Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 29 — Ras Elf
Pada akhirnya tidak ada dari perompak itu yang dibiarkan hidup oleh Liu Yuwen, empat puluh orang tewas di tangannya hanya dalam waktu hitungan menit.
Liu Yuwen hanya duduk dari mejanya sambil membunuh para perompak itu, seolah menghabisi mereka bukan sesuatu yang sulit menurutnya.
Tidak ada yang bergerak bahkan setelah Liu Yuwen menghabisi perompak yang terakhir, para kru kapal serta penumpang sudah terlanjur takut pada pemuda tersebut.
Bernafas pun mereka merasa harus berhati-hati, para kru kapal khawatir Liu Yuwen adalah sosok yang lebih berbahaya dari para perompak tadi.
Liu Yuwen beranjak dari mejanya lalu memeriksa setiap jasad perompak itu, selain ia mengambil pisau yang dirinya lempar sebelumnya, Liu Yuwen mengambil beberapa uang yang dimiliki mereka.
"Ini milikmu bukan?" Liu Yuwen melemparkan sebuah kantong kulit kepada pemuda yang dirampas uangnya oleh pemimpin perompak sebelumnya.
"Te-terimakasih Tuan, ini adalah uang untuk pengobatan ibuku..." Pemuda itu segera mengambil uangnya buru-buru.
Liu Yuwen hanya mengangguk lalu ia memeriksa jasad perompak lainnya, setelah semuanya ia kemudian melompat ke arah kapal kakap yang sebelumnya digunakan oleh para perompak itu.
Liu Yuwen memeriksa kapal itu satu persatu, selain uang, tidak ada barang yang menurutnya berharga di sana. Di kapal kakap ketiga, Liu Yuwen kemudian menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut.
Di kapal itu ternyata ada seorang gadis yang diculik, ia diikat tangan dan kakinya sementara mata serta mulutnya ditutup sebuah kain.
Yang membuat Liu Yuwen terkejut bukan kondisi gadis itu melainkan ia bukan dari ras manusia.
"Telinga runcing dan rambut perak, hanya ada satu ras yang memiliki ciri khas seperti ini, ras elf..." Gumam Liu Yuwen. "Ternyata ada ras lain di dunia ini selain manusia."
Di kehidupan pertamanya, dunia yang ditinggali Liu Yuwen tidak hanya dihuni oleh manusia saja melainkan berbagai ras salah satunya adalah ras elf.
Ras tersebut bahkan berbaur dengan manusia, salah satu ciri khas ras elf adalah telinga runcing dan rambut perak mereka yang indah.
Liu Yuwen kemudian membuka kain yang menutup mata dan mulut gadis elf itu.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Liu Yuwen.
Alih-alih menjawab gadis elf itu memandang Liu Yuwen ketakutan bahkan sedikit histeris, ia beranggapan bahwa Liu Yuwen merupakan bagian dari perompak juga.
"Tenang, aku bukan perompak, aku kesini untuk membebaskanmu."
Meski Liu Yuwen sudah berkata demikian gadis elf itu masih ketakutan bahkan sampai menangis.
Liu Yuwen hanya mengepalkan tangannya keras melihat respon tersebut, ia mengerti sudah terjadi sesuatu pada gadis elf itu oleh para perompak yang menculiknya hingga ia menjadi trauma melihat manusia seperti dirinya.
Dari luar saja, Liu Yuwen bahkan melihat bekas pecutan tak terhitung dari tubuh gadis elf itu.
Liu Yuwen menyentuh pundak gadis elf tersebut lalu mengalirkan qi ke seluruh tubuhnya, dalam waktu sekejap mata, luka-luka yang ada di tubuh gadis elf itu menghilang bersama bekas-bekasnya.
Gadis elf itu terkejut ketika seluruh tubuhnya tidak merasakan sakit lagi, ia memandang Liu Yuwen dengan penuh tanda tanya.
