Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.
Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.
mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks
Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Di tempat parkir motor, Rio mengancingkan seragam nya dan ketika dia hendak menaiki motornya,
“Oi masa langsung pulang nih, makan dulu yuk,” ajak Alex.
“Makan apa ?” tanya Rio.
“Sea food, waktu itu di carita ga kesampean,” jawab Sarah.
“Haha bener, kita malah makan naga ya,” balas Tania.
“Dimana ?” tanya Jay.
“Ancol aja, mau ? deket kan dari sini,” ajak Lina.
“Hmm boleh juga, sekalian cari angin,” balas Rio.
“Bener banget, kita belum puas di carita,” tambah Sarah.
“Yuk deh, udah malem juga, tapi pakai seragam gini ga apa apa ?” tanya Alex.
“Ga apa apa kali, kalau ganti baju dulu kelamaan,” jawab Tania.
“Dring...dring,” terdengar smartphone Alex berbunyi, namun ketika Alex ingin mengangkatnya, tiba tiba telinganya di jewer seseorang. Alex menoleh dan melepaskan tangan yang menjewernya, ternyata yang menjewernya adalah Sofi yang terlihat kurus dengan perutnya besar mengenakan pakaian hamil dan membawa tas,
“Mau apa lo ?” tanya Alex.
“Pulang,” jawab Sofi.
“Lah ngapain lo nyuruh gue pulang, bukannya lo yang ngusir gue,” ujar Alex marah.
“Pulang...plis,” ujar Sofi.
Tania langsung berdiri di depan Alex dan menghalangi Sofi, Tania memegang kedua pundak Sofi di depannya,
“Kamu kenapa ?” tanya Tania.
Sofi terdiam dan menitikkan air mata, Alex yang melihatnya memalingkan wajahnya, kemudian Rio memegang pundak Alex,
“Kenapa lo nangis ?” tanya Alex.
“Gue....sendirian,” jawab Sofi perlahan.
“Trus ? bukannya lo emang doyan sendirian,” ujar Alex ketus.
“Lex, tenang dulu,” ujar Rio.
“Boleh ngomong ?” tanya Sofi.
“Ngomong aja,” jawab Tania.
Sofi menceritakan alasan dirinya berada di mangga dua, ayah Johan minta Sofi menemuinya di sebuah rumah makan, alasannya dia tahu kalau Sofi adalah korban dari Johan karena Johan yang sudah tidak bisa berpikir memberitahu segalanya, namun sang ayah minta agar Sofi menggugurkan kandungannya atau dia akan memaksa Sofi, tapi Sofi mengatakan tidak mungkin karena kandungannya sudah besar, dia marah dan ingin memukul Sofi, tapi Sofi lari dan ketika keluar dia melihat Alex sedang bersama teman temannya di tempat parkir motor. Dia terpaksa menghampiri Alex dan mengajaknya pulang.
“Lah bisa begitu, waktu itu kan lo sendiri yang mau, gue kasih tahu lo kalau cowo itu ga beres tapi lo malah marah dan lo malah ikut pake narkoba bareng dia sampe hamil,” ujar Alex.
“Gue salah....gue bener bener salah....sori,” balas Sofi terbata.
“Telat, semua udah terlanjur, dah lah yu, balik aja ke rumah, udah ga mood gue,” ujar Alex.
Tania merangkul Sofi dan memegang perutnya, kemudian dia mengajak Sofi berjalan ke depan untuk keluar dari komple ruko.
“Sori Lex, gue anter dia pulang naik taksi,” ujar Tania.
“Loh kok....ya udah, gue ngikutin pake motor,” balas Alex karena menuruti permintaan Tania.
“Tenang Lex, kita juga ngikutin, bener ga Rio,” ujar Sarah.
“Yap bener, gue ikut lo,” balas Rio.
“Ga masalah,” balas Jay.
“Boleh juga, nanti kita makan yang ada di dekat sana aja,” balas Lina.
Akhirnya mereka bersiap siap, tapi belum sempat mereka menjalankan motor mereka, tiba tiba “hei tunggu,” Rio, Sarah, Lina dan Jay menoleh, mereka melihat seorang laki laki paruh baya berlari menghampiri Tania, Sofi dan Alex yang mengikuti mereka pakai motor. Ke empatnya langsung turun dari motor dan berlari menghampiri Sofi.
