NovelToon NovelToon
Mamaku Simpanan Suamiku

Mamaku Simpanan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Wanita Karir / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"

Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.

Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?

Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19. Mengubah Nama Kepemilikan Aset

Sesampainya di rumah, Dania melihat Kimberly dan William berbincang-bincang dan bermesraan di ruang tamu. Mereka saling men-ci-um, atau bahkan terlihat oleh Dania, William memasukkan tangannya kedalam baju yang Kimberly kenakan.

Keduanya terus seperti itu. Bermesraan di tempat terbuka, hingga langkah Dania terdengar oleh mereka, dan dengan cepat keduanya menghentikan aktivitas mereka.

William memalingkan wajahnya dengan gugup kearah Dania. Seperti baru saja di pergoki selingkuh, Dania menatap sangat tajam kearah William. "Bisa di kamar aja nggak sih mainnya?! ini di ruang tamu, kalo ada orang liat gimana! hhh." 

Dania terlihat menghela napas kasar, dia berjalan pergi meninggalkan Kimberly dan William menuju kamarnya.

Sepeninggal Dania, dan langkahnya yang tak lagi terdengar. William kembali melanjutkan aksinya, tidak menghiraukan ucapan Dania. Kimberly pun juga melakukan hal yang sama, dia mengusap-usap adik kecil William dan membuatnya terbangun.

"Arrhhh ... sayanggg ... kita main yukk, bangun nih adik akuu,," William meraih tangan Kimberly, dia sedikit menggenggam tangan itu, meminta Kimberly untuk menuruti keinginannya.

Kimberly pun tanpa ragu menganggukkan kepalanya, dia menuntun William ke kamar mereka dan kembali melakukan penyatuan disana.

..................................

Keesokan harinya, Kimberly dan William kembali bersiap-siap untuk berangkat kerja. Mereka berdua saling memberi semangat satu sama lain sebelum berpisah di depan pintu rumah.

"Semangat ya, sayang. Jangan lupa makan siang," ucap Kimberly sambil mencium pipi William.

"Kamu juga, jaga diri di luar sana," balas William sambil tersenyum.

William pun berangkat ke kantornya, sementara Kimberly bersiap-siap untuk mengantarkan seorang pembeli ke tanah yang pembeli itu minati kemarin malam. Tanah itu merupakan salah satu properti yang sedang dijual oleh agen properti tempat Kimberly bekerja.

Sesampainya di lokasi, Kimberly bertemu dengan pembeli yang sudah menunggu di depan gerbang. Mereka pun bersama-sama menuju tanah yang akan dilihat oleh pembeli tersebut.

"Jadi, apa yang membuat Anda tertarik dengan tanah ini?" tanya Kimberly sambil membuka pintu mobil.

"Pemandangannya sangat indah, dan lokasinya strategis. Saya pikir ini cocok untuk membangun rumah impian saya," jawab pembeli tersebut sambil melihat sekeliling.

Mereka berjalan-jalan di sekitar tanah tersebut, sambil Kimberly menjelaskan detail tentang tanah tersebut. Pembeli tersebut terlihat antusias dan tertarik dengan penjelasan Kimberly.

Setelah beberapa saat berkeliling, pembeli tersebut akhirnya memutuskan untuk membeli tanah tersebut. Kimberly pun merasa senang dan lega karena berhasil menjual salah satu properti yang dia tangani.

"Terima kasih banyak, mbak Kimberly. Saya sangat senang dengan tanah ini," ucap pembeli tersebut sambil memberikan tanda tangan pada kontrak pembelian.

"Sama-sama, saya senang bisa membantu Anda mendapatkan tanah impian. Semoga Anda bisa membangun rumah yang indah di sini," balas Kimberly sambil tersenyum.

Setelah selesai dengan transaksi tersebut, Kimberly pun kembali ke kantor untuk melaporkan keberhasilannya kepada atasan. Dia merasa bangga dengan pencapaian hari ini dan berharap bisa terus sukses dalam karirnya sebagai agen properti.

Di kantor, Kimberly menceritakan keberhasilannya kepada rekan-rekannya. Mereka semua memberikan selamat padanya dan memberikan semangat untuk terus bekerja keras.

