NovelToon NovelToon
Cinta Pertama Mami

Cinta Pertama Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Lewat tengah malam Lista masih belum bisa memejamkan matanya,tubuhnya merasa sakit semua karena bolak balik posisi tidur.

Karena tidak bisa tidur Lista mencoba menonton siaran televisi

"Coba sekali lagi."

Beberapa chanel sudah ditonton,diganti dan masih tidak ada yang bisa menghiburnya.

Dilihat kembali suaminya yang masih terbaring disampingnya.

"Enak sekali tidurmu."kata Lista lirih.

Hingga dini hari Lista masih belum juga bisa memejamkan matanya.

Dicoba sesekali memejamkan mata,dan akhirnya Lista terlelap begitu saja.

Didi terbangun karena perutnya terasa lapar,diraihnya ponsel miliknya dan mengaktifkan kembali data seluler.

Begitu banyak dan beruntun panggilan dan pesan masuk.

Panggilan dari Iqbal masuk dan Didi langsung menerima.

"Halo."jawab Didi pelan.

"Boss kamu baik-baik sajakan?"tanya Iqbal.

"Iya,Ada apa?"tanya Didi.

"Kalian nginep dimana?"tanya Iqbal lagi.

"Di Hotel sebelah rumah,ntar lagi juga balik kok."jawab Didi.

"Masalahnya Oma nanyain kalian terus."kata Iqbal.

Didi mematikan panggilan di ponselnya,dilihatnya Lista masih terlelap dalam mimpi,Didi membiarkan istrinya tetap beristirahat,karena dia merasa Lista tidak tidur semalaman dilihat dari bungkusan plastik yang menumpuk ditempat sampah.

Selesai mandi Dìdi meminta layanan kamar untuk membawakan sarapan.

"Yang,bangun ayo sarapan dulu."ajak Didi.

Lista berusaha membuka kedua matanya yang masih berat,hanya membalik badan dan kembali tidur.

"Ayo bangun,semalam kamu tidur jam berapa?"tanya Didi.

"Aku gak bisa tidur semalam."jawab Lista.

"Kenapa?"tanya Didi berbaring dibelakang istrinya.

"Jagain kamulah"jawab Lista.

Didi tersenyum mendengar kata-kata istrinya,semalaman dia tidur begitu pulas sementara istrinya tidak bisa tidur karena menjaganya.

"Ayo makan terus kita pulang."Ajaknya.

Lista duduk perlahan dengan menepuk-nepuk pipinya dan sesekali mengusap wajahnya.

"Yang semalam aku ketemu sama Alan pas keluar nyari makan."kata Lista.

"Terus kamu cerita tentang kita?"tanya Didi.

"Mana sempat,dia terburu-buru."jawab Lista.

Keduanya tidak melanjutkan percakapan tentang Alan karena tidak ada yang lebih penting selain sarapan dan pulang kerumah.

Didi membereskan kasur yang sedikit berantakan,sementara Lista bersiap kembali memakai hijabnya.

"Udah yang,biarin aja sudah ada petugasnya sendiri."Kata Lista.

"Tugas merekakan berat."jawab Didi.

Lista hanya tersenyum mendengar kata-kata suaminya.

Mobil melaju perlahan meninggalkan halaman Hotel tempat mereka menginap.

Sementara Dirumah Mama Haya menunggu penjual kue langganan yang selalu berjualan didepan komplek,ditemani Mbak Lia dan Mbak Surti.

Papa Syarif biasanya jalan-jalan dipagi hari bersama para bapak-bapak disekitar rumah.

Iqbal mengantar anak-anak pergi kesekolah sekalian meninjau kelokasi proyek mewakili Didi.

Alif dan Tara mewakili Didi pergi kekantor karena hari ini ada meeting bersama beberapa kontraktor baru.

Lista membuka data seluler diponsel miliknya dan hanya geleng-geleng kepala karena banyaknya panggilan dan pesan yang masuk.

Didi menggenggam tangan istri menciumnya dan sesekali memandangnya.

"It's ok."katanya dengan senyum.

Mobil melaju menyusuri jalan beraspal,Lista melihat Mamanya bersama Mbak Lia disebuah lapak dadakan didepan komplek.

"Mama pasti beli banyak kue."kata Lista.

"Kue apa sayang?"tanya Didi.

"Jajanan pagi."kata Lista.

Mobil berhenti tepat didepan rumah,suasana hari ini sedikit sunyi karena para penghuninya sedang beraktifitas diluar sana,hanya ada Mbok Yum yang masih sibuk membersihkan dapur.

Suasana dikantor Lista juga hening karena pekerjaan yang harus selesai siang ini.

Lista langsung masuk menuju kamarnya untuk berganti pakaian,rasanya lengket karena bajunya masih sama seperti yang dipakai semalam.

"Yang,gantikan aku bisa gak?"tanya Lista.

"Gantiin apa?"tanya Didi balik.

"Kerja dikantorku."jawab Lista

"Kamu mau kemana?"tanya Didi lagi.

"Tidur."Lista berganti baju dengan baju tidur.

