Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C32 : PELECEHAN
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Zehra berjalan ke are panitia untuk mengambil kertas yang akan dia bacakan sebagai pembawa acara. Singkat cerita, acara di mulai. Zehra maju ke atas panggung untuk membacakan susunan acara. Seperti biasa, Mehra sangat tidak suka melihat Zehra berada di atas panggung sebagai pembawa acara.
"Baik. Untuk acara pada malam hari ini ada-"
"Hoam. Apakah bisa di percepat. Mendengar kau di atas membuat kami merasa bosan, " ucap Mehra yang memotong ucapan Zehra. Ia tentu tidak memperdulikan ocehan Mehra, dan melanjutkan membaca susunan acara. Mehra kesal di abaikan oleh Zehra, dengan lantangnya naik ke atas panggung dan merampas mic dari tangan Zehra.
"Oke teman-teman. Setiap tahun susunan acara itu sama saja tidak pernah berubah. Jadi sekarang silahkan kalian nikmati pestanya saja langsung. Nikmati minuman kalian. Dan bersenang-senanglah bersama-"
"Mehra. Kau ini apa-apaan? Tidak sepantasnya kau berlaku seperti ini, " tegur Zehra yang kemudian merampas mic dari Mehra.
"Kenapa. Tidak pantas? Kau yang seharusnya tidak pantas berada di panggung ini, "
"Kau ingin menjadi MC? Kenapa tidak bilang dari kemarin? Lagipula aku tidak begitu menginginkan tugas ini, " ucap Zehra yang kemudian melemparkan kertas MC di depan wajah Mehra. Zehra lalu turun dari panggung dan pergi untuk menikmati pesta sendirian. Lagi dan lagi Mehra kesal. Dia begitu marah melihat Zehra berlaku seperti itu di hadapan seluruh orang. Mehra kembali mendekati Zehra dan langsung menyiram segelas minuman ke wajah Zehra.
"APA YANG KAU LAKUKAN MEHRA?"
"Aku melakukan apa yang harusnya aku lakukan kepadamu. Beraninya kau melemparkan kertas di depan wajahku, "
"Kenapa? Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?"
"Bukan cuma kertas yang bisa aku lempar ke wajah mu Mehra. Sampah saja berani ku lemparkan ke depan wajah mu, "
"Kau berani melemparkan sampah ke wajahku? KAU TAU AKU SIAPA?"
"Tau. Kau adalah gadis murahan yang hobinya menggoda para pria. Betul bukan?"
"Kau-"
"Jangan menunjukkan jarimu di hadapan ku. Kau pikir aku takut padamu? Kau hanya gadis manja, lembek, yang bisa dengan mudah di patahkan hati mu. Kau pikir dirimu primadona kampus sehingga dengan mudah menindas ku? Kau hanya seekor anjing yang hanya bisa berani di kandang. Sekarang lihat betapa sedihnya dirimu. Kau bahkan berjalan mundur saat aku sedang melawan mu, " Mehra yang sudah hampir di ujung tepi kolam langsung mendorong Zehra hingga tersungkur di lantai.
"Kau pikir kau hebat? Kau saja bahkan terjatuh saat aku mendorong mu. Apa yang kau bisa saat ini? Siapa yang ada di pihak mu? Tidak ada. Kau hanya seorang diri. Dan apa tadi kau bilang? Aku manja? Lemah? Huh. Kau saja tidak bisa membuatku terlihat selemah itu, "
"Aku bukannya tidak bisa Mehra. Hanya saja aku tidak mau mengotori tangan ku hanya untuk menyentuh gadis rendahan seperti mu, "
"Siapa yang kau sebut rendahan?"
"Siapa lagi kalau bukan kau, " Zehra lalu berbalik dan berniat untuk pulang. "TAHAN DIA, " teriak Mehra yang seketika membuat beberapa pria menahan Zehra untuk pergi.
