Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08
Sesuai dengan perkiraan semua orang, pesta pernikahan sangat meriah. Tentunya, tidak ada yang tahu drama dibalik pernikahan Bianca dan Liam. Hanya saja, beberapa teman yang mengenal Bianca bedecak kagum melihat kegigihan perempuan itu yang akhirnya mendapatkan Liam.
"Wah, hebat sekali Bianca! Ternyata bisa juga membuat Liam menjadi suaminya!" ucap salah satu teman satu kampus Liam dan Bianca.
"Siapa yang bisa tahan dengan godaan Bianca? Aku yakin mereka telah tidur bersama," balas seseorang yang membuat beberapa orang menoleh termasuk Ivanka yang menatap tajam.
"Picik sekali pikiranmu! Liam tidak mungkin melakukannya!" bantah Ivanka padahal dia tahu dengan jelas apa yang terjadi malam itu dan marah karena Liam tidak masuk perangkapnya.
"Yah, kau memang kalah segalanya dari Bianca. Jadi, tidak perlu menimpali ucapanmu, Ivanka. Cukup lihat bagaimana Bianca akhirnya mendapatkan Liam yang kau akui sebagai kekasihmu itu," balas perempuan yang membuat Ivanka kesal.
"Terserahlah! Yang pasti aku yakin Liam akan segera mencampakkan Bianca!" seru Ivanka sambil berjalan pergi dari Liam.
Sedangkan, di pelaminan Bianca tak hentinya tersenyum setiap ada tamu yang memberikan selamat untuknya. Berbeda dengan Liam yang memperlihatkan wajah datar. Dia tidak menyukai penikahan ini. Menganggap bahwa menikah dengan Bianca adalah sebuah kesalahan.
Bianca melirik Liam yang tidak antusias pada pernikahan mereka. Dia menghela napas ketika Liam terus memperlihatkan wajah datarnya. Sejak awal, dia telah membulatkan tekad untuk menghadapi apa pun dalam pernikahan mereka. Tidak akan Bianca menyerah untuk membuat Liam jatuh cinta padanya.
"Tolong tersenyumlah Liam! Jangan terus menampilkan wajah datar seperti itu. Beberapa orang akan berpikir bila aku memaksamu untuk menikahiku!" pinta Bianca pada Liam ketika mereka akhirnya bisa duduk.
"Bukankah benar? Aku terpaksa menikahimu karena kamu telah mengandung! Andai saja anak itu tidak ada, aku pasti tidak perlu bertanggung jawab dengan menikahi denganmu!" balas Liam.
"Jadi, kamu tidak mungkin bertanggung jawab dengan menikahiku?" tanya Bianca yang sudah tahu jawaban Liam.
"Kau sudah tahu jawabannya, Bianca. Tidak perlu menanyakan sesuatu yang sudah jelas.
Sebenarnya, Bianca tidak pernah memimpikan untuk menikah dengan Liam dengan cara seperti ini. Namun, cintanya pada Liam membuat Bianca menyerahkan begitu saja kesuciannya pada pria yang dicintainya itu.
Jarak antara cinta dan obsesi sangatlah tipis. Banyak orang terdekat Bianca selalu mengingatkan bila dia sudah terlalu terobsesi dengan Liam. Tidak sepatutnya, perempuan mengejar cinta seorang pria. Pada hakikatnya, pria lebih menyukai mengejar cinta wanita yang dicintainya.
"Selamat Bianca! Akhirnya kamu berhasil menikah dengan pria yang kamu inginkan," ucap seorang pria yang memandang sendu Bianca.
Lamunan Bianca terpecah, dia menatap pria di hadapannya dengan senyum di wajah. Pria yang mengucapkan selamat itu adalah Adam Mahendra. Pria yang selama ini menatap Bianca dengan penuh kasih sayang.
Sahabat terdekat Bianca yang selalu mendukung setiap perbuatan yang dia lakukan. Adam memaksa tersenyum ketika Bianca dan Liam berdampingan di pelaminan. Dari awal, dia tidak menyukai Liam yang sejak awal menolak Bianca. Namun, ketika mengetahui mereka akan menikah tentu saja Adam hanya bisa tersenyum miris.
"Terima kasih, Adam. Aku tahu kamu akan datang di hari bahagiaku," ucap Bianca menyambut tangan Adam.
