Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 21
MENYERAHKAN CASSIE
Luna terdiam ketika ucapan tadi keluar dari mulut Almo. Dia benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran pria itu.
Saat Almo masih menyetir dengan santai, Luna menyadari akan sebuah mobil yang mengikutinya tiba-tiba. “Ada yang mengikuti kita.” Ucap Luna sehingga Almo melirik ke arah spion nya.
Pria itu melihatnya sendiri, mobil hitam mengikutinya. “The bastards! (Para sialan)!” umpat Almo mulai menginjak gas dengan berhati-hati karena jalanan di sana tak semulus sirkuit.
“Kejar mereka!” pinta Jeff yang ternyata membagi dua mobil untuk mengecoh Enzo dan anak buah Almo yang kelepasan.
Kini, Almo hanya bersama Luna dan Cassie. Dia bisa saja menghabisi mereka semua sendirian, tapi bersama anak kecil— itu lebih sulit.
“Almo!" panik Luna saat jalanan semakin memburuk sampai-sampai Cassie terbangun dan menangis akibat pergerakan yang naik turun dari Luna.
“Sial!”
Darrr!!! Sebuah tembakan meluncur mengenai mobil Almo hingga kaca belakangnya pecah.
Pria itu mengambil pistol di dasbor mobil untuk berjaga-jaga. ”Kau bisa menyetir?" tanya Almo kepada Luna yang nampak panik sendiri.
“I-iya!” jawabnya namun saat Almo mendengar suara tangis Cassie. Pria itu kembali ingat bahwa mereka bersama anak kecil, jadi tak mungkin jika Luna menyetir sambil membawa seorang anak, dan dia pun tak bisa menembak bila sambil menyetir apalagi posisi mobil musuh ada di belakang.
“Cazzo!" umpat Almo terus-menerus.
Dari depan sebuah mobil terlihat dan itu adalah mobil anak buah Jeff sendiri. Darr!! Tembakan dilepas hingga tepat mengenai ban mobil Almo. Tentu pria itu refleks membanting setir hingga mobil pergi ke arah kanan dan masuk ke jurang yang tak begitu dalam namun tetap saja berbahaya apalagi terdapat semak-semak dan pepohonan tinggi, juga langit yang masih gelap.
“Berikan dia kepadaku dan melompat lah, CEPAT!!" pinta Almo yang terlihat tergesa-gesa karena mobil yang dia tumpangi sudah tak bisa dipakai lagi.
Napas Luna memburu tak karuan, dia ragu namun juga memikirkan soal keselamatan Cassie. “Kau gila?!! Kita akan mati!" balas Luna sedikit takut.
Dengan cepat Almo meraih Cassie dan menyuruhnya melompat lebih dulu. Tentu! Mereka berdua melompat keluar dari mobil, sementara Cassie berada di rengkuhan Almo dengan selimut tebal yang akan melindunginya.
“KETERLALUAN!!" sentak Jeff memukul anak buahnya yang sudah berani menembak peluru ke ban mobil Almo.
“JIKA TERJADI SESUATU KEPADA CUCUKU. MAKA AKAN KU BUNUH KELUARGAMU!" kesal Jeff yang kini berada di luar mobil bersama beberapa anak buahnya.
Sambil melihat ke arah jurang perginya mobil Almo. “Cepat cari mereka dan bawa hidup-hidup!" pintanya.
Darr!! Tiba-tiba sebuah tembakan terdengar keras saat Enzo dan anak buah Almo datang menyerang balik karena sudah berani membuat bosnya dalam bahaya.
...***...
Suara tangis Cassie benar-benar keras, sampai Almo sendiri yang mencoba membuatnya tenang walaupun kini lengan kekarnya terluka akibat goresan tanah tak beraturan, namun setidaknya mereka selamat.
“LUNA!" panggil Almo mencoba mencari wanita itu.
Mobilnya? Entahlah, mungkin sudah terbakar habis.
“DI SINI!!" balas suara wanita yang langsung Almo datangi dan benar saja. Luna terduduk di sana sambil memegangi pahanya yang tertusuk sebuah batang pohon dengan ukuran hampir sama seperti pisau dapur.
“Ssshhh— " desisnya kesakitan hingga dia tersedu dengan mata basahnya.
Luna menatap keberadaan Almo dan Cassie yang masih selamat. Dengan cepat pria itu langsung mendekatinya dan melihat detail luka di paha nya. “Ini sangat menyakitkan!!!" ucapnya dengan suara lirih.
“Ini lebih menyakitkan. Tahanlah!” pinta Almo dengan segera dia mencabut batang pohon tersebut dari paha Luna meski wanita itu menggeram kesakitan sambil meremas kuat lengan Almo yang masih menggendong Cassie.
