NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru

Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda
Popularitas:61.9k
Nilai: 5
Nama Author: ssabila

Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru
_____________________________

Arta Malik seorang pengusaha sukses di bidang fashion di Korea, usianya yang sudah tak muda lagi ia ingin anaknya melanjutkan bisnisnya.

"Aku belum siap menikah, yah."

"Usia kamu sudah hampir 30 tahun, coba kamu pikir masa depan kamu, sudah saatnya kamu gantiin posisi ayah."

Bian Malik, ia sangat tidak minat untuk terjun di dunia bisnis. Usianya yang sudah hampir kepala tiga ini ia sama sekali belum memiliki niat untuk menikah. Setelah Bian menikah Arta akan memberikan semua tanggungjawab perusahaan pada Bian.
___________________________________________

"Tis, nanti malam kamu dandan yang cantik ya ada tamu penting yang mau datang."

Latisya Andini, di usianya yang masih 18 tahun ia harus menanggung perbuatan kakeknya. Ia harus menyerahkan dirinya untuk diperistri seseorang yang usianya jauh lebih tua dibanding dirinya.


"Loh bapak kok di sini?"

"Ya? ada masalah?"

Siapakah pria itu? Simak kelanjutannya di cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah

"Non Tisya belum pulang" Jawab Sumi.

"Belum pulang?" Tanya Bian

Bian mengurungkan niatnya untuk ke kamar. Ia melempar tasnya ke atas sofa lalu membuka ponselnya untuk melacak gps yang ia pasang di motor yang Tisya naiki.

"Jam segini masih main." Ucap Bian.

Bian melajukan mobilnya menuju titik lokasi motor Tisya yaitu di mall dekat sekolahannya. Setibanya di parkiran mall Bian langsung mencari Tisya.

Mengapa Bian tidak menghubungi Tisya? Ya karena Bian tidak menyimpan nomor Tisya.

Bian berjalan menyusuri lantai satu mall itu namun tidak bertemu dengan Tisya. Ia naik ke lantai dua dan tidak bertemu Tisya. Dia naik lagi ke lantai tiga.

Ia berjalan dari ujung ke ujung, namun ia tidak bertemu dengan Tisya

"Bi"

Bian menoleh ke belakang, ia melihat Dimas berjalan menghampiri dirinya.

"Lo ngapain ke sini, tumben banget." Tanya Dimas.

"Emm gue lagi cariin murid gue, jam segini belum balik ke rumah." Jawab Bian.

"Widih guru teladan haha." Ucap Dimas.

"Biasa sih itu kan emang tugas gue." Jawab Bian.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Bian balik.

"Oh itu tadi waktu gue isi bensin di pom gue lihat ada cewek yang dulu gue ceritain itu, nah langsung deh gue hampiri dia, dan ternyata dia masih ingat gue juga, terus gue ajak dia makan bareng, awalnya sih dia nolak tapi gue ga nyerah gue bujuk dia terus akhirnya dia mau." Jawab Dimas.

"Terus?"

"Terus gue ajak dia makan di sini." Jawab Dimas

Bian melihat sekeliling mall tersebut

"Terus mana orangnya?" Tanya Bian.

"Nahh itu masalahnya, waktu gue selesai bayar gue pamit dulu mau beli sesuatu sebentar, gue suruh dia nunggu di sini eee balik-balik dia udah ga ada." Jawab Dimas.

"Terus yang lo bawa itu apa?" Tanya Bian.

"Ini? Boneka mau gue kasih dia." Jawab Dimas.

"Seharusnya lo datangnya lebih awal biar bisa gue kenalin sama dia." Ucap Dimas.

Bian mengecek ponselnya. Ia melihat gps dan terlihat motor Tisya berjalan keluar dari mall.

"Bro gue balik dulu ya, lain kali ceritanya disambung." Pamit Bian.

Bian langsung berjalan setengah berlari keluar dari mall. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa mengejar motor Tisya.

Di tengah perjalanan Bian berhasil mengejar Tisya. Ia mengurangi kecepatannya dan mengemudi di belakang motor Tisya.

Setibanya di rumah Tisya memarkirkan motornya di garasi dan disusul oleh Bian.

Bian keluar dari mobil dan menghampiri Tisya.

"Dari mana kamu?" Tanya Bian dengan tatapan tajam membuat Tisya takut.

"Da.. dari sekolah." Jawab Tisya.

"Sekolahan mana?" Tanya Bian.

"Sekarang sekolahan sudah pindah ke mall?" Tanya Bian lagi.

Tisya tidak menjawabnya, ia menundukkan kepala dan tak terasa air matanya menetes.

Hati Tisya sangat lemah, ia akan menangis jika mendengar suara bentakan.

"Masuk" Perintah Bian.

Tisya melepas helmnya kemudian berjalan mengikuti Bian.

"Mbok boleh pulang." Ucap Bian.

Sudah dari tadi Sumi bersiap untuk pulang, namun karena majikannya belum kembali ke rumah ia tidak berani meninggalkan rumah itu.

"Kamu tahu kan status kamu sekarang apa?" Tanya Bian.

"Kamu sekarang sudah menjadi seorang istri, hanya istri durhaka yang pergi sampai petang tanpa izin suaminya." Ucap Bian

Tisya hanya menunduk sambil terus menangis.

"Pergi sama siapa kamu?" Tanya Bian

"Sama dua teman kamu itu?" Tanya Bian dan Tisya menggelengkan kepala.

Bian kemudian menaiki lift ke kamar dan diikuti Tisya.

Setibanya di kamar Bian melepas jas dan sepatunya. Ia masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air.

Sedangkan Tisya ia berjalan ke almari dan menyiapkan pakaian untuk suaminya.

