Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elsa
Semenjak fajar menyingsing, Dave hanya bisa gelisah menunggu Veronica bangun dari tidurnya yang panjang di kamar hotel yang mereka inapi. Kebosanan menggelayut erat, dan frustrasi mulai menyerang. Dave kemudian mendekati Veronica yang terlelap, mencoba membangunkannya dengan lembut melalui sebuah pelukan hangat. Namun, tiada jawaban, tiada gerak, hanya hembusan nafas Veronica yang lembut dan teratur. Kesal dan tak berdaya, Dave menyerah dan memutuskan untuk turut terlelap, memeluk tubuh Veronica yang tenang. Aroma khas Veronica, campuran wewangian dan kehangatan tubuhnya, perlahan meredakan gundahnya, membawa Dave pergi ke negeri mimpi, sejenak melupakan kekesalan yang sempat mendominasi hari itu.
***
Malam hari di salah satu tempat hiburan malam di Jakarta, Elsa tengah bersantai sambil meneguk minumannya. Hari itu adalah hari yang melelahkan bagi Elsa setelah berjalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Tiba-tiba, mata Elsa tertuju pada sosok yang tak asing baginya, yaitu Gayus, teman Alan yang pernah membuatnya terkesan. Melihat Gayus, Elsa merasakan sensasi yang bercampur. Gayus memang memiliki aura yang kuat yang selalu membuat Elsa teringat akan momen-momen mereka tidur bersama. Tanpa ragu, Elsa bangkit dari duduknya dan menghampiri Gayus yang tengah duduk bersantai sambil mengobrol dengan seorang wanita. Elsa mendekat dan dengan lembut mengalungkan tangannya di leher Gayus.
"Hey baby..,muach.” Sapa Elsa seraya mengecupi tengkuk Gayus, membuat wanita yang tengah duduk bersama Gayus begitu marah, dan meninggalkan Gayus.
"Ta tunggu ta, gue bisa jelasin Ta.” Ucap Gayus seraya berusaha melepaskan Elsa dan mengejar wanita tersebut, namun Elsa yang sengaja ingin membalas perlakuan Gayus, tak peduli dan tetap menempel dengan erat pada leher Gayus.
"Lepas jalang! Mau lo apa.” Ucap Gayus dengan kesal.
"Sesuai kata kata lo, yang menganggap gue jalang, gue mau ini.!!!” Balas Elsa seraya bangkit memutar tubuh dan menunjuk bagian penting Gayus. Membuat Gayus tersenyum smirk.
"Gue gak punya waktu buat lo.”
"Gue gak mau tau.” jawab Elsa seraya menarik tangan Gayus. Membawa pria itu menuju sebuah ruang karaoke.
"Hentikan bodoh." ucap Gayus sambil mencoba melepaskan tangan Elsa yang menariknya ke sebuah ruang karaoke kosong. Namun, ia tak ingin membuat keributan di tempat umum. Elsa dengan tegas mendorong Gayus ke dinding dan mendekatkan diri kepadanya.
Gayus merasakan kehangatan napas Elsa yang terengah-engah. "Lo benar benar gila," gumamnya.
Elsa, yang tampaknya tidak peduli dengan kata-kata Gayus, hanya fokus pada apa yang ingin dia capai malam itu. Meskipun Gayus terkejut dengan tindakan Elsa, ada bagian dari dirinya yang tidak daat menolak setiap sentuhan yang datang di tengah malam, meskipun Elsa baru saja mengacaukan pertemuannya dengan gadis incarannya itu. Gak dipungkiri setiap sentuhan dari Elsa dapat membuatnya lupa akan muak.
Elsa kemudian mendekat, mengecup leher dan tengkuk Gayus dengan lembut, membuatnya memejamkan mata, terbawa dalam dilema antara menolak dan menerima situasi yang tidak terduga ini. Gayus dengan bodohnya pura pura berontak agar tak sepenuh nya terlihat mau di mata Elsa. Tiba tiba sebelah tangan Elsa mengambil sepatunya, dan menampar wajah Gayus menggunakan sepatu.
^PLAAAK PLAAAK.^
"AAAAW!!!!! SAKIT TOLOLL!!!” Pekik Gayus pada Elsa sambil memegangi kedua pipi nya yang merah bergambar pantat sepatu.
"Kalau begitu ikuti mau ku dan puaskan aku bodoh!!”
"Heh apa begitu nikmat sampai sampai lo segila ini saat ketagihan.” Balas Gayus dengan tertawa sinis, namun Elsa justru mendekat kan wajah nya.
"Tentu saja, jika tidak aku tidak akan meminta lagi," sahut Elsa dengan suara lembut yang menggoda.
Gayus menanggapi, "Kalau begitu, terimalah." Dia kemudian bangkit, menukar posisi dengan Elsa. Diiringi musik yang memenuhi ruang, gema nafas mereka bersahutan, masing-masing terhanyut dalam intensitas permainan hingga kelelahan membungkus tubuh mereka.
"Lo mau kan temani gue malam ini?" Elsa berbisik lembut di telinga Gayus, suaranya menyeret seulas janji misterius.
Gayus hanya mengangguk, seraut wajahnya dipenuhi antisipasi. "Kita ke hotel," lanjut Elsa sambil mengenakan pakaian yang baru saja terlepas. Gayus pun segera mengikutinya, mengalihkan pandangannya dari sorot mata Elsa yang penuh tantangan.
Langkah mereka menyeret lelah keluar dari ruang karaoke. Elsa bergantung pada bahu Gayus, setengah mabuk namun penuh dengan gairah yang belum terlampiaskan, sedangkan Gayus, walaupun lelah, tetap waspada mengawal langkah Elsa yang sempoyongan. Malam itu, Gayus membawa Elsa pergi dari kebisingan klub malam, menyusuri jalan-jalan kota menuju hotel terdekat untuk melanjutkan saga yang tak tertunda.