NovelToon NovelToon
Turun Ranjang

Turun Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Slice of Life
Popularitas:27.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lin_iin

Geya dipaksa menikahi kakak iparnya sendiri karena sang kakak meninggal karena sakit. Dunia Geya seketika berubah karena perannya tidak hanya berubah menjadi istri melainkan seorang ibu dengan dua anak, yang notabenenya dia adalah keponakannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin_iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepikiran

"Karena aku bisa nikahin kamu, Ge."

Susah payah aku menguasai diri kala mendengar kalimat Galen. Oke, aku harus tetap tenang dan tidak boleh terlena. Seperti kata Mas Yaksa, aku harus sadar diri dengan posisiku sebagai istri Mas Yaksa. Cobaan pernikahan memang banyak adanya dan Galen bisa jadi salah satunya.

Menetralkan kegugupan, aku tertawa samar. "Apa bedanya kalau lo yang nikahin gue? Sama aja nggak sih, karena kita sama-sama nggak saling cinta juga kan?"

Ada perasaan tidak rela saat mengatakan kalimat ini, entah faktor apa yang membuatku merasakan demikian.

Dengan raut wajah seriusnya, Galen menggeleng cepat. "Beda, Ge, setidaknya kita saling cinta kan?"

Galen benar-benar pemberani dan sedikit gila. Dari mana ia mendapatkan kepercayaan diri itu?

"Siapa saja yang lo sebut saling cinta itu, Gal?"

Aku harus tetap tenang dan tidak terpengaruh.

"Kita. Aku dan kamu. Atau kamu udah nggak cinta lagi sama aku?"

Masih. Kalau sebelum menikah, aku akan menjawab dengan pasti kalau perasaanku tidak pernah berubah, tapi setelah menikah aku meyakinkan diri agar perasaan ini sudah berubah. Tapi bukan itu intinya, dari mana dia tahu tentang perasaanku dan kenapa dia baru datang setelah aku sudah menjadi istri orang?

Apakah ini adalah contoh dari orang tepat datang di saat yang tidak tepat.

Apakah semesta sesenang ini kalau sedang bercanda?

"Ge!"

Aku kemudian menggeleng cepat. "Tidak penting, Gal, perasaanku masih sama atau enggak itu tidak lah penting. Karena intinya aku udah jadi istri orang. Fakta ini yang harus sama-sama kita tahu dan ingat baik-baik. Lupain semuanya, karir kamu terlalu berharga kalau harus menyandang status perusak rumah tangga orang, meski sejujurnya rumah tangga aku dan Mas Yaksa memang tidak sekuat itu sejak awal. Tapi tetap saja, aku tidak mau kamu menjadi penyebabnya."

Kali ini giliran Galen yang menggeleng tidak peduli. "Aku nggak peduli, Ge. Aku bisa lepasin dan lupain kamu selagi pria yang kamu nikahi adalah pria yang kamu cintai, tapi fakta orang yang menikahi kamu hanya mantan kakak iparmu dan kalian menikah hanya karena terpaksa saat ini, aku nggak terima. Kamu berhak bahagia, dan kita punya hak untuk memperjuangkan cinta kita."

Kalimat Galen terdengar serius dan tidak main-main. Dari sorot matanya aku benar-benar bisa melihat tekadnya yang kuat. Aku tidak bisa membiarkan ini. Dia tidak boleh terserat dalam kisah rumit ini, karirnya terlalu cemerlang.

"Gal, aku bilang cinta bisa memundar seiring berjalannya waktu. Tapi pernikahan yang aku jalani tidak bisa semudah itu aku permainkan karena ini melibatkan Tuhan di dalamnya, nggak sekedar keluarga aku. Tolong, jangan mempersulit semuanya," pintaku bersungguh-sungguh.

Kedua mataku terasa perih, tapi sekuat tenaga aku masih harus menahan diri agar tidak menangis.

"Yang aku tawarkan kebahagian, Ge, kenapa kamu malah bilang kalau aku mau mempersulit?" Sorot mata Galen terlihat kecewa dan terluka dengan kalimatku.

Tidak masalah, itu memang tujuanku agar dia membenciku dan melupakan semuanya. Itu lebih baik bagi kami semua. Aku sedang dalam usaha mempererat hubunganku dengan Mas Yaksa, aku tidak boleh goyah hanya karena Galen kembali.

"Kalau kamu datang lebih awal, aku nggak akan bilang demikian, Gal. Tapi sekarang kondisinya sudah beda, aku udah jadi istri orang tapi tiba-tiba datang dan menawarkan kebahagian. Kamu sudah terlambat, Gal, jadi sebelum kita semakin jauh, ayo, kita berhenti!"

"Enggak ada kata terlambat di kamus aku, Ge. Aku tetap akan memperjuangkan kamu, lihat saja nanti!"

Aku menghela napas kasar sambil memijit pelipisku yang mendadak pening. Aku benar-benar tidak habis pikir Galen akan senekat itu. Aku tahu dia memang cukup nekat sejak SMA, tapi kalau urusan asmara aku rasa dia tipe yang lebih baik dibawa santai, kalau orang itu tidak bisa didapatkannya maka dia akan mundur secara teratur. Dia sendiri yang mengakui kala itu, tapi sekarang, setelah tahu aku sudah menikah dia tetap ingin memperjuangkanku?