Bian keluar dari kamar mandi seperti biasa, telanjang dada dan hanya mengenakan handuk yang dililitkan di bawah perutnya.

Tisya memalingkan pandangannya dan segera masuk ke kamar mandi.

Setelah Tisya selesai mandi Bian sudah tidak ada di kamar. Tisya keluar kamar sambil membawa gelas kosong ke dapur.

"Makan dulu." Ucap Bian yang tengah duduk di meja makan, ia sudah sangat lapar namun entah mengapa ia ingin disiapkan makanannya oleh Tisya.

Tisya meletakkan gelas kosongnya di wastafel lalu berjalan mendekati Bian. Ia mengambil piring kosong di hadapan suaminya lalu mengisinya dengan nasi beserta lauknya.

Bian mulai melahap makanannya namun Tisya hanya duduk di depannya.

"Makan." Ucap Bian.

Tisya kemudian mengambil setengah centong nasi dan sedikit lauk lalu memakannya.

"Kenapa hanya sedikit? Kamu tidak suka makanannya?" Tanya Bian.

"Saya sudah makan." Jawab Tisya.

Bian kemudian melanjutkan melahap makanannya hingga habis lalu pergi ke ruang kerjanya.

Sebenarnya ia tidak marah dengan Tisya, ia hanya memberi pelajaran pada Tisya agar tidak mengulangi kesalahannya. Bian tidak tega melihat Tisya ketakutan namun semua ini ia lakukan untuk kebaikan Tisya.

Setelah Bian pergi Tisya langsung menangis. Ia tau dia salah, tapi dia tidak menyangka kalau Bian akan semarah ini.

Tisya kemudian masuk ke kamarnya. Di dalam kamar ia membawa buku-bukunya ke sofa dan mulai mengerjakan tugasnya. Untung saja tugasnya tidak banyak, jadi dia bisa istirahat lebih cepat.

Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Tisya memasukkan bukunya ke dalam tas. Setelah itu ia mengambil bantal dan selimut lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa.

Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Bian mematikan laptopnya lalu masuk ke kamar. Bian mendekati Tisya lalu mengangkat tubuh Tisya ke ranjang.

Dalam Tidurnya Tisya bermimpi ada seorang pangeran yang membawanya terbang ke istana.

Bian menutu setengah tubuh Tisya dengan selimut lalu menatap wajah Tisya.

"Maaf" Lirih Bian

Mata bengkak, hidung merah. Bian memberanikan diri menyentuh mata Tisya dan mengusap bekas air mata Tisya. Ingin rasanya Bian menciumnya namun ia tidak berani.

Kekesokan harinya Tisya kembali merasakan tidur yang sangat nyaman. Namun kali ini ia merasa ada sesuatu yang menimpa perutnya.

"Berat banget sih." Ucap Tisya saat memindahkan tangan Bian yang melingkar di perut Tisya.

Setelah berhasil memindahkan tangan Bian ia segera berjalan keluar kamar.

"Kok bisa sih gue pindah ke ranjang lagi." Ucap Tisya.

Tisya masuk ke dalam dapur lalu mengambil segelas air putih, sebab semalam ia lupa tidak membawa air putih ke kamar.

'Klek'

Tisya menoleh ke arah pintu belakang lalu muncullah Sumi.

"Kok lewat situ mbok?" Tanya Tisya.

"Iya non kemarin saya minta kunci sama tuan, soalnya ga enak kalau bangunin pagi-pagi" Jawab Sumi.

"Oh gitu, ya sudah kalau gitu saya tinggal dulu." Ucap Tisya.

Tisya membuka pintu kamar dan terlihat Bian sedang sholat subuh. Ia meletakkan gelas berisi air di atas meja lalu masuk ke kamar mandi.

1
efvi ulyaniek
bodo bgt si arta
Hafidz Habibullah
koq lama ya up nya .........jd syami istri itu hrs slng terbuka....
Wiwik widyawati
kok gini sih Thor ... kapan Mayang ketahuan selingkuh
Reni Anjarwani
kok dlm rumah tangga bian dan tisya ngak ada keterbukaan yaa aku binggung alur cerita ini muter2 , kayak bukan suami istri aja
Zayyin Arini Riza
kasihan Tisya... masih muda, suami kurang terbuka pada istri. Tisya sudah berkorban masa depan, di usia dini harus menjadi istri sampai dia gak lanjut kuliah karena ingin ngurus suami.
Iswandari Iswandari: up yg bnyk dong puas bacanya
total 1 replies
Reni Anjarwani
arta terlalu bodoh ngak curiga sama sekali
Reni Anjarwani
sedih yaa lihat bian sakit , kayaknya benar besok dimas nunggu jandanya tisya
Zayyin Arini Riza
Ceritanya bagus
efvi ulyaniek
ga suka aq lama2ma si bian ini...sama istri ga terbuka...gt bilangnya cinta..yg ditenteng kemana2 si stefi payah
efvi ulyaniek
waduhhhh parah ini
efvi ulyaniek
wah parah ni stefi...modus ganti napa sekretarisnya...penyakit aja
efvi ulyaniek
stefi yg profesional ya awas jd pelakor
efvi ulyaniek
itu bukan anakmu arta...ga kebongkar2busuknya mayang
efvi ulyaniek
yg promil sapa yg hamil siapa ini
efvi ulyaniek
kenapa ga cerita aja sih tis
efvi ulyaniek
kelepasan ngomong ga tuh gara2 sebel jd keprucut jujur😀
Hafidz Habibullah
koq bisa gitu
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
efvi ulyaniek
walah....ketauan...jujur ga ya tisya
efvi ulyaniek
ya kasian....papa arrha....ayo buntutin ahhh sdh jelas gelagat selingkuh dibiarin aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!