Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Bara beranjak dari duduknya kemudian pergi Sinta yang saat ini sedang mengepel di ruang tengah,melihat kedatangan Bara,Sinta hanya diam dan menunduk mengepel lantai.
lelah?tanya Bara singkat.
kau pikir aku robot?kesal Sinta.
"berani juga kau menjawab,ucap Bara yang merasa senang mendengarnya.
kenapa,apa kau tidak suka?pukul saja aku,mati pun aku sudah tidak peduli"ujar Sinta dengan beraninya.
Danil memijat keningnya, padahal ia sudah menasehati Sinta akan tetapi gadis itu ternyata keras kepala juga.
"aku suka gadis pemberani seperti mu,ucap Bara dengan senyum lebarnya.
kau pikir aku peduli?ujar Sinta yang ingin selalu melawan Bara.
"jangan beri dia makan siang ini,"titah Bara pada paman Sam.
pada akhirnya Bara kalah berdebat,pria ini kembali menggunakan kekuasaanya untuk menyiksa Sinta.
"pecundang,"hardik Sinta.
apa katamu? wajah Bara kembali berubah dingin.
"kau adalah pecundang yang beraninya menekan orang Lain dengan uang mu.ucap Sinta yang membuat telinga Bara panas mendengarnya.
Bara hendak melayangkan tanganya untuk memukul wajah Sinta,tapi gadis ini justru maju dengan beraninya untuk menerima pukulan dari Bara.tangan pria ini menggantung di udara, keduanya saling tatap dengan emosi masing-masing.
Silahkan pukul aku,ucap Sinta dengan beraninya,sampai berdarah lagi tidak akan masalah bagiku.pukul saja sampai hatimu puas,imbunya.
"Dasar perempuan murahan,hardik Bara yang sangat marah.
Aku di jual sahabatku tanpa sepengetahuanku.menurutmu apakah aku ini murahan?bukankah perempuan murahan itu yang kau maksud seharusnya menjual diri mereka sendiri?lalu bagaimana dengan aku yang di jual sahabatku sendiri?"cecar Sinta yang membuat mulut Bara bungkam.
Merasa malu,Bara pun memutuskan untuk pergi dari sana.tapi,langkahnya terhenti saat Sinta menyiramnya dengan air bekas pel lantai.
Sinta,,,,,teriak bara dengan penuh emosi.
Matanya memerah menahan emosi, tubuhnya basah kuyup dan bau ,tentu saja Bara merasa tidak terima sedangkan Danil hanya bisa membuang nafas panjang,karena Sinta kali ini sudah pasti tidak akan bisa lari dari Bara.
"perempuan sialan,umpat Bara yang hendak memukul Sinta,tapi dengan cepat wanita itu melarikan diri.
Bara yang hendak mengejar Sinta justru terpeleset hingga membuat kepalanya terbentur sudut meja, pandangan mata Bara berkunang-kunang,pria ini pun tidak sadarkan diri. Sinta yang mengetahui Bara pingsan langsung menghentikan langkahnya.
Sinta putar balik menghampiri Bara yang saat ini tengah di angkat dengan beberapa orang menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Sinta,kali ini kau tidak akan selamat,aku yakin Bara akan membunuhmu,ucap Danil yang merasa begitu yakin.
Aku justru senang jika dia akan membunuhku,itu artinya penderitaan ku di dunia ini akan berakhir,ucap Sinta dengan tawa sarkas padahal dalam hatinya merasa sangat takut sekali.
Aku sudah memperingatimu bersikap baik dan penurut,karna Bara akan memperlakukan mu dengan baik juga,kenapa kau sangat keras kepala"ujar Danil yang merasa sangat kesal pada Sinta yang sangat keras kepala.
Bagai mana jika posisi kita di balik?tanya Sinta setenga tertawa.
Bukan seperti itu maksudku,ucap Danil yang mulai bingung hadapi Sinta.
Aku tidak peduli, kaliann semua tidak berhak mengurungku di tempat ini,ucap Sinta kemudian berlalu begitu saja.
Sinta pergi mencari jalan keluar Mension ini,tapi setiap kali ia menemukan pintu,sudah pasti itu bukan pintu keluarnya.mau bertanya kepada penghuni mension rasanya percuma saja karena mereka pasti tidak akan menjawab pertanyaan Sinta.
