Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Tentang Rasa.
Daniel menegakkan bahu yang sempat merosot karena kecewa, ia pun merubah wajahnya dengan ekspresi tenang seperti biasanya.
“Pak! Anda membutuhkan sesuatu?“ Maura sadar jika Daniel berdiri di ambang pintu ruangan nya sebagai Asisten, wanita itu sudah bangkit dari kursinya.
“Aku hanya ingin mengabarkan tentang Deva, dia pergi kuliah dan katanya siang nanti ingin kita makan siang bersama, kamu sudah ada janji dengan orang lain?“ Daniel sudah berjalan ke dalam ruangan.
“Saya tidak ada janji, apalagi Deva yang minta untuk makan siang bersama. Jika ada janji pun, akan saya batalkan karena Deva lebih penting bagi saya.“ Ucap Maura dengan tegas.
“Kalau bagitu, kau yang kasih kabar pada Deva dan bilang kita akan makan siang bersama.“
Raut Maura menjadi bingung, “Maksud Pak Daniel, kita? Saya, Deva dan Pak Daniel?“
“Tadi di awal saya sudah bilang, Deva ingin makan siang bersama kita.“
“Ah iya, maaf... saya kurang fokus.“
“Ada apa? Aku mendengar kau marah pada seseorang yang menelepon, saat tadi membuka pintu ruangan mu. Bahkan saat aku mengetuk pintu, kamu tak menyahut. Siapa yang menelepon?“ Daniel memancing.
Maura salah tingkah, “Bukan siapa-siapa, orang itu hanya salah sambung.“
“Bukan siapa-siapa?“ sekali lagi Daniel bertanya.
“Ya, tidak penting sama sekali.“ Elak Maura, ia tak ingin Daniel sampai tau yang menelepon adalah mantan adik ipar laki-laki itu.
“Hm! Jangan lupa reservasi ke restoran, kau yang pilih dimana kita bertiga akan makan siang. Putraku kebetulan ada kakek dan neneknya di rumah, jadi aku nggak mengajaknya.“
“Baik, Pak. Saya akan segera reservasi. Tadi pagi saya bertemu Alvin di rumah Bapak, semakin tinggi ya dia.“
Daniel tersenyum. “Saat dia kecil, kamu sering menggendong nya dan sesekali membantu merawat karena Sandra tidak bisa mengurus anak kecil. Ck! Sekarang karena sudah besar, Alvin terus minta Ibu baru... rewel sekali anak itu.“
Maura terkekeh, “Kenapa harus bingung, Anda masih muda dan banyak wanita tergila-gila pada Anda. Misalnya Nona Denisa, CEO dari Perusahaan KL. Sudah beberapa bulan ini, dia terus mengejar-ngejar Anda.“
Daniel melipat bibirnya, “Apa aku pantas menikah kembali?“
“Sangat pantas, Pak. Anda adalah Pria dan Papa yang baik, selalu membantu orang lain yang membutuhkan misalnya seperti sering membantu saya. Siapapun wanita yang akan menjadi pendamping Anda, dia pasti akan sangat bahagia bersama Anda.“ Maura berkata dengan sungguh-sungguh, Daniel adalah pria baik hanya saja dulunya pria itu telah salah memilih istri.
“Aku tidak butuh wanita lain, aku hanya ingin kamu.“ Daniel sudah mendekat ke arah Maura, tangannya terulur ke wajah wanita itu ingin mengelus.
Namun belum sampai punggung tangannya menyentuh pipi Maura, wanita dewasa itu memundurkan tubuhnya.
“Sebentar lagi kita ada meeting bersama para kepala Divisi, Pak. Saya akan segera menyiapkan berkas-berkas rapat untuk Anda.“ Maura duduk di kursinya dan mulai menyibukkan diri kembali, bukannya ia tak mengerti dengan sikap Daniel akhir-akhir ini yang terlalu dekat padanya tapi sejak dulu Maura hanya menganggap Daniel atasan dan tak lebih.