“So..Sofi, maaf, om salah, om juga kaget mendengar ulah Johan, om kebawa emosi tadi sampai menyuruh kamu menggugurkan kandungan kamu, maafkan om, kamu kan sekarang sendirian, begini saja, om akan rawat kamu sampai bayi kamu lahir dan setelah itu kami pulang, om biayai kamu, om benar benar minta maaf sama kamu,” ujar pria paruh baya itu.
“Tapi om, aku ga mau ngerepotin om,” balas Sofi.
“Tidak masalah, tante juga setuju, kamu balik dulu ya ke kantor om, tante sama Irene menunggu di sana,” balas pria itu.
“I...iya om, tapi kalau aku di suruh menikah dengan Johan, aku tidak mau, aku memilih melahirkan anak ini sendiri, aku harap om mengerti,” ujar Sofi.
“Iya om ngerti, tante juga pasti ngerti, ayo kamu ikut om dulu ya, sekali lagi maaf ya Sof, (menoleh melihat Tania, Alex, Rio, Sarah, Jay dan Lina) makasih ya, kalian sudah menolong Sofi, kalian siapa ya ?” tanya pria itu.
“Oh kita hanya anak sma yang sedang main ke sini aja om, tadi kelihatannya dia kesakitan dan kita tolongin,” jawab Alex tersenyum.
Sofi yang mendengar ucapan Alex langsung memalingkan wajahnya, air matanya terlihat menetes,
“Oh gitu ya, makasih ya semuanya, kita masuk dulu ya, sekali lagi terima kasih,” ujar pria itu sopan.
Pria itu merangkul Sofi dan membawa Sofi kembali ke gang tempat dia keluar untuk kembali ke rukonya. Alex tersenyum, namun wajahnya terlihat sangat sedih, Tania memeluk Alex dari belakang dan Alex memegang tangan Tania yang merangkulnya. Rio dan Jay juga memegang pundak Alex sambil mendekap Sarah dan Lina.
“Yah....ini yang terbaik,” ujar Alex tersenyum.
Tanpa dia sadari, air matanya menetes dan dia langsung menghapusnya, tapi Rio dan Jay melepaskan tangan mereka dan membalik tubuh Alex supaya menghadap Tania di belakangnya,
“Jangan di tahan Lex,” ujar Rio.
“Keluarin semua,” ujar Jay.
“Asli...lo berdua...rese,” ujar Alex tersenyum namun air matanya berjatuhan dan memeluk Tania di depannya langsung membenamkan kepalanya ke dadanya sambil mengelus rambutnya. Setelah tenang,
“Orang tadi, gue rasanya pernah liat dia di televisi deh,” ujar Sarah.
“Iya, dia kayaknya orang partai juga ya atau pejabat, lupa deh,” tambah Lina.
“Kata bu Sulis, bapaknya si Johan emang pejabat kan,” balas Rio.
“Iya, gue juga denger,” tambah Jay.
“Tapi ada ya pejabat kantornya di sini ?” tanya Sarah.
“Mungkin dia punya bisnis di sini kali, kita mana tahu,” jawab Rio.
“Sip, udahlah, yang penting ade gue punya tempat sekarang, yuk jalan,” ajak Alex.
“Kamu yakin Lex,” balas Tania.
“Yakin, biarin aja, kita juga nanti bahagia Tan,” ujar Alex.
“Hehe iya, aku sayang kamu,” ujar Tania.
“Sama, aku juga sayang kamu,” balas Alex.
Keduanya berpelukan dan saling berhadapan, wajah mereka mulai mendekat satu sama lain, “ehem,” Rio, Sarah, Jay dan Lina berpura pura batuk, Alex dan Tania melepaskan pelukan mereka dan sedikit menjauh,
“Rese lo pada,” ujar Alex.
“Gantian weeee,” balas Sarah sambil mejulurkan lidahnya.
Setelah itu, ke enamnya kembali ceria dan tertawa, mereka mengobrol ngobrol tentang dunia mereka sebelumnya. Jay dan Lina saling menoleh satu sama lain,
“Kemarin Rio dan Sarah, sekarang Alex dan Tania, kayaknya kita berdua nyamuk ya,” ujar Lina.
“Iya, kita nyamuk yang berkeliaran di antara mereka,” balas Jay dengan wajah datar.
“Emang lo ngerti maksud gue ?” tanya Lina.
“Kaga sama sekali, gue ngikut doang,” jawab Jay dengan wajah datar.
Lina langsung mendorong pundak Jay di sebelahnya dan Jay membalas mendorong Lina di sebelahnya.