Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Arsy melajukan motornya dijalan raya, tanpa Arsy tahu, ternyata Arsa mengikuti dari belakang menggunakan mobil.
Entah mimpi apa? Biasanya Arsa lebih senang di mansion jika hari libur. Apalagi setiap hari libur mereka akan berkunjung ke mansion. Namun Arsa lebih memilih pergi ke restoran.
Jika Arsy sudah tidak heran lagi, semenjak ia di minta untuk mengambil alih restoran, ia akan ke restoran setiap hari Minggu.
Arsy memarkirkan motornya saat tiba di restoran. Belum sempat ia masuk, mobil Arsa juga sudah tiba. Kemudian disusul mobil Naura.
"Sudah lama sampai?" tanya Naura yang baru keluar dari mobil.
"Baru saja, inipun belum sempat masuk," jawab Arsy.
"Kak, tumben kemari? Mimpi apa?" tanya Arsy pada Arsa.
Arsa hanya mengedikan bahunya, ia langsung masuk kedalam restoran. Dia sendiri juga tidak tahu, mengapa tiba-tiba ingin ke restoran?
"Yuk!" ajak Arsy lalu menggandeng tangan Naura.
Pengunjung sudah mulai berdatangan, Arsy pun langsung ke ruangannya dan disusul oleh Naura. Sementara Arsa sudah duduk santai didalam.
"Kalian tunggu disini ya, aku ingin melayani pelanggan yang datang. Sepertinya hari ini akan sedikit sibuk," kata Arsy pada Naura dan Arsa.
Diluar dugaan, Arsa malah ingin membantu menjadi pelayan dadakan. Begitu juga Naura, itu sebabnya mereka hendak ke restoran.
"Nona," sapa pelayan lalu membungkuk hormat.
"Kerjakan tugas kalian, sepertinya pengunjung sudah cukup ramai," pinta Arsy. Merekapun mengangguk lalu melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
Dan yang paling sibuk adalah koki, karena permintaan pesanan yang begitu banyak.
"Dek, sepertinya kamu harus menambah koki lagi deh," ucap Arsa memberikan pendapat. Karena melihat kesibukan koki saat ini.
"Ya, nanti aku akan buka lowongan pekerjaan untuk koki, paling tidak dua orang," ujar Arsy menyetujui usulan kakaknya.
Arsa mengambil buku kecil dan pulpen untuk mencatat pesanan pelanggan. Tapi sebelum itu, ia berganti pakaian seragam khusus pelayan.
Naura yang melihat Arsa berganti pakaian pun ikut-ikutan. Ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi pelayan?
Merekapun sudah siap untuk melayani pelanggan yang datang untuk makan siang.
"Dek, pelayan baru ya? Baru lihat soalnya," tanya seorang wanita yang sedang dilayani oleh Arsa.
"Iya kak, tapi hanya khusus hari ini saja. Mau pesan apa kak?"
Wanita itu melirik sahabatnya yang tidak berkedip menatap Arsa. Mereka lupa hendak memesan makanan karena terpesona oleh ketampanan Arsa.
"Hei, kalian mau pesan gak?" tanya wanita itu pada sahabatnya.
"Ah iya, iya pesan," jawab salah satu dari mereka dengan kikuk.
Wajah Arsa yang datar saja membuat mereka terpesona, apalagi jika Arsa tersenyum. Pasti mereka akan meleleh dibuatnya.
"Kenapa sih mau jadi pelayan? Memangnya gak dikasih uang jajan sama orang tua?" tanya wanita itu.
Arsa pun menggeleng. Memang benar mereka tidak dikasih uang jajan, karena mereka sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Jadi saat orang tua mereka ingin memberikan uang jajan, Arsa maupun Arsy menolak.
"Kasihan sekali, pasti dari keluarga miskin, sehingga tidak diberi uang jajan," gumam wanita itu, namun masih didengar oleh mereka semua termasuk Arsa.
Arsa bodo amat, ia tidak menanggapinya sama sekali. Toh uangnya hasil bermain game online saja sudah berlimpah. Belum lagi penghasilan yang lain.
"Tunggu sebentar ya kakak-kakak cantik," ucap Arsa.
"Oh Tuhan, dia bilang kita cantik." Tanpa sadar salah satu dari mereka memekik, sehingga para pengunjung yang lain sontak menoleh ke meja itu.
