'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Xannia melajukan mobilnya menuju ke apartment miliknya. Untuk malam ini Xannia tidak akan pulang kerumah ayahnya.
Dia akan pulang besok pagi hanya untuk mengambil pakaian dan juga barang-barangnya.
Di tengah perjalanan xannia memberhentikan mobilnya di depan salah satu bar.
Gadis itu keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk kedalam bar, Xannia mendudukan dirinya di depan bartender dan memesan minuman yang tidak mengandung alkohol.
'Aku baru pertama kali ke tempat seperti ini, tidak seburuk yang dibayangkan,' batin Xannia melihat sekeliling yang tidak terlalu ramai.
"Apakah disini selalu tidak banyak orang?" tanya Xannia pada bartender di hadapannya.
"Tidak juga, suasana akan semakin ramai jika sudah menjelang tengah malam," jawab bartender tersebut.
Xannia menganggukkan kepalanya dan meminum minumannya.
"Anda baru pertama kali datang kemari?" tanya bartender itu dan di angguki oleh Xannia
"Apakah sangat terlihat?" tanya Xannia.
"Tentu saja, sepertinya tempat seperti ini tidak cocok
Untuk anda nona," tutur bartender itu.
"Perkenalkan aku Kim," ujarnya mengulurkan tangannya.
"Xannia," sambut Sydney membalas uluran tangan Kim
"Sepertinya kau memiliki masalah sehingga datang kemari, tebak Kim.
"Karna orang-orang sepertimu akan datang ke tempat seperti ini hanya untuk sekedar menghilangkan masalah dan bukan untuk mencari hiburan," ujarnya lagi.
Xannia tak membalas dia hanya diam sambil menundukkan kepalanya melihat gelas yang sudah kosong.
"Kau mau tambah minumanmu lagi?" tawar Kim.
"Tidak, aku akan pulang saja sekarang," jawab Xannia
Gadis itu berdiri dari duduknya dan mengeluarkan uang dari dalam dompetnya.
"Tidak perlu bayar, biar aku yang traktir untuk pengunjung yang baru pertama kali kemari, cegah Kim saat Xannia akan membayarnya.
"Kalau begitu terima kasih," ucap Xannia sambil memberikan senyumannya.
"Semoga harimu besok menyenangkan," ujar Kim.
Xannia menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju pintu keluar.
Saat sampai di depan pintu, tubuhnya terhalang oleh tubuh besar yang ada di hadapannya.
"Maaf..." ucap Xannia menyingkir dan memberi jalan pada orang yang akan masuk itu tanpa melihat kedepan.
Dia lebih baik mengalah dan tidak ingin menimbulkan keributan karna harinya terlalu berat sekarang.
"Lihatlah kedepan, kau bisa saja menabrak seseorang karna terus menunduk," ujar seorang pria dengan suara beratnya.
Xannia mendongakkan kepalanya dan seketika matanya membulat setelah melihat pria yang ada di hadapannya kini.
Pria itu menatap kearah mata biru Xannia yang seolah terkejut saat melihatnya.
"Lain kali tegakkan kepalamu, jangan selalu menunduk," ujarnya dan berlalu begitu saja dari hadapan Xannia
Xannia tersadar dari rasa terkejutnya setelah pria itu melewatinya.
'Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya disini, 'batin Xannia
Lantas Xannia langsung pergi dari bar itu dan menuju kearah mobilnya yang terparkir.
Sementara itu pria tadi menatap punggung Xannia yang kian menjauh dan menghilang.
Xannia kembali melanjutkan perjalanannya menuju apartement barunya.
10 menit kemudian Xannia sudah sampai di gedung apartement miliknya, setelah memarkirkan mobil miliknya Xannia langsung berjalan masuk kedalam lift dan menekan nomer di mana lantai apartemennya berada.
Ting...
Xannia keluar dari dalam lift setelah pintu lift terbuka.
Ia berniat untuk mampir ke tempat Kay. Tapi, mengingat sudah malam jadi Xannia mengurungkan niatnya dan berjalan kearah tempat tinggalnya yang berada di sebelah milik temannya itu.
Setelah membuka pintu itu hal yang pertama Xannia lihat adalah gelap.
Dia menyalakan tombol lampu yang ada di dekat pintu, dan menutup pintu itu.
Untungnya dia sudah meminta bantuan Kay untuk mengisi tempat tinggalnya dengan beberapa perabotan rumah, seperti ranjang dan sofa.
Xannia langsung berjalan masuk kearah kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya yang terasa lelah disana. Karna saking lelahnya membuat dia langsung tertidur begitu saja.
Pagi harinya Xannia sudah bangun dan sudah membersihkan dirinya, dia masih memakai pakaian yang semalam masih dia kenakan.
"Xannia?" terdengar suara seorang wanita yang memanggil namanya saat ia sedang mengunci pintu apartemennya.
"kay? Kau mau pergi bekerja?" tanya Xannia.
"Iya..."
"Kau tidur semalam disini?" tanya Kay.
"Iya, aku malas pulang kerumah. Dan rencananya aku akan pindah hari ini juga, aku akan pulang untuk mengambil pakaian dan beberapa barang-barang ku yang penting," jawab Xannia.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kay mencoba untuk memastikan keadaan Xannia.
