Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Sekutu
Di sebuah klub malam, Leticia sedang berlenggak lenggok menari mengikuti suara alunan musik yang dimainkan DJ. Dia tak peduli menjadi pusat perhatian para laki-laki hidung belang, yang jelas saat ini dia ingin bersenang-senang dan melupakan soal Damian. Pria yang sudah bertahun-tahun menjadi penghuni hatinya.
Leticia adalah model yang dikontrak oleh nyonya Anne. Dia dikontrak untuk menjadi B.A design baju yang diluncurkan oleh perusahaan Anne. Leticia bertemu dengan Damian saat acara malam peluncuran produk baju musim dingin 4 tahun yang lalu.
Gadis itu langsung terpesona dengan keturunan Roberto itu. Namun, Damian saat itu hanya bersikap tak acuh padanya dan hal itu justru membuat Leticia semakin terpesona dan akhirnya jatuh cinta, tapi cinta yang dimiliki Leticia itu kini tampaknya telah berubah menjadi obsesi.
"Hai, cantik. Kau sendirian?"
"Menurutmu?" tanya Leticia ketus. Pria yang mendekati Leticia itu tersenyum tipis. Dia meraih pinggang Leticia dan menariknya hingga Leticia berada dalam dekapan pria asing itu.
"Aku akan memuaskanmu, Leticia." Pria itu langsung mengangkat tubuh Leticia dan memanggulnya seperti karung beras. Leticia tak bisa menolak karena pria itu juga tampan menurutnya.
Di sebuah kamar presiden suit suara d*sahan mulai terdengar menggema. Leticia seperti tak berdaya di bawah kungkungan pria itu. Meski dirinya dalam pengaruh alkohol, tapi wajah Leticia memancarkan kepuasan untuk permainan pria itu.
Keesokan harinya Leticia terangun dan sangat terkejut mendapati dirinya tidur dengan keadaan yang sangat kacau. Dia mengintip ke dalam selimut yang dia pakai. Wajah seketika menegang melimat begitu banyak bercak merah kebiruan hampir di seluruh tubuhnya.
"Oh, ****! Apa yang sudah aku lakukan?"
"Kau sudah bangun rupanya." Tiba-tiba suara seorang pria mengejutkan Leticia. Gadis itu menatap wajah pria tersebut dengan alis bertaut. Potongan tentang kejadian semalam tiba-tiba berkelebatan di ingatan gadis itu.
"Siapa kau?"
"Aku? Aku adalah partnermu sekarang."
"Apa kau seorang gigolo?" tanya Leticia. Pria itu hanya menyeringai, lalu dia berjalan dan duduk di sofa yang tak jauh dari ranjang di mana Leticia masih terlihat linglung.
"Aku bukan gigolo. Aku adalah partnermu untuk menjerat Damian."
"Apa maksudmu? Apa kau itu seorang gay hingga ingin menjerat Damian juga?"
"Jika aku gay aku tidak akan membuatmu terus mend*sah semalaman nona."
"Lalu apa maksudmu dengan mengatakan partner untuk menjerat Damian? Siapa sebenarnya dirimu? Dan apa tujuanmu?"
"Perkenalkan, namaku Marrick. Aku mengenalmu dari rekan bisnisku. Aku tahu kamu sudah sejak lama menginginkan Damian, tapi pria itu sama sekali tak melirikmu, kan? Saat ini dia menawan wanitaku. Aku ingin kita kerja sama. Kau menjerat Damian dan aku merebut wanitaku kembali."
"Wanita yang mana? Apakah gadis ingusan itu? Aku yakin Daian hanya sebang main-main dengannya."
Marrick menyeringai. Dia tahu Leticia sama sekali belum tahu siapa Celine sebenarnya. Itulah mengapa wanita itu tampak menyepelekan Celine.