Merasa diperhatikan, wanita itu menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Arsy yang melihat reaksi para cewek pun tersenyum.
Setelah menyerahkan catatannya pada koki, Arsa masuk ke ruangan Arsy lalu mengambil masker.
Arsa memakai masker, dengan harapan bisa menutupi wajahnya. Namun sialnya, mereka malah semakin terpesona dengan Arsa.
"Kalau begini bagaimana mau bersembunyi," gumam Arsa.
"Tidak perlu ditutup-tutupi, pada dasarnya tampan ya tetap tampan. Mau ditutupi bagaimanapun tetap kelihatan," timpal Naura.
Arsa hanya menghela nafas, namun ia tetap memakai masker saat mengantar pesanan pelanggan tadi.
"Dek, daripada jadi pelayan, lebih baik kerja denganku saja. Masih sekolah, kan?" tanya wanita itu saat Arsa mengantar pesanan mereka.
"Kuliah kak, semester akhir," jawab Arsa.
"Oh, berapa usiamu?" tanya wanita itu lagi.
"19 tahun," jawab Arsa.
Mereka semua tercengang, usia seperti itu seharusnya baru tamat SMA. Atau paling tidak, baru masuk kuliah.
Arsa harus bersikap profesional dan ramah terhadap pelanggan. Meskipun itu bukan kepribadiannya.
Dia tidak mungkin merusak citra baik restoran ini dengan bersikap tidak ramah pada pelanggan.
"Bagaimana tawaran ku tadi? Mau gak? pekerjaan gampang kok, cuma melayani aku saja," ucap wanita itu.
Arsa hanya tersenyum dibalik maskernya. Kemudian ia meminta maaf karena tidak bisa menerima tawaran wanita itu.
"Daripada jadi pelayan, gaji tidak seberapa. Orang miskin jangan belagu deh," ucap wanita itu karena Arsa menolaknya.
Arsa tidak ingin mencari ribut, kemudian iapun segera pergi dari situ. Para pengunjung lain mencibir wanita itu karena sombong.
"Dimana-mana ada saja orang sombong," gumam Arsy.
Sementara Naura yang juga melayani pelanggan. Gilirannya melayani beberapa tiga orang pria yang sedang makan.
Saat ia mengantar pesanan pria itu. Tangan pria itu memegang tangan Naura dan mengelusnya.
Naura yang tidak suka diperlakukan seperti itupun dengan sengaja menyenggol gelas yang berisi air.
"Aduh maaf, maaf Paman, saya tidak sengaja," ucap Naura. Sehingga celana pria itu basah tersiram air.
"Kamu!" Tunjuk pria itu. Pria itu bangkit dan langsung hendak menampar pipi Naura. Namun belum sempat pria itu menampar pipi Naura, Naura sudah lebih dulu menangkap tangan pria itu.
Pria itu menjerit saat Naura memelintir tangan pria itu. Lalu menekan kepala pria itu ke meja.
"Aku sudah sejak tadi menahan diri untuk tidak menghajar mu," bisik Naura agar tidak terdengar oleh pengunjung lain.
Dua rekannya tercengang melihat Naura yang seperti itu. Para pengunjung lain malah mendukung tindakan Naura.
"Pria seperti itu memang perlu diberi pelajaran," ucap pengunjung 1.
"Ya, aku juga geram melihatnya," timpal pengunjung 2.
"Lepaskan aku, aku akan laporkan biar kamu dipecat!" ancam pria itu.
"Silakan, disini ada cctv. Kita lihat, siapa yang salah dan siapa yang benar?" balas Naura.
Kemudian Naura melepaskan pria. Pria meringis menahan sakit karena tangannya dipelintir tadi.
"Sial, ternyata cewek itu kuat juga," gumam pria mengumpat.
Kedua rekannya tidak bisa berkata apa-apa, karena pria itu memang sering membuat masalah. Terutama pada cewek-cewek cantik. Namun kali ini pria itu salah cari lawan.
Naura kembali ke ruangan Arsy, ia menghempaskan bokongnya ke sofa. Kemudian ia berbaring di sofa.
Arsy datang menghampiri nya dan bertanya, "Kamu tidak apa-apa?"
Naura hanya menggeleng, Arsy meminta Naura untuk beristirahat saja. Jika ingin makan atau perlu sesuatu, tinggal minta pada pelayan.
lanjut Thor jngan dengar kan yg engga suka