"Sudah kukatakan, aku bukan bagian dari perompak itu..." Jawab Liu Yuwen lalu mulai melepaskan ikatan tali yang melilit gadis elf tersebut. "Sekarang kau bisa bebas."
Gadis elf itu melihat tangan dan kakinya yang sudah tidak terikat, meski dia tidak mengatakan apapun namun Liu Yuwen bisa merasakan gadis elf itu merasa senang dari sorot matanya.
"Namamu Aruna bukan? Perkenalkan namaku Liu Yuwen..." Liu Yuwen mengulurkan tangannya.
Gadis elf itu kembali terkejut, alasan Liu Yuwen bisa mengetahui namanya karena ada tulisan tinta di punggung lengannya. Tulisan itu tidak bisa dibaca kecuali mereka yang mengerti huruf-huruf dari bangsa elf.
Liu Yuwen pernah mempelajari aksara huruf elf di kehidupan pertamanya sehingga dalam sekali lihat saja ia langsung bisa memahaminya.
Gadis elf bernama Aruna itu awalnya ragu untuk menyambut uluran tangan Liu Yuwen karena traumanya bersama para perompak sebelumnya, ia membutuhkan sedikit keberaniannya hingga akhirnya menerima tangan tersebut.
"Tidak akan ada yang membahayakanmu jika kau berada disisiku, jadi tenanglah." Liu Yuwen kemudian membawa Aruna keluar dari kapal.
Ketika cahaya matahari menyinari gadis elf itu, Liu Yuwen akhirnya bisa melihat wajahnya dengan lebih jelas.
Aruna merupakan gadis yang usianya sekitar tujuh belas tahunan, terlepas dari rasnya, Aruna adalah perempuan yang cukup manis, tubuhnya ramping, memiliki kulit putih dengan rambut peraknya yang terurai sampai sepinggang.
Jika bukan karena pakaian yang dikenakannya saat ini sedikit lusuh dan rambutnya tidak kusut, Liu Yuwen yakin penampilan Aruna akan cukup mempesona.
Liu Yuwen kemudian membawa Aruna ke kapal penumpang, melihat ada banyaknya manusia di atas kapal tersebut membuat Aruna jadi ketakutan kembali, ia mendekatkan diri di tubuh Liu Yuwen dan bersembunyi dibalik punggung pemuda tersebut.
"Tenang, mereka juga tidak akan membahayakanmu..." Liu Yuwen mengerti trauma Aruna pada manusia sangatlah dalam, membutuhkan waktu untuk gadis elf itu bisa menyembuhkannya.
Liu Yuwen memesan kamar lain pada kru kapal untuk ditempati Aruna, gadis itu memang sudah kelelahan baik fisik maupun mentalnya sehingga ketika Liu Yuwen memberikan sebuah ruang untuknya, ia langsung berisitirahat.
Selepas Aruna berisitirahat Liu Yuwen pergi ke geladak kapal lalu membakar kapal-kapal yang digunakan perompak tadi dengan elemen apinya.
Aksi Liu Yuwen mengeluarkan api dari tangannya membuat kru serta para penumpang lainnya terkejut, memang selain empat orang dari sekte itu, sisanya bukan seorang kultivator yang belum terbiasa melihat teknik perubahan jenis seperti ini.
"Apa kalian bisa bereskan sisanya, aku akan ke kamar terlebih dahulu..." Ucap Liu Yuwen para kru kapal dan lainnya.
Perjalanan menggunakan kapal ini membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan sampai harus semalaman, Liu Yuwen memilih istirahat lebih awal, sudah sejak lama dirinya tidak tidur dengan nyenyak.
Para kru kapal itu mengangguk, tidak ada dari mereka yang berani menolak permintaan Liu Yuwen setelah melihat kemampuan dan aksinya yang membunuh para perompak dengan mudah.
Setelah Liu Yuwen pergi barulah kru kapal serta penumpang lainnya bisa bernafas lega, tanpa menunggu lagi mereka segera bersih-bersih serta membereskan jasad-jasad perompak yang masih di atas kapal.