NovelToon NovelToon
Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: VivianaRV

Nindya seorang sekertaris yang sangat amat sabar dalam menghadapi sikap sabar bosnya yang sering berubah suasana hati. Hingga tiba-tiba saja, tidak ada angin atau hujan bosnya dan keluarganya datang ke rumahnya dengan rombongan kecil.

Nindya kaget bukan main saat membuka pintu sudah ada wajah dingin bosnya di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang membuat bos Nindya nekat datang ke rumah Nindya malam itu, dan kenapa bosnya membawa orang tuanya dan rombongan?

Ayo simak kelanjutan ceritanya disini🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8

"Melamar anak saya? Memang selama ini pak Kaivan dan anak saya memiliki hubungan apa ya tuan?"

"Maaf sebelumnya pak, anda tidak perlu memanggil saya tuan anda bisa memanggil selain itu karena saya merasa agak canggung saat anda memanggil saya tuan."

"Baik pak Bara, bapak tadi belum menjawab kenapa anda tiba-tiba saja melamar anak saya?"

"Saya melamar anak anda untuk anak saya karena sebuah keharusan, karena anak saya saat ini anak anda tengah mengandung."

Jajak dan Leli melotot tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bara. "Pak Bara kalau ngomong jangan sembarangan ya! putri saya tidak mungkin hamil dengan anak anda!"

Pyar (suara gelas jatuh)

Sontak saja semua orang yang melihat ke asal suara. Didepan dapur Nindya melepaskan nampan yang dia bawa sangking terkejutnya. Leli yang melihat anaknya terdiam ditempat pun menghampiri anaknya lalu membawa duduk bersama.

"Nak kamu bisa menjelaskan semua ini? Apa benar saat ini kamu tengah mengandung anak dari bosmu itu?" tanya Bara dengan harap-harap cemas menunggu jawaban dari anaknya.

"Ayah..."

"Nak Nindya kamu tidak perlu takut bilang saja sejujurnya karena ibu sudah melihat isi chat yang kamu kirimkan ke Kaivan" ucap Eni.

"Sebenarnya aku..."

"Nak apakah kamu tadi pagi muntah-muntah karena saat ini kamu tengah hamil?" tanya Leli.

"Astaga benarkah itu nak? kamu tadi muntah-muntah? Seharusnya anda segera memeriksakannya ke dokter kandungan bu agar tahu bagaimana kondisi cucu kita" ucap Eni malah terlihat bahagia karena dia mengira saat ini Nindya benar-benar hamil.

"Kalau tahu kamu hamil ibu pasti akan membawa kamu ke dokter, kenapa sih kamu tidak memberitahu ibu bahwa saat ini kamu tengah hamil? Kamu tahu tadi kamu hampir mencelakai anakmu sendiri dengan meminum obat pemberian ibu tadi karena obat tadi tergolong obat keras."

"Ibu aku itu tidak..." ucapan Nindya selalu disela oleh semua orang.

"Sudah nak kamu tidak perlu takut lagi untuk mengakui ini semua, kalau bos kamu itu tidak mau tanggung jawab biar ayah dan ibu yang akan mengurus anak kamu itu" ucap Leli yang langsung mendapatkan penolakan dari Eni.

"Tidak bisa begitu bu, saya kesini dengan keluarga itu karena ingin melamar Nindya dan bertanggung jawab atas perbuatan yang sudah anak saya perbuat" ucap Eni.

Jajak yang sedari tadi diam saja pun menahan amarah dan kekecewaan dalam hatinya. Jajak sungguh sangat kecewa karena tidak bisa menjaga putri dan anak satu-satunya dengan baik hingga bisa hamil diluar nikah seperti ini. Rasanya jajak ingin memukul laki-laki yang telah menghamili anak itu.

"Kapan kalian melakukan perbuatan berdosa seperti itu hingga ada janin didalam kandunganmu Nindya."

"Ayah aku tidak..."

"Ya pasti banyak waktu pak mereka melakukan itu karena kan setiap hari dan setiap jam mereka selalu bertemu dan bersama, apalagi saat sedang ada rapat di hotel mereka bisa dengan mudah melakukan perbuatan itu dengan cek-in sebentar di hotel" lagi-lagi ucapan Nindya dipotong.

"Astaga nak yang kamu lakukan itu membuat ayah sedih, ayah merasa menjadi orang tua yang tidak becus karena tidak bisa menjagamu dengan benar hingga bisa hamil seperti ini" ucap Jajak sambil menitikkan air mata.