Ingin rasanya Bianca berbicara tentang hal yang telah dilaluinya hingga mencapai titik ini. Namun, dia menahan diri agar tidak ada orang lain selain keluarga mereka yang tahu bahwa Liam terpaksa menikahinya hanya untuk bertanggung jawab.
"Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, Bi. Aku akan selalu ada bila kamu membutuhkanku," ucap Adam membuat Bianca terharu.
Selain James, Adam adalah sosok pria yang sudah dia anggap seperti Kakak sendiri. Tak jarang, Adam berbuat berlebihan untuk melindungi Bianca. Terutama, bila Ivanka membuat masalah.
"Boleh aku memelukmu, Bi? Untuk terakhir kali?" tanya Adam masih memandang sendu wanita cantik di hadapannya.
"Ten..."
"Jangan membuat orang lain salah paham! Aku tidak menyukai bila wanitaku disentuh oleh orang lain," ujar Liam menarik tubuh Bianca dengan kasar agar perempuan itu tetap berada di sisinya.
Bianca mengerjap ketika Liam mengatakan wanitaku. Itu berarti Liam mengakui dirinya sebagai seorang istri bukan?
Apa dia mulai menyukaiku? batin Bianca.
"Tidak perlu kasar seperti itu! Aku mengerti batasan Liam!" tegur Adam pada Liam.
Pria itu mendekati Liam kemudian membisikkan sesuatu padanya. "Jagalah dia selama menjadi milikmu! Bila kau menyakitinya sedikit saja, aku akan mencoba untuk merebutnya darimu!" ancam Adam pada pria yang masih memegang lengan Bianca dengan erat.
"Pergilah! Jangan pernah ikut campur dalam urusan rumah tanggaku! Dia milikku!" balas Liam dipenuhi rasa kekesalan.
"Aw, sakit, Li!" seru Bianca.
Liam segera melepaskan cengkraman di lengan Bianca. Dia melihat lengan seputih susu milik Bianca memerah. Namun, hanya diam saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Jaga dirimu, Bi. Bila terjadi sesuatu, kamu tahu harus menghubungi siapa!" pesan Adam tersenyum pada Bianca.
Kini, giliran Ivanka menghampiri pasangan suami istri baru itu. Bianca yang sedikit merasa sakit di lengannya tidak mempedulikannya lagi. Dia harus menghadapi Ivanka dengan berani.
"Selamat karena telah merebut Liam dari tanganku! Tapi, berhati-hatilah. Aku akan segera menjadikanmu seorang janda!" seru Ivanka.
"Bermimpi saja, Ivanka! Tidak akan ada perceraian di antara kami!" balas Bianca dengan senyum yang membuat bulu kuduk siapa pun berdiri.
Tidak akan aku biarkan kamu melakukan sesuatu untuk menghancurkan rumah tanggaku! Aku pastikan kalau aku akan menjadi istri Liam selamanya, ucap Bianca dalam hati.
Ivanka mendekati Liam dan ingin memeluknya, tetapi pria itu menghindar. "Maaf, Ivanka. Aku rasa kami tidak bisa sembarangan memelukku seperti dulu!" ucap Liam dengan sopan. Bianca menyeringai ketika melihat ekspresi Ivanka yang terkejut.
"Baiklah, Liam. Aku akan menunggu hingga tiba saatnya kita yang berada di pelaminan! Jangan lupa kalau dia bukanlah wanita yang pantas untuk mendampingimu!" seru Ivanka kemudian turun dari pelaminan dan mencari Laura.
"Aku pastikan kamu akan menderita walau hidup bersama dengan Liam!" ucap Ivanka yang otaknya dipenuhi oleh berbagai rencana.
Bianca tersenyum mendengar ucapan Liam pada Ivanka. Kali ini, dia merasa puas karena Liam juga membatasi diri untuk dekat dengan wanita itu.
"Terima kasih, Li!" ucap Bianca.
"Tidak perlu berterima kasih! Kamu mungkin akan menelan kata itu ketika menjalani pernikahan denganku. Aku pastikan kamu akan menyesal dan meminta perpisahan Bianca!" balas Liam hingga Bianca sedikit takut akan rencana pria yang sudah menjadi suaminya.
"Apa pun yang terjadi, aku akan bertahan karena aku mencintaimu!" tukas Bianca yang diabaikan oleh Liam.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❣️