"Kim, kamu memang luar biasa! Selalu berhasil dalam menjual properti," ucap salah satu rekan kerja Kimberly.

"Terima kasih, teman-teman. Aku juga nggak bisa berhasil tanpa dukungan kalian semua," balas Kimberly sambil tersenyum.

Mereka pun mulai berbincang-bincang, hingga tiba waktunya makan siang Kimberly dan semua rekan kerjanya segera pergi makan di restoran tidak jauh dari sana.

Setelah makan siang, Kimberly kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya. Namun, tiba-tiba dia mendapat telepon dari seorang klien potensial yang tertarik untuk membeli rumah di daerah pinggiran kota.

"Selamat siang, mbak Kimberly. Saya tertarik dengan rumah yang Anda tawarkan di daerah pinggiran kota. Bisakah saya melihatnya besok?" tanya klien tersebut.

"Tentu saja, Pak. Saya akan mengatur jadwal untuk Anda besok. Terima kasih atas minatnya," jawab Kimberly dengan antusias.

Setelah menutup telepon, Kimberly segera mengatur jadwal untuk klien tersebut. Dia merasa bersemangat untuk menjual rumah tersebut. Namun, dalam hatinya, dia juga merasa sedikit gugup karena rumah tersebut adalah properti baru yang belum pernah dia jual sebelumnya.

Besoknya, Kimberly bertemu dengan klien tersebut di rumah yang akan dijual. Mereka berkeliling dan Kimberly menjelaskan semua kelebihan rumah tersebut dengan penuh antusiasme. Klien tersebut terkesan dengan rumah tersebut dan akhirnya memutuskan untuk membelinya.

"Terima kasih banyak, mbak Kimberly. Saya sangat senang dengan rumah ini. Terima kasih atas bantuan Anda," ucap klien tersebut sambil tersenyum.

"Sama-sama, Pak. Saya senang bisa membantu Anda mendapatkan rumah impian. Semoga Anda betah tinggal di sini," balas Kimberly sambil tersenyum.

Mereka pun segera melakukan proses pembelian rumah tersebut, hingga setelah pembelian selesai, pembeli dan Kimberly pun berpisah dengan senyuman hangat di wajah mereka.

Kimberly pulang ke rumah dengan perasaan puas. Dia berhasil menjual rumah tersebut dengan lancar dan klien pun sangat senang dengan pembelian yang dilakukannya. Namun, di tengah kebahagiaannya, tiba-tiba dia mendapat telepon dari bosnya.

"Kimberly, ada masalah besar dengan rumah yang baru saja kamu jual," ucap bosnya dengan suara serius.

Kimberly merasa kaget dan cemas. Dia tidak bisa membayangkan apa masalah yang bisa terjadi setelah rumah tersebut berhasil dijual dengan baik.

Bosnya pun menceritakan bahwa ternyata rumah tersebut memiliki sejarah yang kelam. Beberapa tahun yang lalu, rumah tersebut pernah menjadi tempat kejadian kriminal yang mengerikan.

Kimberly merasa terkejut dan tidak percaya. Dia tidak pernah mendengar tentang sejarah kelam tersebut sebelumnya.

Bosnya memberitahunya bahwa klien yang membeli rumah tersebut juga sudah mengetahui hal tersebut dan memutuskan untuk tetap membeli rumah tersebut karena dia jatuh cinta pada desain dan lokasi rumah tersebut.

Kimberly merasa lega namun juga merasa bersalah karena tidak memberitahukan sejarah rumah tersebut kepada klien sebelumnya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan lebih teliti dan jujur dalam menjual properti di masa depan.

...........................

Di rumahnya, Dania terlihat mencari-cari surat-surat terkait rumah, tanah, dan properti yang ditinggalkan almarhum suaminya, Yoga. Dia telusuri setiap laci dan almari di kamarnya dengan penuh harap, namun hasilnya nihil.

Begitu juga saat mencari di kamar Kimberly, tetap tidak ada jejak properti tersebut. Di manakah sebenarnya properti tersebut berada?

Dania merasa sangat kesal. Dia ingin mengubah nama kepemilikan semua aset tersebut dari nama Kimberly ke namanya sendiri. Tapi sejauh ia mencari Dania tidak menemukan apapun.

