Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Saat jam istirahat tiba, Aqilla tidak seperti murid lain yang menghabiskan waktu di kantin. Dia hanya berada di kelas dan memakan bekal yang ia bawa. Setiap harinya sebelum pergi ke sekolah Aqilla menyiapkan bekal untuk makan siang nya terlebih dahulu. Terkadang jika mbok Darmi tidak sibuk,ia pun membantu Aqilla untuk menyiapkannya.
Karena semenjak sang papa meninggal Miranti jarang memberikan Aqilla uang saku,terkadang hanya pas untuk ongkos saja. Pak supir yang dulunya mengantar jemput Aqilla pun sekarang di perintahkan untuk menjemput Alvaro saja.
"Kamu bawa bekal yaa,gak makan di kantin gitu atau jajan?"tanya Nathan.
"Enggak,aku udah biasa bawa bekal. Malas juga kalau harus antri lama di kantin" jawab Aqilla.
"Ya udah kalau gitu aku beli makanan dulu ke kantin. Kamu tungguin yaa biar makan bareng. Oh ya,kita kan belum kenalan nama kamu siapa?"ucap Nathan lagi seraya menjulurkan tangannya.
Aqilla pun menjabat tangan Nathan seraya berkata, "Namaku Aqilla Salsabila, panggil aja Aqilla atau qilla. Kamu makan aja di kantin gak usah nemenin aku hanya karena kasihan. Aku udah biasa kok makan sendiri di kelas"
"Siapa yang kasihan orang aku cuma mau berteman aja,emang gak boleh. Aku kan disini juga siswa baru, jadi aku perlu bantuan kamu untuk ngasih aku materi yang udah tertinggal mungkin. Atau gak hanya sekedar keliling sekolah biar aku lebih tahu ruangan apa saja dan di mana letaknya. Itu sih kalau kamu gak keberatan,hmm."oceh Nathan seraya menaikturunkan alisnya.
"Yaudah terserah kamu aja deh,buruan sana ke kantin sebelum jam istirahat abis",usir Aqilla. Nathan yang langsung terburu-buru ke kantin malah menabrak meja guru. Aqilla hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lelaki yang baru di kenalnya itu.
Aqilla pun menuruti omongan Nathan,ia tak memakan bekalnya sedikitpun dan memilih menunggu Nathan kembali. Tak berselang lama, orang yang di tunggu pun datang dengan membawa sebungkus nasi goreng dan dua botol minuman rasa jeruk.
Kemudian Nathan memberikan sebotol minuman itu kepada Aqilla. Aqilla tidak langsung menerimanya,ia malah menatap Nathan heran. Karena selama bersekolah tidak ada teman yang mau berbagi makanan padanya.
"Kok malah bengong,ini ambil. Anggap aja ini sebagai tanda perkenalan kita."
"Eh iya, makasih banyak ya."ucap Aqilla seraya menerima minuman itu dari tangan Nathan.
Keduanya pun dengan lahap menyantap makanan masing-masing. Nathan asik berceloteh dan bercanda tak jelas di sela makannya. Sedangkan Aqilla hanya sesekali menimpali atau sekedar tersenyum mendengar candaan Nathan yang terkesan garing.
"Oh ya, ngomong-ngomong kamu nanti pulang naik apa,di jemput atau naik bus?"tanya Nathan.
"Paling nanti aku pulang naik angkot kalau gak jalan kaki. Kenapa emang nya?"
" Gimana kalau pulang bareng aku aja. Aku bawa motor kok,sekalian biar tahu daerah sini. Siapa tau ada tempat yang bagus untuk liburan atau nongkrong gitu. Mau gak?"tawar Nathan.
Aqilla mencoba berpikir sejenak. Ia takut jika nanti Nathan mengantarnya sampai rumah akan ketahuan oleh sang mama. Dan itu pasti membuat ia akan di marahi. Tapi, Aqilla pun tak tega menolak tawaran Nathan apalagi ini baru pertama kalinya ia dekat dengan lelaki.
"Yaudah deh gak papa,tapi nanti kamu antar aku sampai gang rumah aja yaa jangan sampai depan rumah aku. Nanti mama ku marah kalau aku di antar cowok"ucap Aqilla setelah lama berpikir.