Satu jam lebih di habiskan Sinta untuk mencari jalan keluar, langkahnya terhenti saat kepalanya terasa pusing dan kedua kakinya terasa lemas, tiba-tiba saja Sinta jatuh pingsan tanpa siapapun yang menolongnya.
Bawah dia ke kamarnya,"ucap paman Sam pada kedua orang asisten rumah tangga.
Dalam keadaan tidak sadar Sinta di bawa kembali ke kamar tempat ia tidur semalam.
Sedangkan Bara yang sudah sadar masih terasa pusing,padahal ingin sekali ia memberi pelajaran pada Sinta.
"Danil,gantung gadis sialan itu"titah Bara pada sahabatnya.
"kau akan membunuh dia?tanya Danil yang penasaran.
"gantung dengan kepala di bawah,ucap Bara memperjelas.
Sinta masih pingsan,haruskah sekarang?tanya Danil lagi.meski pun Sinta sudah membuatnya jengkel,akan tetapi ia merasa tidak tega.
"sekarang, jawab Bara tegas.
Mau tidak mau Danil harus menuruti perintah dari Bara.segera Danil pergi ke kamar Sinta,meminta dua orang menggantung Sinta di tangga dengan keadaan kepala di bawah.
Paman Sam menyiapkan kursi untuk Bara karna pria ini akan menunggu gadis itu sampai sadar, Bara tersenyum sinis,Begitu puas ia melihat Sinta yang saat ini sudah dalam keadaan tergantung dan masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Bara,kasihan Sinta,dia hanya gadis yang berusia sembilan belas tahun,ucap Danil yang berusaha menenangkan Bara.
"Kau pikir aku peduli?"tanya Bara kemudian tertawa.
Danil menghembuskan nafas pelan,ia tidak bisa membantu Sinta,mengingat gadis ini adalah milik Bara seutuhnya.
"Bara,bukankah malam ini kau ada janji makan malam bersama Sofia?ujar Danil yang mengingatkan.
"Aku akan membatalkannya, Bara langsung mengeluarkan ponselnya.
Bara mengetik beberapa kata lalu mengirimnya kepada kontak yang bernama Sofia.
Apa kau tidak takut Sofia akan marah kepadamu?tanya Danil yang merasa kawatir.
"Dia tidak berhak marah kepadaku karena dia bukan bukan siapa-siapa di dalam hidupku"jawab Bara,membuat Danil menghembuskan nafas pelan lagi.
Niat hati ingin membantu Sinta,tapi pada kenyataannya Bara lebih rela membatalkan acara makan malamnya bersama Sofia.
Beberapa saat kemudian,Sinta mulai membuka kedua matanya.pandanganya masih terlihat gelap,perutnya terasa sangat mual dan Sinta pun sadar jika saat ini dirinya dalam keadaan tergantung.
Bagai mana rasanya di gantung?tanya Bara dengan senyum lebarnya.
"Terbalik,seharunya kau menggantung leherku bukan kakiku,jawab Sinta yang benar-benar memancing emosi Bara.
"sepertinya kau ingin mati hari ini,ucap Bara yang merasa kesal.
"Tidak masalah,lebih baik seperti itu biar aku cepat bertemu ayah dan ibuku,"jawap Sinta yang seolah menantang.
Bara kehabisan kata-kata.pria ini beranjak dari duduknya dan hendak memukul Sinta akan tetapi tidak jadi.sekali lagi tangannya menggantung di udara seperti sebelumnya.
Pukul aku wahai pecundang,ejek Sinta.
"paman,beri dia makan cabe yang banyak,ucap Bara yang sangat emosi.
"baik tuan.
Bergegas paman Sam pergi ke dapur untuk mengambil cabe,setelah itu ia kembali ke bawah tangga.tempat diana Sinta sedang di gantung sekarang.
Dengan menggunakan sarung tangan.paman Sam memaksa Sinta memakan semua cabe yang ada di tanganya.
Sinta memang memakan cabe tersebut,tapi tiba-tiba saja ia menyemburkanya tepat ke wajah Bara sehingga membuat pria itu kembali berteriak.bukanya menangis,Sinta justru menertawakan Bara yang sedang kepedasan apa lagi kedua matanya sempat terkena semburan.