Dania duduk di tepi tempat tidur, merenungkan kebingungannya. "Kemana properti itu bisa pergi?" gumamnya dalam hati. Dia merasa semakin curiga dengan keadaan ini. Apakah Kimberly telah menyembunyikan surat-surat tersebut dengan sengaja?

Dania memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Dia mengambil ponselnya dan mulai mencari nomor kontak yang bisa dihubungi untuk menanyakan informasi tentang properti tersebut.

Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya dia mendapatkan nomor seorang pengacara yang pernah menangani urusan Yoga sebelumnya.

"Saya ingin menanyakan tentang surat-surat rumah dan properti milik almarhum suami saya, Yoga. Apakah Anda bisa memberikan informasi tentang hal tersebut?" tanya Dania begitu sambungan telepon terhubung.

Pengacara tersebut terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Maaf, tapi saya tidak bisa memberikan informasi tersebut tanpa izin dari pemilik sekarang, yaitu mbak Kimberly. Almarhum pak Yoga telah mewariskan semua aset itu kedalam namanya."

Dania semakin frustasi. Dia merasa seperti terjebak dalam labirin yang tak berujung. "Tapi saya adalah istri Yoga. Saya harus memiliki hak atas properti tersebut," ucapnya dengan nada putus asa.

Pengacara itu menjelaskan bahwa tanpa bukti yang sah, dia tidak bisa memberikan informasi apapun. Dania merasa semakin terjepit. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Dania merasa semakin putus asa. Dia merenung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sendiri dimana letak surat-surat dan dokumen properti tersebut. Dia merasa tidak bisa bergantung pada orang lain untuk mendapatkan informasi yang dia butuhkan.

Dengan tekad yang bulat, Dania mulai menyusuri setiap sudut rumahnya. Dia membuka lemari, laci, dan bahkan kotak-kotak yang tersembunyi di pojok-pojok ruangan. Namun, hasilnya tetap nihil. Tidak ada satupun dokumen yang menunjukkan kepemilikan properti Yoga.

Dania mulai merasa frustasi. Dia merasa seperti ada yang disembunyikan darinya. Tiba-tiba, matanya tertuju pada sebuah lukisan di dinding. Lukisan itu adalah lukisan Yoga dan Kimberly bersama, dengan latar belakang rumah besar yang tampak megah.

Dengan langkah hati-hati, Dania mendekati lukisan tersebut. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan lukisan itu. Dan benar saja, ketika dia menyentuh lukisan tersebut, bagian belakangnya terbuka dan terdapat sebuah laci kecil yang tersembunyi di baliknya.

Dengan hati berdebar, Dania membuka laci kecil tersebut. Dan di dalamnya, dia menemukan semua surat-surat dan dokumen properti Yoga yang dicarinya.

Dia merasa lega dan bahagia, namun juga merasa marah pada Kimberly atas perbuatannya yang menyembunyikan dokumen-dokumen tersebut.

Dengan langkah cepat, Dania mengambil semua dokumen tersebut dan segera menghubungi pengacara Yoga. Dia ingin segera mengurus peralihan kepemilikan properti tersebut ke namanya. Dan kali ini, dia tidak akan membiarkan siapapun menghalangi jalannya.

Bersambung ...

1
Ma Em
Luar biasa
◍•Grace Caroline•◍: Terima kasih sudah mampir kakak
total 1 replies
Ma Em
Kimberly kalau pesan aku suami macam William sdh tidak usah kamu mau baikan sama William mending kamu pisah saja biarkan dia dgn Dania lebih baik Kimberly cari laki laki yg cintanya tulus baik dan sayang sama Kimberly
Ira
Botol karakter utama nya
Ira
Aduh hallu nya jgn keterlaluan msk sekelas artis aja bayaran gk semahal itu jadi wanita panggilan .. Apalagi kelas ibu dpt 75 jt.. Bokis bgt..
◍•Grace Caroline•◍: hehe ini ada daya tariknya tersendiri kak. baca terus ya
total 1 replies
Masitoh Masitoh
isshh muka mu letak d mana dania
◍•Grace Caroline•◍: di dengkul kali ya/Curse//Curse/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!