaan Putri pada Rio.

"Jawab Ibu, Rio!" tegas Luna.

"Iya Bu," jawab Rio mengaku.

Luna takut dan segera meminta maaf pada Daru.

"Tuan, tolong maafkan Rio. Rio masih kecil, jangan menyalakannya. Kalau ingin menghukum biar saya saja yang menanggungnya."

Daru tertawa lucu melihat Ibu dan anak itu yang saling melindungi, namun tawanya tersebut tidak terlihat lucu di mata Luna dan anak-anak.

"Ikut denganku."

Melihat reaksi mereka, Daru segera menarik Luna yang kesusahan menuruni ranjang karena ada anak-anak serta Bayu yang masih pulas dengan tidur nyenyak nya.

"Ibu."

Rio dan Putri bersamaan menahan tangan Luna yang satunya. Kedua anak itu sepertinya takut Ibu mereka kenapa-napa jika pergi di bawa oleh Daru. Mereka takut tidak bisa melihat Luna seperti terakhir kali.

"Tidak apa-apa. Kalian tidurlah. Ibu akan baik-baik saja."

Luna melepaskan tangan nya yang di tahan oleh anak-anak, lalu dengan berat hati mengikuti langkah Daru yang berjalan cepat.

Seperti sebelumnya, Daru membawa wanita itu masuk dalam kamarnya Luna lalu menutup pintu tersebut.

Luna berangsur mundur saat Daru malah berjalan maju mendekatinya setelah sebelumnya melepaskan tangannya.

"Tu_Tuan. Apa yang mau anda lakukan?" tanya Luna terlihat gugup bersama langkah nya yang terus mundur dan kini telah mentok dengan ranjang.

"Ah!"

Hampir saja wanita itu jatuh ke belakang saat lututnya tertekuk setelah menyentuh bibir ranjang, untung saja Daru menarik tangan nya sehingga tubuh Luna bisa tertahan.

"Bukankah tadi kamu mengatakan ingin menanggung kesalahan anak mu Rio. Kenapa sekarang seperti ketakutan?" tanya Daru nampak menikmati wajah cemas dan khawatir Luna. Entah apa yang wanita itu takutkan. Padahal Daru belum mengatakan apa-apa.

"Benar, tapi tolong Tuan menjauh sedikit dari saya," kata Luna karena saat ini mereka sangat dekat.

"Memang nya kenapa? Kau sudah Sah menjadi Istriku. Tidak akan ada yang marah."

Nampaknya Daru sengaja menekan ketakutan Luna, apalagi pria itu semakin menunduk dan memojokkan Luna yang hampir berbaring di atas ranjang.

"Tapi kita bukan menikah karena saling memiliki perasaan. Saya masih mencintai suamiku yang telah meninggal dan tidak bisa menggantikannya dengan siapapun," ujar Luna sambil membuang muka karena tidak berani menatap wajah Daru yang menurut nya semakin terlihat menyeramkan jika jarak mereka seperti sekarang ini.

Daru terdiam sejenak, inilah yang dia inginkan. Membahas Hendra tanpa di sengaja dengan Luna.

"Bagaimana terakhir kali kau bertemu dengan Hendra?" tanya Daru serius.

"Maksud anda apa, Tuan?"

Luna tidak mengerti dengan apa yang Daru bicarakan.

"Ceritakan bagaimana pertemuan terakhir kalian. Anggaplah ini sebagai tanggungan mu untuk kesalahan Rio," kata Daru mulai duduk dan tidak memojokkan Luna lagi.

Wanita itu dengan cepat ikut duduk dengan baik dan sepertinya mulai mengingat seperti apa terakhir kali ia berbicara dengan Hendra suaminya.

"Tidak ada apa-apa. Terakhir kali kami hanya sarapan bersama dengan anak-anak," kata Luna sambil mengingat.

"Tidak, bukan itu. Adakah yang menurut mu terdapat kata-kata ganjal atau mungkin ambigu dari Hendra padamu."

Mendengar itu Luna seketika membulatkan matanya seperti mengingat sesuatu.

"Maksud anda seperti _"

1
Ripah Ajha
semangat ya thor
Jumli: siap👍

oh iya, Monika udah update, tapi belum lulus review. entah kapan. semoga tidak bosan dalam menunggu 😁
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya Thor, I like karyamu🥰
Ripah Ajha: entahlah Thor dua2nya keren🥰🥰🥰
Jumli: Terimakasih 🙏
minta nilainya kak.
menurut kakak lebih enak baca cerita Monika, atau cerita Luna?
total 2 replies
Kura Ganjar
penasaran
Jumli: terimakasih atas dukungannya 🙏
total 1 replies
Ripah Ajha
lanjut Thor🥰
Jumli: siapppp
total 1 replies
Ripah Ajha
sama2 Thor, karyamu keren, semangat lanjut ya🥰
Jumli: iya, ini masih semangat 💪
doain lolos bab terbaik 😭😌
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya Thor, makin keren cerita nya👍
Jumli: makasih banyak untuk dukungan nya kak.
minta Doanya supaya cerita ini tidak mengecewakan 🙏😁
total 1 replies
Jumli
makasih banyak untuk 5 bintang nya🙏🙏😭
Ripah Ajha
keren👍
Jumli: makasih banyak untuk 5 bintang nya 🙏😭
total 1 replies
Ripah Ajha
hayoo siapakah Luna sebenarnya?
Jumli: masih rahasia. author juga masih mikir mau jadiin Luna kayak gimana😅

besok baru update cerita Monika ya. jangan lupa mampir di sana
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!