"Ya... Aku baik-baik saja, aku juga sudah membatalkan pertunanganku dengan Arsen," ucapnya dan tidak terlihat kesedihan sedikit pun di wajahnya.
"Aku juga akan mulai masuk kerja besok," lanjutnya.
"Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Tapi, apa kau yakin akan mulai bekerja besok?"
"Iya aku yakin," jawabnya.
"Baiklah, kalau begitu aku duluan. Hubungi aku jika nanti kau butuh bantuan saat pindah," ujar Kay pergi dari hadapan Xannia sambil melambaikan tangannya.
Setelah Kay pergi, wajah Xannia kembali menjadi dingin dan tanpa senyum.
Dia meninggalkan unit apartemennya menuju basement dimana mobilnya terparkir.
Xannia menjalankan mobilnya dengan cepat menuju mansion sang ayah.
Hingga akhirnya mobil yang di kemudikan oleh Xannia sampai di pekarangan mansion ayahnya.
Dia memarkirkan dengan asal mobilnya dan berjalan begitu saja masuk kedalam mansion.
Saat sudah berada di dalam mansion, Xannia dapat mendengar suara sang ayah yang sedang memarahi seseorang.
"Cukup Martin! Tak seharusnya kau memarahi putriku seperti ini, kau sudah dengar sendiri kan? Kalau dia hanya ingin bertemu dengan kakaknya," terlihat seorang wanita paruh baya memarahi Martin.
"Harusnya kau bisa mengawasi Maria, agar dia tidak bertindak gegabah, Jenny!" ujar martin.
"Maafkan aku dad! Aku tidak tahu jika yang akan membuka pintu adalah mommy Amanda. Aku datang kesini karna hanya ingin bertemu dan melihat kakakku saja," ujar Maria dengan air mata yang sudah berderai.
"Ohh, ternyata kau membawa mereka kesini?" ujar Xannia yang seketika mengagetkan ketiga orang tersebut.
"Kau pasti ibunya. Karna kalian sangat mirip," ujar Xannia pada seorang wanita paruh baya.
"Dari mana saja kau? Kau bahkan tidak pulang semalaman!" kata Martin dengan suara baritonnya.
"Walaupun aku tidak pulang semalam. Setidaknya aku tidak datang ke tempat tinggal seorang pria," sinis Xannia menatap dingin pada perempuan yang berdiri di belakang ayahnya.
"Kalian bisa lanjutkan drama kalian, dan kau bisa memarahinya sepuas-mu," ujar xannia dan pergi dari hadapan ketiga orang itu.
Ia berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, tanpa memperdulikan sang ayah yang terus saja memanggil-manggil namanya.
Xannia masuk kedalam kamarnya dan mulai membereskan barang-barangnya, dia memasukan beberapa pakaiannya kedalam koper dan juga memasukan foto sang ibu.
Setelah semuanya sudah di masukan, Xannia menggeret koper itu keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga.
"Kau mau kemana?" tanya Martin.
"Keluar dari rumah ini," jawab Xannia datar.
"Kau tidak bisa keluar dari rumah ini, daddy tidak akan pernah mengizinkanmu untuk meninggalkan rumah ini," marah Martin.
"Kenapa tidak bisa? Aku bisa melakukan apapun yang aku mau," jawab Xannia.
"Kakak, kau tidak perlu pergi dari sini. Karna mommy dan aku yang akan pergi," ujar Maria yang menghampiri Xannia.
"Ini semua karna kesalahanku, andai aku tidak datang kemari semua kekacauan ini tidak akan terjadi,
"Ini semua memang salahmu," tutur Xannia datar.
"Andai kau tidak menemui ibuku masalah ini tidak akan terjadi," ujarnya.
"Kalian berdua sekarang boleh tinggal disini. Karna aku tidak akan datang kemari lagi," ucap Xannia.
"Ah satu lagi... Aku sudah membatalkan pertunanganku dengan Arsen. Jika kau masih ingin menikahkan anakmu dengannya, nikahkan saja dengan dia," tunjuknya pada Maria.
Setelah mengatakan itu, Xannia lantas pergi dari hadapan sang ayah.
"XANNIA...! Jika kau berani meninggalkan rumah ini daddy akan mengambil semua fasilitas yang kau gunakan sekarang. daddy juga akan membuatmu berhenti dari perusahaan tempatmu bekerja, hingga kau tidak bisa bekerja di manapun dan akhirnya pulang," ujar martin saat Xannia sudah berada di ambang pintu.
Xannia lantas berbalik dan menghampiri sang ayah, dia mengeluarkan dompetnya yang semua isinya adalah pemberian sang ayah.
"Aku kembalikan semua milikmu," ujar Xannia.
"Satu lagi... Kau tidak akan pernah bisa membuatku berhenti dari tempatku bekerja. Kau pikir, pemilik perusahaan dimana aku bekerja akan mau menuruti semua keinginanmu? Dia tidak akan pernah mau mengikuti perkataan seseorang," sinis Xannia.
"Dan, jangan pernah memanggilku kakak. Karna aku tidak punya adik," cibir Xannia pada Maria.
Maria mengepalkan kedua tangannya saat melihat pandangan Xannia yang meremehkannya.
Bersambung......