Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Tidur di kamar yang sama
Satu tahun kemudian.
Masih ada beberapa tahun lagi untuk Naomi menyelesaikan tugasnya, dia benar-benar menepati janjinya untuk tidak keluar rumah setelah kejadian di kantor Gama hari itu.
Hubungannya dengan Gama sudah ada sedikit peningkatan, katakanlah dia tidak tau diri. Ssshhtt! Sekarang dia tidur di kamar Gama, sudah 3 bulan lamanya.
Pemandangan pertama yang di lihat Naomi setiap pagi yaitu wajah Gama yang masih terlihat tampan meskipun sedang tidur. Terkadang dia masih terkejut dengan apa yang dia lihat setiap harinya.
"Mas! Bangun, Mas!" bisiknya tepat di telinga Gama.
Pria itu sama sekali tidak terusik, "Mas?" panggil Naomi lagi sembari mengelus lembut pipi Gama. Semalam Gama berpesan agar dibangunkan pagi, pria itu hendak berangkat keluar kota.
"Katanya mau keluar kota? Bangun, Mas!"
Gama merasa terusik dengan elusan Naomi di pipinya, masih dengan mata tertutup, pria itu mencekal pergelangan tangan Naomi dan membawanya ke depan bibirnya.
Cup!
Dikecupnya lengan kecil Naomi, "Pagi!" sapanya dengan suara khas orang bangun tidur. Perlahan kedua matanya mulai terbuka sempurna.
Naomi tersenyum kecil, hubungan mereka memang bisa di katakan rumit. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bisa dikatakan mudah, pasti akan ada banyak pro dan kontra jika orang luar tau, belum lagi Gama adalah pewaris tunggal kekayaan Maharaja.
Jarum jam di atas dinding menunjukkan angka 5 lewat 25 menit. "Aku mau mandi dulu, kamu santai dulu aja, nanti pusing kalau langsung mandi," ujar Naomi.
Gama mengangguk kecil dan kembali memejamkan matanya, Naomi yang melihat itu menggeleng kecil dan turun dari atas kasur untuk mandi. Dia membawa beberapa bajunya ke kamar Gama, awalnya Gama menyuruh untuk memindahkan semuanya, tetapi ia tolak.
Banyak hal yang terjadi selama tujuh bulan ini. Puncaknya yaitu 3 bulan yang lalu, di mana dia akhirnya tidur di kamar Gama dan Hana di pecat oleh Gama sendiri.
Ya. Hana di pecat karena hampir saja mencelakai Naomi.
Singkat cerita, saat itu Hana mendorong Naomi ke dalam kolam renang, di mana saat itu karbon pembersih kolam masih menyala karena sedang di bersihkan. Naomi yang memang tidak bisa berenang hanya pasrah, Bibi Sarah sedang pergi berbelanja dan para pelayan lain tidak ada yang peduli dengannya.
Masalahnya sangat sepele, dia cemburu buta karena melihat Gama yang sering membelikan barang-barang mewah untuk Naomi. Menurutnya, dia yang sudah bekerja keras merebut hati Gama, tapi justru lagi dan lagi Naomi yang mendapatkan semuanya.
Syukurlah saat itu ada salah satu satpam yang berkeliling di sekitar rumah, dan satpam itu langsung menolong Naomi yang sudah kehilangan kesadaran.
Naomi sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, rambutnya di gulung dengan handuk kecil karena basah. Dia menghampiri Gama yang memejamkan matanya.
"Mas! Aku udah selesai," ucapnya di samping kasur. Tangannya menarik handuk di atas kepalanya dan mengusap rambutnya dengan handuk itu pelan.
Gama yang hanya menutup mata segera membukanya, dia mendudukkan tubuhnya dan bersandar di kepala ranjang. "Kau mau ikut denganku?" ajaknya.
Mendengar kalimat itu Naomi segera menggelengkan kepalanya. "Tidak! Aku di rumah saja," balasnya penuh keyakinan.
Gama menghembuskan napas pasrah, sudah berkali-kali dia mengajak dan merayu Naomi agar keluar tapi tidak pernah di iyakan oleh wanita itu.
"Bagaimana jika aku rindu denganmu? Aku akan pergi selama 3 hari," balas Gama dengan wajah murung. Sangat tidak cocok sekali dengan kepribadian kerasnya.
Naomi terkekeh kecil, dia tau betul jika ini hanya akal-akalan dari Gama. "Kita bisa bertukar pesan atau melakukan panggilan video. Bukankah itu fungsi dari ponsel yang dibelikan Mas Gama?"
"Rasanya pasti berbeda. Sudahlah kau ikut saja denganku, akan ku pastikan kau aman saat bersamaku."
Ini memang pertama kalinya Gama keluar kota dan menginap, maka dari itu dia ingin mengajak Naomi karena 3 hari ke depan mereka akan berjauhan.
Lagi-lagi Naomi menggeleng, "Aku tidak bisa membebankan pekerjaanku pada yang lain. Di sini sudah kekurangan pelayan, aku tidak mungkin meninggalkannya begitu saja."
Naomi menyukai pekerjaannya sekarang, selama satu tahun ini dia benar-benar tidak menerima gaji sepeserpun. Tapi tak masalah untuknya, selagi bisa tinggal dan makan minum gratis.
"Jangan pernah meninggalkan ponselmu. Saat aku menelepon harus langsung kau angkat, mengerti?" titah Gama dengan raut serius.
"Mengerti!"
...****************...
Gama sudah berangkat 2 jam yang lalu, seperti biasa Naomi tengah membersihkan kamar-kamar di lantai 2. Dia juga mendapatkan penambahan tugas untuk membersihkan area ruang tamu.
Naomi menaiki tangga lipat kecil untuk menjangkau atas lemari buku di ruang kerja Tuan Bara. Untuk pertama kalinya, dia melihat sebuah kotak yang berada di atas lemari, padahal kemarin saat dia membersihkan atas lemari tidak ada kotak tersebut.
Mungkin saja sang pemilik kamar yang meletakkannya di sana semalam. Agar tidak mengganggu pekerjaannya, Naomi hendak menurunkan kotak tersebut dan akan mengembalikannya setelah dia membersihkan atas lemari.
Bruk!!
Kotak itu merosot dari tangannya dan isinya berhamburan di atas lantai. Naomi membelalakkan matanya dan dengan cepat turun dari tangga. Beberapa lembar kertas, foto serta aksesoris rambut tergeletak tak berdaya di atas lantai.
Naomi berjongkok dan memungut barang itu satu persatu, kembali memasukkannya ke dalam kotak. Dia tidak tau ada berapa jumlah benda di dalam kotak itu, jadi dia memeriksa sekitar jikalau ada barang yang luput dari pandangannya.
Benar saja, ada satu lembar foto yang terselip di bawa kaki lemari. Da buru-buru mengambilnya, karena foto yang menghadap atas, dia bisa melihat jelas wajah-wajah di dalam foto tersebut.
Sepasang pria dan wanita, serta satu anak laki-laki dengan kisaran umur 5 tahun yang berada di gendongan si pria. Pria itu adalah tuan Bara saat masih muda, dan anak itu sepertinya Gama kecil.
Namun, wajah dari wanita yang berada di samping Tuan Bara membuat Naomi memicingkan matanya. "Ini bukan aku, kan?" gumamnya.
Bersambung
Terima kasih sudah membaca 🤗