Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Itu artinya setelah anakmu lahir,kau tidak akan mencintai aku lagi,benar begitu kan?"
"Sepertinya aku sudah salah bicara,"ucap Bara ,"sebenarnya aku sudah jatuh cinta semenjak kita sudah melakukan hubungan suami istri.
Sinta membuang wajahnya malu,entah kapan terakhir kali ia dan Bara melakukan hubungan suami istri,Sinta pun sudah lupa.
Jika kau benar cinta padaku,maka bergantung lah di atas tangga,sama seperti kau memperlakukan aku dulu,"ucap Sinta membuat Bara tercengang.
Bara menelan salivanya kasar, beberapa orang pelayan di sana hanya bisa diam menahan tawa. Setiap orang yang ada di rumah ini, adalah saksi atas apa yang pernah terjadi antara Bara dan Sinta.
Jika kau tidak melakukannya,itu artinya cintamu bohong dan sudah pasti kau akan membuangku lagi,"ucap Sinta.
"tapi, apakah aku boleh minta sesuatu padamu?"tanya Bara.
"Apa?tanya Sinta
Bara membisikkan sesuatu pada Sinta yang membuat matanya terbelalak lebar,Sinta hendak menolak tapi tatapan dan senyuman Bara begitu menggoda dirinya.
"Jika kau menolak juga tidak apa-apa,aku tidak akan memaksamu. Tapi,aku tidak akan melakukan permintaanmu biar kita impas," ucap Bara langsung di iyakan oleh Sinta.
Bara,mau tidak mau terpaksa meminta bantuan ke pada para anak buahnya yang selalu bekerja di rumahnya untuk menggantung dirinya di atas tangga. Diam-diam Tomo mengangkat jempol untuk memuji keberanian Sinta yang selama ini tidak perna takut pada Bara.
sama seperti Sinta dulu,kaki di atas kepala di bawah begitulah yang di lakukan Bara sekarang. Pria ini di gantung dan sedikit di putar oleh Tomo.
"Cepatlah makan,"titah Bara pada Sinta.
Sinta mengiyakan, sambil makan malam ia menikmati Bara yang sedang di gantung. Satu per satu,Sinta akan membalas Bara yang pernah menyiksa dirinya.
"Apa kau merasa pusing?"tanya Sinta.
"Sedikit,"jawab Bara.
"lalu, bagaimana dengan aku yang dulu?"ujarnya membuat Bara terdiam.
"Tapi kau menyembur mataku dengan cabe,"ucap Bara.
"Kau ingin membalas ku?"
"tidak,aku hanya mengingatkan mu saja,"jawab Bara.
Tanpa sepengetahuan Bara, ternyata Tomo mengambil rekaman video lalu ia kirim pada Danil yang sudah pasti akan di sebar Danil pada Brian dan Chris.
Puas hati Sinta malam ini,sengaja ia makan dengan pelan agar Bara lama pula di gantung ya.
Setengah jam sudah selesai, Bara yang baru saja di turunkan merasa mual bahkan langsung berlari ke kamar mandi untuk muntah.begitulah yang di rasakan Sinta,apa pun yang di lakukan Bara pada Sinta harus seimbang.
"berpikirlah dulu sebelum menyiksa orang,apa lagi pada perempuan lemah seperti aku,"ucap Sinta pada Bara.
Napas Bara keluar masuk tak beraturan, matanya merah menahan pusing. Untung saja ia suda jatuh cinta pada Sinta,jadi Bara tidak melakukan apa-apa untuk membalas perbuatannya.
****
"Mual sekali,"keluh Bara yang entah sudah berapa kali ia kaluar masuk kamar mandi untuk muntah.
Entah ada hubungannya dengan kehamilan Sinta atau efek samping yang di gantung tadi malam. Bara hanya bisa berbaring lemas dengan lengan yang berada di atas dahinya.
"Apa masih sakit,"tanya Sinta dengan sangat hati-hati agar tidak memancing emosi Bara, jika iya,mari pergi ke rumah sakit,"ajak Sinta.
Tidak,aku hanya ingin berbaring saja,"tolak Bara.