"Hmm, gak papa lah Sampek gerbang doang. Yang penting bisa dekat sama nih cewek. Kayaknya dia beda dari perempuan lain,gak kecentilan juga"batin Nathan.
^^^^
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Seluruh murid dan guru sudah bersiap untuk pulang. Nathan pun menghampiri Aqilla yang sedang membereskan buku-bukunya. Sesuai kesepakatan tadi dia akan mengantarkan Aqilla pulang.
Di sepanjang perjalanan,tidak ada satupun dari kedunya yang bersuara. Hanya sebatas Aqilla yang memberi petunjuk jalan menuju rumahnya. Nathan pun kehabisan kata karena Aqilla yang selalu diam atau hanya tersenyum saat ia melayangkan candaan.
"Berhenti di depan itu ya Nat,rumahku masuk gang situ. Gak enak nanti di lihat orang kalau aku di antar lelaki, meskipun kamu itu temanku"tutur Aqilla. Nathan pun memberhentikan motornya dan mempersilahkan Aqilla turun.
"Makasih ya Nathan udah nganter aku. Kamu hati-hati di jalan. Aku juga langsung pulang yaa"ucap Aqilla lagi. Setelah mendapat anggukan dari Nathan,tanpa basa-basi lagi ia langsung berjalan memasuki gang rumahnya yang lumayan besar.
Nathan terus memperhatikan Aqilla dari jauh, ternyata ia masuk ke salah satu rumah besar yang tak jauh dari tempatnya saat ini. "Ternyata itu toh rumahnya. Sepertinya dia orang berada,tapi kenapa harus jalan kaki yaa kalau pulang. Bukankah seharusnya punya supir pribadi" ujar Nathan bermonolog.
Tanpa di sadari ternyata Adnan sedang berada di tempat yang sama dengan mereka tadi. Dan sempat mengambil foto untuk di adukan kepada sang mama. Saat Nathan melajukan motornya,ia pun segera memasuki gang rumahnya.
"Owhh jadi ini yang katanya mau masuk universitas ternama, tapi bukannya sibuk belajar malah sibuk pacaran."kata Adnan begitu memasuki rumah.
Aqilla yang akan naik ke lantai atas di mana kamarnya berada, seketika berhenti mendengar suara Adnan. Ia menatap Adnan bingung,karena Aqilla merasa tidak berhubungan dengan lelaki manapun.
"Maksud bang Adnan apa? Aku gak ada pacaran sama siapapun,dekat dengan cowok aja nggak". Setelah mengatakan itu Aqilla langsung teringat dengan Nathan. Wajahnya seketika terlihat panik,bagaimana kalau Adnan tau dan mengadukannya pada Miranti. Namun ia segera mencoba menutupi rasa paniknya.
"Terus yang ngantar kamu tadi siapa kalau bukan pacar kamu hah! Aku aja yang paling tua dari kamu gak pernah tuh pacaran. Pasti kalau mama nanti tau kamu akan di hukum,kasihan deh."
"Itu cuma teman aku bang, dia murid baru dan dia anterin aku pulang cuma biar tahu daerah sini aja. Tolong jangan kasih tau mama ya bang,aku mohon."tutur Aqilla seraya menyatukan kedua telapak tangan nya di depan dada.
"Kamu pikir aku peduli,aku punya foto kalian yang lagi berduaan tadi. Dan nanti aku akan kasih ini ke mama. Udah lama juga aku gak liat kamu di hukum mama. Tunggu aja nanti sampai mama pulang dan pasti kamu akan di panggil menghadap mama. Siap-siap aja kamu qilla,makanya jadi cewek jangan ganjen. Masih kecil aja udah sok pacaran." Adnan berlalu begitu saja.
Tubuh Aqilla luruh di atas lantai, ia memikirkan apa yang akan di lakukan sang mama nantinya. Ternyata ia sudah mengambil keputusan yang salah.Pasti Miranti akan lebih percaya pada Adnan dan tidak mau mendengarkan Aqilla. Begitu tega saudara kandungnya sendiri mengadu domba Aqilla dengan mamanya.
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.