"Ayah jangan berkata seperti itu" ucap Leli yang juga ikut menitikkan air mata sambil menenangkan suaminya.

"Jadi pak dari pada anda dan keluarga saya malu bukan lebih baik kita menikahkan mereka berdua sebelum perut Nindya membesar?" tanya Bara.

"Tapi saya tidak ikhlas menikahkan anak saya dalam keadaan sudah berbadan dua."

"Tapi mau bagaimana lagi pak kalau kita tidak melakukan hal ini kita semua pasti akan malu."

"Sebentar ayah, ibu, pak jajak dan bu Leli. Sebelum itu saya meminta izin untuk bicara sebentar dengan Nindya, apakah boleh?" ucap Kaivan.

"Kalian mengobrol saja tapi jangan sampai aneh-aneh, saya ayah Nindya akan menggebuki kamu tanpa ampun kalau sampai kamu berbuat aneh-aneh lagi kepada anak saya" ucap Jajak memperbolehkan sekaligus memperingatkan.

"Baik pak" Kaivan mengangguk lalu mengkode Nindya untuk mengikutinya.

"Kaivan jaga calon menantu ibu jangan sampai celaka ya!" teriak Eni yang tidak mendapat balasan dari Kaivan.

Kaivan membawa Nindya ke taman dan duduk di kursi yang sudah ada di taman. Mereka berdua pertamanya hanya saling diam-diaman sambil melirik satu sama lain.

"Kenapa..."

"Sebenarnya..." ucap Kaivan dan Nindya secara bersamaan.

"Silahkan pak Kai saja yang berkata terlebih dahulu" ucap Nindya mempersilahkan bosnya.

"Kenapa kamu bisa mengirimkan pesan seperti itu kepada saya? saya langsung kaget setelah membaca pesan yang kamu kirimkan itu, padahal saya belum pernah sama sekali berbuat hal yang tidak senonoh dan keluar dari pekerjaan" ucap Kaivan dengan nada bicara dingin. Nindya mendengar itu menjadi panas dingin.

"Untuk pesan itu saya bisa jelaskan, sebenarnya saya mengirimkan pesan itu karena saya kalah dalam bermain game dan waktu itu karena cahayanya yang remang-remang jadi saya tidak terlalu melihat ke siapa pesan yang saya kirim, saya kira waktu itu saya mengirimkan pesan ke nomor teman saya Kairo yang nomornya sudah tidak aktif tapi tidak tahunya malah terkirim ke anda."

"Kamu itu tidak saat bekerja atau diluar pekerjaan selalu saja ceroboh, coba kamu hilangkan sifat cerobohmu itu karena bisa membuat saya dalam masalah karena harus menikah denganmu."

"Saya juga enggak mau kalik pak nikah sama anda, anda itu orang yang sangat galak mana betah nanti saya tinggal serumah dengan anda."

"Berani kamu menghina saya seperti itu?!" Kaivan memelototkan matanya tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Nindya barusan.

"Beranilah ngapain enggak berani lagi pula saat ini kan aku sudah bukan sekertaris anda yang harus selalu senyum walupun terkena dampratan dari anda."

"Siapa bilang kamu bukan sekertaris saya? Saat ini kamu masih sekertaris saya karena saya belum menandatangani surat pengunduran diri dari kamu, kamu tidak bisa keluar dari perusahaan tanpa tanda tangan dari saya."

"Pak anda tidak bisa begitu dong! saya tetap keluar tanpa persetujuan dari anda."

"Itu tidak akan bisa kamu lakukan, pokoknya saya enggak mau tahu besok kamu harus berangkat kerja."

"Saya enggak mau!"

"Kalau kamu enggak mau saya dengan senang hati akan memblack list kamu dari semua perusahaan agar kamu tidak bisa bekerja dimana pun, tapi sekarang yang perlu kita lakukan adalah berpikir bagaimana agar kita tidak menikah karena saya enggak mau punya istri ceroboh seperti kamu."

"Bapak jangan bersikap semaunya seperti itu dong! Itu nama diskriminasi. Kalau tentang pernikahan ini saya punya cara yang langsung bisa membuat orang tua kita tidak menikahkan kita" ucap Nindya diakhiri dengan seringaian.

1
aku udah mampir ya nak /CoolGuy/
vivi: Terima kasih sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!