"Lepaskan aku, "
"Kita lihat sekarang siapa yang lemah. Kau atau aku, " ucap Mehra yang kemudian mengambil sebotol minuman. Dengan sangat kuat Mehra memukul kepala Zehra menggunakan botol minuman tersebut sampai berdarah. Mehra tertawa saat melihat Zehra kesakitan. Bukan cuma Mehra, tapi seluruh mahasiswa yang melihatnya juga ikut menertawakan Zehra saat itu. Mehra lalu menarik rambut Zehra dan menenggelamkan wajahnya di dalam aquarium. Zehra berkali-kali memberi perlawanan, namun karena kondisinya yang sudah sangat lemah membuatnya tidak bisa melawan. Setelah cukup puas, Mehra lalu melemparkan badan Zehra ke lantai hingga terbentur kaki kursi. Zehra masih setengah sadar, dan berusaha untuk pergi. Namun Mehra kembali mendorong Zehra ke kolam. Zehra berusaha meminta tolong di karenakan dia tidak bisa berenang. Semua orang hanya tertawa melihat Zehra menjerit minta tolong. Evan yang tadinya tertawa merasa kasihan dan langsung terjun menolong Zehra. Bagaimana pun Evan masih menyimpan rasa suka pada Zehra.
"EVAN. Kau ini apa-apaan?"
"Apa kau sudah gila Mehra? Kau mau dia mati?"
"Biarkan saja dia mati. Lagi pula apa peduli mu? Pacar mu itu dia atau aku?" Evan tidak menjawab pertanyaan Mehra sama sekali. Dia terus berusaha mengeluarkan air dalam tubuh Zehra dengan memompa dadanya. Mehra yang kesal dengan perbuatan Evan pergi meninggalkannya. Zehra yang tak kunjung sadar membuat Evan panik dan membawanya ke suatu tempat untuk memberi ruang Zehra istirahat. Evan menemukan satu kamar yang cukup nyaman untuk Zehra dan membaringkannya di kasur. Evan membuka high heels Zehra dan kemudian mengambil handuk untuk mengelap bagian tubuh Zehra yang nampak basah. Saat mengelap tubuh Zehra, hasrat mesum Evan kembali meronta-ronta. Apalagi saat memegang tubuh Zehra. "Kau benar-benar cantik Zehra. Kecantikan mu melebih Mehra, " batin Evan. Tidak mau melewatkan kesempatan emas tersebut, Evan langsung mulai menaiki tubuh Zehra. Satu persatu tali baju Zehra ia lepas perlahan. Dada Zehra yang begitu mulus membuat hasrat mesum Evan menaiki dan mulai mencium dada Zehra hingga ke leher. Merasakan adanya kegelian, Zehra pun sadar dari pingsannya. Dia terkejut melihat Evan sedang melecehkannya. Zehra memberontak dan mendorong Evan hingga terjatuh ke lantai.
"KAU MAU APA EVAN?"
"Tenang sayang. Di sini tidak ada siapa-siapa kecuali kita berdua, " ucap Evan yang berusaha mendekati Zehra.
"MENJAUH DARIKU, " teriak Zehra yang mengancam menggunakan lampu tidur. Evan menepis lampu itu dan langsung mencekik leher Zehra. Evan menjatuhkan tubuh Zehra ke ranjang dan langsung menamparnya dengan sangat kuat. Evan berusaha merobek baju Zehra, namun Zehra berhasil memberi perlawan dengan menendang alat vital Evan. Tendangan itu membuat Evan kesakitan sekaligus ngilu. Zehra berusaha melarikan diri, namun sebelum keluar dari kamar Evan langsung menariknya dan menutup pintu.
"LEPASKAN AKU, "
"DIAM, " Evan kemudian membaringkan Zehra di pinggiran ranjang dengan posisi tiarap. Evan lalu mengambil sebuah alat kontrasepsi berupa pengaman dari sakunya. Di saat Evan sedang memasang alat tersebut, tiba-tiba pintu terbuka. Rupanya itu adalah Mehra yang sejak tadi mencarinya. Mehra tentu terkejut melihat perbuatan kekasihnya itu.
"EVAN KAMU NGAPAIN? KAMU GILA APA MAIN SAMA JALANG ITU?" Tegur Mehra sambil terus memukuli Evan.
"A-aw. Iya sayang. Maaf. Aku reflek, "
"Reflek, reflek. Ayo ikut aku, " ajak Mehra yang langsung mengajak Evan pergi meninggalkan Zehra. Sementara Zehra menangis karena masih shock dengan apa yang barusan terjadi. Dia lalu merapikan pakaiannya dan bergegas pulang.