"Dasar gila!"

Aku mendesis tanpa sadar, sampai menarik perhatian Mas Yaksa yang kini duduk di sebelahku. Saat ini kami sedang berada di ruang tunggu di salah satu butik langganan Mama untuk mencoba kebaya yang akan kukenakan saat resepsi nanti. Tema pernikahan kami menggunakan adat Jawa, sesuai permintaan Ibu.

"Siapa yang kamu sebut gila?" tanya Mas Yaksa sembari celingukan mencari sosok 'gila' yang aku maksud.

Aku meringis malu kemudian menggeleng cepat. "Ini loh, Mas, gila ya, kita nunggu lama banget."

Kening Mas Yaksa mengerut. "Kita duduk di sini baru lima menit, Geya, dan kamu bilang lama banget? Mama sama Ibu bahkan baru masuk." Dagunya sedikit terangkat, secara tidak langsung menunjuk ke arah pintu masuk di mana Mama dan Ibu berjalan beriringan menuju ke arah kami.

"Kamu ini kenapa? Mas nggak suka ya sama sikap kamu ini."

"Maaf, Mas," ucapku penuh penyesalan, "aku bakalan jaga sikap," sambungku yang langsung dibalas Mas Yaksa dengan dengusan samar.

Pria itu memilih untuk tidak berkomentar dan berdiri, menyambut Mama dan Ibu mertuanya. Mau tidak mau aku pun mengikutinya.

"Loh, kok ada kamu juga, Mas?" Mama terlihat terkejut melihat putra semata wayangnya ada di sini.

Lalu di sebelah Mama, Ibu menyahut, "Kamu yang paksa ya, Ge?" tuduhnya kemudian.

Aku menggeleng cepat sambil mengibaskan kedua telapak tanganku. Mas Yaksa yang memaksa ikut dan menemani, aku sudah menolak dengan alasan kalau aku bisa kena omel tapi dia bersikekeuh ingin ikut.

"Nggak papa, Bu, Yaksa nggak senang-senang aja kok ikut ke sini."

Aku melotot tidak terima, sebelah tanganku reflek memukul lengannya. "Kok Mas Yaksa gitu ngomongnya? Ambigu banget, nanti dikira aku beneran maksa kamu ikut loh, padahal kan aku bilang nggak usah."

Dengan wajah tanpa bersalahnya Mas Yaksa tertawa sambil merangkul pundakku. "Kalau pun maksa juga nggak papa, kan Mas suami kamu."

Apa hubungannya?

Aku mendengus tidak habis pikir.

"Yang sopan sama suami itu, Ge," tegur Ibu secara tiba-tiba saat menyadari aku memasang wajah snewen terhadap Mas Yaksa.

"Nggak papa, Bu, justru Geya imut kalau lagi mode begini."

Sambil tertawa, masih dengan wajah bak tidak punya dosanya, Mas Yaksa mencubit pipiku dengan gemas. Aku kembali menjerit kesal sedangkan Mas Yaksa tertawa puas.

"Ya ampun, dasar pasutri baru nggak tahu tempat banget deh kalian ini umbar kemesraan di tempat umum begini. Tahan dulu dong, Mas, nanti dilanjut di rumah aja. Malu," komentar Mama dengan nada bercanda, sengaja menggoda kami berdua.

To be continue,

1
MARLINA DJAILANI
gak meyakinkan....
holipah
lanjut Thor
Ita Putri
novel bagus ....syukaaaa
Ita Putri
hadooh jangan" hamil geta nya
Lia Kiftia Usman
seharusnya didampingi yaksaaaaa
MARLINA DJAILANI
pengen 5, tp mungkin gak ya????
Lin_iin: busettttt
total 1 replies
Lia Kiftia Usman
yaksa...oh...yaksa
Lia Kiftia Usman: suka ... kata2 yaksa...'rumah tangga urusan suami istri bukan orang lain'
Lin_iin: kenapa? kenapa?
total 2 replies
Ty
up lagi ya thorr
Lia Kiftia Usman
indah pada saatnya...
komunikasi dewasa yg bisa merekatkan keduanya.... jaga yaa geya yg terbuka ...yeksa yg membimbing...
Nina27
ada apa denganmu geyaaaaa
Lia Kiftia Usman
tu kan...tu kan....terkadang harus mikir panjang kalo mo bertemu berdua aja sama teman putih abu2
Lia Kiftia Usman
asyiiiiknya....rita😄
Lia Kiftia Usman
setuju😁😁
Lia Kiftia Usman
itulah gosip🤦‍♀️...

g enak banget ya..geya...dengernyaa
sabar yaa..
Lia Kiftia Usman
berat memang u geya...
...ibu sedikit saja mengerti,memahami geya u bisa adaptasi dengan keadaannya... toh geya pada dasarnya anak penurut.
Lia Kiftia Usman
Luar biasa
Lia Kiftia Usman
saya suka karakter yaksa (sampai eps.ini)
Lia Kiftia Usman
mas yaksamu da perhatiin dan suka kamu selagi kamu masih adik ipar ...geya 🤭
MARLINA DJAILANI
gara2 mulut org julid...... parah nih si @Lin_iin
MARLINA DJAILANI
sama2 kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!