Daniel tak mengatakan apapun, berbalik pergi dari ruangan Maura.
“Hufff! Hhhhhh...“ Maura menghembuskan nafas dengan kasar, “Sudah berapa kali dia meny3ntuh tubuhku tanpa ijin, untung saja barusan aku bisa menghindar. Aku nggak ingin hubungan kami rusak hanya karena urusan asmara, cukup bagiku dia menjadi atasan ku dan bahkan menjadi orang dekat untuk putriku.“
Siang itu Maura dan Daniel pergi ke restoran yang sudah di reservasi oleh Maura sendiri, Deva mengatakan sudah menunggu di restoran.
Maura turun dari mobil Daniel, terpaksa wanita itu menurut saat Daniel mengajaknya satu mobil karena Daniel bilang Deva akan merasa senang melihat keakraban mereka.
Maura masih bingung maksud dari ucapan Daniel tentang Deva yang akan merasa senang melihat dia dan Daniel akrab.
Wanita itu tidak tau saja, Daniel dan Deva yang merencanakan agar keduanya menjalin hubungan.
“Itu meja nya, Pak. Tunggu! Dimana Deva? Katanya dia sudah menunggu.“ Maura dan Daniel berjalan ke arah meja pesanan mereka.
Daniel malah berjalan santai, karena Deva tak akan datang dan mereka berdua hanya akan makan siang bedua.
“Duduk lah dulu, Maura.“ Daniel menarik kursi agar Maura duduk, pria itu bersikap gentle.
Maura tak enak hati diperlakukan seperti itu, “Makasih, Pak.“
“Bisakah jika kita hanya berdua, jangan panggil aku Pak?“ Daniel ikut duduk di seberang meja.
“Maaf, tapi kita tetap hanya atasan dan bawahan Pak.“ Tolak Maura.
“Kau wanita dewasa dan pernah menikah, Maura. Aku tau kamu mengerti apa maksud perkataan dan sikapku padamu akhir-akhir ini. Apa perhatianku sebagai laki-laki yang menyukai mu, kurang? Aku selalu mengajak mu makan malam bersama, kau selalu menolak. Aku selalu perhatian padamu melalui Deva, kau pun terlihat biasa saja. Tadi di ruangan mu, aku mengatakan tidak menginginkan wanita lain selain kamu... kau malah menghindar. Kau bilang aku pria baik, lalu kenapa kau mengacuhkan segala bentuk perhatian ku padamu?“
Panjang lebar Daniel mengeluarkan isi hatinya, selain rasa kecewa ia pun merasa cemburu mendengar Maura tidur dengan pria lain meskipun terdengar jelas olehnya saat Maura mengatakan itu hanya hubungan satu malam.
“Pak...“ Maura tercengang mendengar Daniel jujur dengan perasaanya.
“Tadinya aku ingin mendapatkan hatimu secara perlahan, karena aku tau kamu masih kecewa pada pernikahan. Mungkin kamu juga masih mencintai Raka, jadi... aku ingin memberimu ruang dan waktu untukmu sendiri. Tapi... aku jelas-jelas mendengar mu mengatakan di dalam telepon jika kau melakukan hubungan satu malam dengan seseorang. Benar, kan?“
Wajah Maura tampak pias, “Anda mendengarnya?“
Daniel mengangguk.
Maura membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu pada Daniel, tapi ia urungkan karena melihat Raka yang masuk ke dalam restoran seraya mer4ngkul pinggang Zara dengan begitu mesra. Sejak resmi bercerai, baru sekarang Maura bertemu dengan mantan suami pengkhianatnya.
Tepat saat itu Raka pun menyadari kehadiran Maura, keduanya saling menatap dengan pandangan berbeda. Maura menatap biasa saja karena sudah tak ada rasa di hatinya pada mantan suaminya itu, namun berbeda dengan Raka yang menatap Maura penuh kerinduan.
___
2 bab ya, insyaAllah 🙌🏻😁
d tunggu karya selanjutnya💜