Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Malam itu, Aslan di hubungi oleh salah satu karyawan yang bekerja di gudang milik nya. Gudang itu tiba-tiba terbakar tanpa sebab. Aslan rugi milyaran rupiah karena gudang itu adalah satu-satunya gudang yang menyimpan seluruh kain yang akan di beli oleh pemborong.
Selain membeli bahan dari negara lain, Aslan juga membuat nya sendiri. Kain-kain buatan pabrik nya, tidak pernah gagal. Namun, semu nya harus sia-sia. Aslan bahkan tidak bisa bernafas.
Uang muka sudah di bayar. Dan sekarang, bagaimana Aslan bisa membayar hutang nya itu.
"Sayang, ada apa?" Tanya Aisyah saat melihat raut wajah Aslan.
"Sayang, aku bangkrut."
"Bangkrut? Kenapa bisa bangkrut tiba-tiba?"
Aslan pun menceritakan apa yang terjadi pada gudang nya. Ia juga heran, mengapa gudang nya yang jauh dari pemukiman bisa tiba-tiba terbakar. Padahal gudang itu sudah sangat aman.
Di sana pun, hanya terdapat bakal kain dan tidak ada aktivitas apapun di gudang tersebut. Aisyah jadi curiga, ada hal aneh yang terjadi pada gudang tersebut.
"Sayang, dengarkan aku. Tetap lah seperti biasa. Jangan panik dan juga memperlihatkan apapun pada Alin."
"Tapi,"
"Sayang, percaya pada istri mu ini. Aku akan mencari tahu penyebab nya. Dan aku juga, akan membuat siapapun bertanggungjawab."
"Maksud kamu apa sayang?"
"Tenang dan tidur lah. Semua akan baik-baik saja."
"Bagaimana aku bisa tidur saat kekacauan ini terjadi?"
"Percayalah pada ku."
Aslan hanya mengangguk pelan dan tidak membantah apapun lagi. Ia pun tidur walaupun tidak menutup mata nya. Jika memang ia tahu siapa pelaku nya, itu tidak masalah.
Yang jadi masalah sekarang, bagaimana cara nya ia menyelesaikan pesanan yang telah di bayar di muka. Bisa masuk penjara ia jika tidak menepati janji.
Aisyah pun meminjam Laptop Aslan dan mencoba menghubungkan ponsel pintar nya. Jemari nya mulai menari di atas keyboard.
Jari-jari itu sangatlah lincah. Seakan itu sudah menjadi pekerjaan nya selama ini. Aisyah juga sangat serius.
"Ternyata sebelum beraksi, mereka mematikan Cctv di gudang itu sayang."
"Berarti, memang ada yang mencoba menghancurkan usaha ku?"
"Benar. Tapi kamu tenang saja. Aku bisa memulihkan nya dengan segera."
Dalam sekejap, Aisyah dan Aslan tahu siapa pelaku nya. Ternyata, salah satu karyawan di sana juga.
Aisyah juga menyadap ponsel Pria itu dan menelusuri, siapa dalang di balik semua itu.
"Ketemu!"
"Siapa sayang?"
"Ternyata dia tidak berubah dan mencoba menantang kita."
"Bagaimana kamu tahu? Dan siapa orang nya?"
"Jangan tanya bagaimana sayang. Tapi orang ini juga berurusan dengan kita beberapa hari yang lalu."
"Apakah keluarga yang mencari masalah dengan anak kita sayang?"
"Benar. Ternyata mereka gerak cepat juga, ya."
"Tapi, bagaimana mungkin mereka berani melakukan hal itu?"
"Sayangku, kau bahkan terlalu polos untuk hal seperti itu."
"Aku tidak mengerti Sayang. Bagaimana mungkin hal-hal seperti ini, terjadi padaku. Bahkan aku sudah berbisnis lama sebelum Alin lahir ke dunia."
"Dunia bisnis itu kejam, sayang. Jika kau tidak memiliki kekuatan, kau akan hancur. Bisnis itu bukan cuma perkara uang, tapi kau juga harus memiliki kekuatan tersendiri."
"Bantu aku sayang. Kali ini aku butuh bantuan. aku tidak peduli kau akan menjadi seperti apa. Aku tidak bisa membiarkan orang lain mengobrak-abrik bisnisku, yang telah aku bangun dari nol."
Aisyah memeluk erat taslan yang saat ini sedang terpuruk sekali bagaimana rasanya Aslan membangun bisnis itu dari nol dengan uang seadanya
Aslan tidak memiliki orang tua. Ia berjualan ke sana kemari untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dan dengan uang sedikit itu pula, ia membangun bisnisnya.
Kebetulan Aslan juga memiliki kemampuan sehingga ia bisa membuat perusahaannya sendiri.
Perusahaan yang terbilang kecil, tapi ia sudah memiliki pelanggan yang memang menyukai corak kain yang dibuat oleh Aslan.
Maka dari itu ia merasa sangat sakit hati dan begitu terpukul. Ia sangat marah pada orang yang telah merusak kain yang selama ini telah Ia buat.
Bagi Aslan, kain itu adalah hidupnya kain yang ia buat adalah dunianya siapapun, tidak boleh ada yang merusak kain-kain itu.
layaknya orang-orang yang memiliki hobi tertentu, dan tidak suka apa yang menjadi hobinya dirusak oleh orang lain.
"Misi diterima."
sukses selalu Thor❤
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...