Didi hanya menghela nafas panjang melihat istrinya berbaring dibawah selimut.

Baginya hari ini adalah hari yang panjang karena begitu banyak kerjaan yang sudah menunggunya.

Rasa sayang sama sang istri membuatnya tidak bisa menolak.

Didi berganti pakaian dengan pakaian casual karena ini adalah pertama kalinya menggantikan pekerjaan istrinya.

"Selamat pagi semua."sapa Didi kepada beberapa karyawan istrinya.

"Pagi Pak."jawab mereka hampir kompak.

Didi masuk keruangan milik Lista dan menyalakan laptop milik istrinya.

Monic masuk dengan membawa beberapa agenda hari ini.

"Mami kemana Pak?"tanya Monic.

"Ada diatas,lagi nggak mood."jawab Didi.

Monic mengangguk memahami karena kondisi Mami sedang hamil,rasanya untuk hari ini bisa dia tangani.

"Hari ini bisa saya tangani Pak."Kata Monic.

"Makasih ya."jawab Didi.

Karena bantuan Monic dan kawan-kawan bisa menyelesaikan masalah,hari ini Didi tidak banyak berperan hanya sedikit memberi ide.

Namun ide yang diberikan Didi sangat jitu dalam mengembangkan produk yang lebih besar.

"Jadi bagaimana menurutmu Mon?"tanya Didi.

"Bagus Pak,untuk produk kaum Adam kita pakai nama yang sama dengan deodorant."jawab Monic.

Didi membuka email dari Iqbal yang masih terpending gara-gara kejadian semalam.

Iklan yamg dibuatnya sudah melewati proses yang sempurna,bahkan Iqbal sudah mengurus ijin dan pajaknya.

"Monic bagaimana menurutmu?"Didi menunjukkan iklannya.

Monic dan beberapa kawannya berkumpul disatu meja melihat hasilnya.

"Wah keren hasilnya."kata Rahma.

"Iya benar."jawab Monic.

Semua tersenyum puas melihat hasil iklan yang di bintangi bapak dan anak.

"Siap kita publikasikan."Kata Monic.

Didi hanya memberikan kode dengan jempol tanganya.

Mama Haya masuk kekantor dengan membawa sepiring kue dan beberapa gelas minuman hangat,dia tidak menemukan Lista dan hanya melihat Didi disana.

Didi menerima nampan yang dibawa Mama dan meletakkan dimeja.

"Di,Lista mana?kok kamu yang disini?"tanya Mama.

"Maaf ma,semalam Lista jagain aku sampai tidak tidur makanya sekarang...."belum selesai bicara.

"Kamu kenapa?kamu sakit?"tanya Mama.

Didi tersenyum dengan kekhawatiran Mama,dan tidak mungkin bercerita tentang kejadian semalam.

Apalagi menceritakan mereka pergi ke Bukit Besar,Mama pasti akan sangat marah.

"Aku sudah lebih baik Ma."jawab Didi.

"Mama khawatir semalaman kalian tidak pulang."kata Mama.

Ponsel Didi berdering,ada panggilan dari Iqbal diproyek.

Satu panggilan dari Iqbal menyelamatkan Didi.

"Ada apa?"Tanya Didi.

"Bos,usahakan siang ini datang."kata Iqbal.

"Iya,beres."jawab Didi.

Didi pamit kepada Mama karena harus pergi keproyek,kantor Lista sudah aman dipegang sama Monic.

"Mon,aku tinggal ya."kata Didi.

"Iya Pak."jawab Monic.

Didi masuk dalam mobil dengan menghela nafas panjang.

"Selamat gue."Lirihnya.

Dalam waktu beberapa jam iklan yang menampilkan produk deodorant milik Richi sudah memenuhi media.

Situs pencarian mulai banyak dikunjungi dengan kata kunci Richi Rein,namun banyak yang kecewa karena nama tersebut tidak ditemukan.

Pertama kali Sarah melihat iklan Deodorant Didi dengan brand baru,ini adalah pertama kali Didi dekat dengan anak laki-laki kecuali anaknya,Sarah merasa wajah anak Lista sedikit mirip dengan Azam hanya warna kulit dan postur tubuhnya yang membedakannya.

"Jadi selama ini kabar itu benar?"tanya Sarah dalam hati.

Sarah mencoba mencari nama Richi Rein dalam sosial media namun tidak berhasil menemukan nama tersebut.

"Biasanya anak muda punya sosmed."katanya Lirih.

Gasa melihat istrinya sibuk membuka beberapa applikasi jejaring sosial.

"Kamu ngapain?"tanya Gasa.

"Gak ada."kata Sarah.

Sarah tiba-tiba menutup ponsel dan meletakkan diatas meja,meninggalkan Gasa begitu saja.

Sarah merasa belum siap menerima kembali kabar yang dulu pernah santer terdengar.

1
Pak Lee
lanjut terus
Pøtåtø ÙwÚ
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Bojone pak Lee: makasih atas dukungannya.
total 1 replies
ADZAL ZIAH
Lanjut kak ❤ mampir baca novel aku juga ya kak~
Bojone pak Lee: Baik kak,terimakasih atas dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!