"Gadis ingusan? Kau salah menilai wanitaku Leticia. Levelnya jauh lebih tingg dirinya daripada dirimu. Setidaknya dirinya tak murahan sepertimu. Itulah kenapa Damian merebutnya dariku."
Mendengar ucapan Marrick, Leticia mengepalkan tangannya hingga buku-buku jemarinya memutih.
"Jika aku hanya wanita murahan, lalu kenapa kau mengajakku bekerja sama dan kau mau tidur dengan wanita murahan ini?" sarkas Leticia. Marrick justru tertawa mendengar ucapan Leticia yang terdengar kesal itu.
"Karena kau sudah terkenal di kalangan rekan bisnisku, aku hanya penasaran dan ingin mencobamu." Ucapan marrick benar-benar keterlaluan, tapi ajakan kerja sama itu cukup menarik bagi wanita itu. Dia merasa memiliki sekutu sekarang.
"Lupakan mengenai aku. Aku terima ajakanmu untuk bekerjasama. Kau bisa mengambil gadismu setelah aku berhasil menjerat Damian."
"Ok, Deal." Marrick menyeringai. Ternyata sangat mudah untuk mebujuk Leticia. Kelak Leticia akan berguna untuk dijadikan kambing hitam olehnya.
***
Sementara itu, saat ini Celine dan Damian telah kembali ke Los Angeles. Damian mulai sibuk dengan pekerjaannya. Sementara itu Celine rencananya akan melihat-lihat kampus. Dia sudah bertekat akan mencoba hubungannya kali ini lebih serius dengan Damian, meski jarak usia mereka terbilang sangat jauh.
Celine mengirimi pesan pada Damian, meski hubungan mereka belum berpacaran, tapi Celine ingin menjaga komunikasi diantara dirinya dan Damian. Jangan sampai karena kesibukan masing-masing mereka justru malah akan melupakan satu sama lain.
(Damian, aku akan pergi dengan Sebastian dan Mateo. Aku akan melihat-lihat kampus yang nantinya akan aku masuki.)
(Baiklah, berhati-hatilah. Jaga hatimu untukku.)
Celine tersenyum membaca kalimat terakhir Damian. Dia merasa ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan dalam hatinya.
Celine mendatangi California state university, Dia ingin melihat-lihat jurusan yang nanti akan diambilnya, meski sebenarnya Celine tak perlu berkuliah karena dia sudah sangat pintar menuruni gen dari ayah dan ibunya.
Celine adalah gadis yang sangat pintar dalam ilmu science. Namun, dia ingin tetap mengambil jurusan kuliah lain untuk menggali potensi dirinya yang lain. Mateo dan Sebastian mengikuti Celine dari jarak yang cukup Jauh, karena mereka mematuhi aturan yang Celine buat.
Celine mengambil sebuah brosur dan di saat yang bersamaan brosur yang dipegang Celine juga dipegang oleh orang lain.
"Hai, kau mau mendaftar juga?" Seorang gadis seumuran Celine tersenyum sembari melepaskan tangannya dari brosur itu.
"Iya, kau juga akan mendaftar?" tanya Celine ramah.
"Ya."
"Kau ambil jurusan apa?" tanya Celine lagi.
"Mungkin ilmu komputer. Aku tertarik untuk menjadi seorang hacker." gadis itu berbisik di telinga Celine. Celine tertawa. Baiklah dia juga sepertinya akan mengambil jurusan itu untuk mengasah dirinya juga.
"Aku juga akan mengambil jurusan yang sama denganmu." Celine mengulurkan tangannya pada gadis itu.
"Perkenalkan, namaku Josceline. Kau boleh memanggilku Celine."
"Aku Loraine. Kau bisa memanggilku Rain." Gadis itu mengulurka tangannya juga pada Celine. Setelah saling bertukar nomor, Celine akhirnya berpisah dengan Rain. Mereka berjanji akan bertemu lagi besok untuk mendaftar kuliah bersama-sama.
...****************...