Napasnya benar-benar ngos-ngosan saat benda tersebut berhasil dicabut. Wajahnya pucat dan berkeringat.
“Kau bisa berjalan huh? Luna!" panggil Almo mencoba membuat wanita itu tak tertidur. Jika tidak maka dia akan selamanya tertidur.
“Ya... Aku, aku akan mencobanya.” Ucapnya menahan tangis dan sakitnya yang luar biasa.
Tentu, Almo sangat sensitif akhir-akhir ini dengan wanita di depannya. Ia memberikan Cassie kepada Luna, lalu membopongnya ala pengantin. Ya! Dua-duanya, Almo menggendong mereka dan menahan lukanya sendiri.
Sangat kuat dan sangat perhatian bukan.
Pria itu membawanya keluar dari sana sebisa mungkin.
.
.
.
“Dimana bosmu membawa cucuku hah?" gertak Jeff menatap marah ke Enzo.
“Jika saja Anda mengatakan baik-baik maka semua ini tidak akan terjadi. Kami akan membalas mu dengan setimpal.”
Jeff terkekeh mendengar ancaman Enzo. Sambil menatap lekat pria di depannya itu, Jeff kamu tiga langkah.
“Mengalahkan seekor naga lebih mudah bila kepalanya sudah hilang!” sindir pria tua itu benar-benar memancing emosi Enzo.
Beberapa anak buah mereka juga sudah terkapar di tanah dengan luka tembak maupun luka hantam. Jeff menatap lekat Enzo hingga dia menginginkan negoisasi yang lebih baik agar bisa mendapatkan cucunya dengan selamat.
“Kembalikan cucuku, maka aku juga akan melepaskan bos mu. Jika tidak, maka aku terpaksa akan membunuh kalian semua.” Ancam Jeff dengan berani.
“Itu tidak perlu.” Suara berat dan serak mengalun di tengah-tengah ketegangan mereka.
Enzo menoleh ke kiri dan melihat bosnya datang bersama Luna dan juga Cassie.
Pria itu menurunkan Luna dari gendongannya dan terlihat luka hingga darah merembes mengotori pakaian putih wanita dewasa itu. Refleks, Luna memegangi tangan Almo untuk bisa berdiri tegak sambil membawa Cassie.
Jeff melihat bagaimana seorang Almo Da Costa yang digadang-gadang pria paling angkuh, ambisius dan berhati dingin tanpa belas kasih. “Jadi kau keturunan Da Costa yang terkahir hah!" ucap Jeff.
Tentu, selama ini Almo menyamar dan menutupi identitasnya demi Morrone yang memintanya. Bahkan dia juga mengabdi ke Lorella hanya untuk keinginan Morrone yang masih penuh penjelasan.
Tatapan tajam Almo benar-benar menusuk mereka yang melihatnya. “Enzo!" panggil Almo yang langsung dimengerti olehnya.
Pria itu memberikan sebuah kertas kepada Almo, lalu mengambil Cassie dari gendongan Luna sehingga wanita itu nampak gelisah.
Cukup lama Almo melihatnya sendiri hasil tesnya yang keluar lebih cepat dari perkiraan pada umumnya. Pria itu terdiam dengan wajah tegasnya hingga rahang tegasnya berkedut dan lidahnya menjilat bibir bawahnya sekilas.
“Berikan anak itu kepadanya." Pinta Almo yang membuat Luna terkejut.
“Apa! Kau akan memberikannya? SETIDAKNYA TANYAKAN DULU SIAPA DIA BAGI CASSIE! BAGAIMANA JIKA MEREKA MELUKAINYA, DIA MASIH KECIL!” ucap Luna begitu cemasnya terhadap Cassie. Anak yang malang.
“Kau tidak perlu khawatir. Dia adalah anak dari Suzan, putriku yang menikah dengan Francisco. Sudah menjadi tanggung jawab ku sebagai kakeknya yang akan merawatnya." Jelas Jeff dengan serius.
Tetap saja, Luna masih merasa kasihan dengan apa yang menimpa anak tak berdosa itu.
Dengan berat hati, dia hanya diam saat Enzo memberikan Cassie kepada Jeff. Sementara Almo menoleh sekilas ke Luna dan memperhatikan bagaimana wanita itu begitu sangat menyayangi dan memastikan keadaan Cassie benar-benar aman.
monic pastinya kecewa krn ada gangguan ketika menggoda Almo 😀😁🫢🤭
kita lht reaksi monic ketika melihat luna Diaz 🙂😁🫢🤭
tunjukan luna bahwa km adalah istri sah Almo 😀😁😆🤣🫢🫢
Resiko hidup sama mafia, spot jantung