Sinta duduk di tepi ranjang, biasanya ia yang merasa mual tapi entah kenapa pagi ini tidak sama sekali.
"Aku akan pergi ke kamar mandi sebentar,"ucap Sinta pada Bara.
"Bara menjawab dengan anggukan,Sinta pun segera pergi ke kamar mandi sebentar, tak berapa lama Bara mendapatkan panggilan telepon dari Danil,mau tidak mau,bara beranjak dari pembaringan kemudian pergi ke balkon kamar untuk menerima telpon.
"Heroin, berapa kilo?"tanya Bara pada Danil yang di sebrang sana.
Bara manggut-manggut Tanta mengerti atas apa yang di sampaikan Danil di telpon.
Kalau dia minta barang,bayar dulu sisa kemarin setelah itu baru kalian mengeluarkan barang untuk dia. Segera kirim uanya kepadaku," titah Bara setelah itu ia matikan panggilanya.
Tanpa sepengetahuan Bara Sinta mendengar percakapan tersebut,pada dasarnya Sinta pergi ke kamar mandi hanya untuk mencuci tangan saja. Saat keluar,ia tidak melihat Bara di tempat tidur.
"sejak kapan kau keluar dari kamar mandi?"tanya Bara dengan raut wajah dingin.
"baru, kenapa memangnya?"tanya Sinta yang pura-pura tidak tahu.
Bara menggelengkan kepalanya, kemudian pergi mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang tak bersemangat.
"Heroin,apa maksudnya?"apakah Bara pengedar barang haram?"tanya Sinta pada dirinya sendiri.
Sinta termangu di depan meja rias,dalam hatinya semakin penasaran siapa dan apa pekerjaan Bara yang sebenarnya.
"Apa aku salah dengar tadi?" Ah, rasanya tidak,aku jelas mendengarnya bahkan dia meminta uang tadi.
Sinta semakin penasaran tentang siapa Bara dan apa yang sedang di sembunyikan suaminya dari dirinya.
Hingga tak berapa lama, Bara keluar dari kamar mandi dengan wajah segar penuh ketampanan.
"Aku akan pergi setelah ini,"ucap Bara memberi tahu.
"Kemana?"tanya Sinta.
"Ada pekerjaan di showroom,"jawabnya berbohong.
Melihat dari gelagat Bara,Sinta bisa memastikan jika pria ini berbohong tapi ia tidak ingin banyak bertanya. Bergegas Bara berganti pakaian, merapikan rambut dan sedikit memainkan parfum setelah itu pergi begitu saja.
"Aku yakin jika mereka semua menyembunyikan sesuatu dariku,"ucap Sinta begitu yakin.
Sinta bingung harus mulai dari mana untuk mengorek tentang latar belakang Bara. Belum selesai masalah tentang ia dan Chris,ada lagi masalah baru tentang siapa Bara yang harus Sinta cari tahu kebenarannya.
Bara,pria ini sebenarnya bukan pergi ke showroom melainkan pergi ke markas rahasia miliknya. Pria ini sedang mempersiapkan Danil,Brian dan Chris yang sedang menimbang barang haram permintaan pelanggan.
Sepertinya kau harus meminta barang lagi pada Sean,stok kita sudah menipis,'ucap Brian memberitahu.
Bara mengiyakan, sebenarnya ia tak bersemangat karena yang ada di pikirannya hanya ada tentang Sinta..
"Sejak ada Sinta pekerjaanmu sering terbengkalai,"ucap Brian
"Bagaimana tidak terbengkalai,aku sibuk memikirkan tentang masalah Sinta dan Chris. Aku yakin sebenarnya Sinta sudah mengetahuinya,"ucap Bara seketika membuat Chris menghentikan aktivitasnya.
"Tidak mungkin Sinta mengetahui tentang latar belakangnya,lagi pula dari mana dia tahu,"ujar Chris yang tidak percaya pada Bara.
"Aku hanya curiga,tapi sepertinya dia sudah tahu. Apa kau tidak sadar akhir-akhir ini Sinta menolak bertemu dengan mu,dan kalian berdua.
Chris diam,ingin sekali ia memberitahu Sinta tapi belum siap.