Niat hati memberikan kejutan kepada sang kembaran atas kepulangannya ke Jakarta, Aqilla justru dibuat sangat terkejut dengan fakta menghilangnya sang kembaran.
“Jalang kecentilan ini masih hidup? Memangnya kamu punya berapa nyawa?” ucap seorang perempuan muda yang dipanggil Liara, dan tak segan meludahi wajah cantik Aqilla yang ia cengkeram rahangnya. Ucapan yang sukses membuat perempuan sebaya bersamanya, tertawa.
Selanjutnya, yang terjadi ialah perudungan. Aqilla yang dikira sebagai Asyilla kembarannya, diperlakukan layaknya binatang oleh mereka. Namun karena fakta tersebut pula, Aqilla akan membalaskan dendam kembarannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bukan Emak-Emak Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Jejak yang Ditemukan
Aqilla layaknya seorang mafia andal yang melakukan segala sesuatunya dengan cermat sekaligus cepat.
Setiap yang Aqilla dapat yaitu dikira sebagai Chilla, Aqilla ingat-ingat.
“Cilla, dari mana saja? Sejak pembagian raport, kamu mendadak menghilang susah dihubungi. Mama dan semuanya juga cari kamu ....” Teringat keluh kesah sang mama, Aqqilla sudah langsung menargetkan waktu pembagian raport di rekaman CCTV.
Semuanya dimulai sejak jam masuk sekolah. “Namun jika satpam itu saja sampai ketakutan, berarti dia tahu sesuatu!”
Dan akhirnya yang Aqilla tunggu-tunggu dari rekaman CCTV di hadapannya, terjadi. Di ruang post satpam yang kental aroma r o k o k hingga sesekali, Aqilla mengibas-ngibaskan tangan di depan hidung, akhirnya Aqilla menemukan jejak sang kembaran.
Di CCTV, terpantau Asyilla diantar sopir mereka menggunakan mobil. Mobil Lexus putih yang mengantar Asyilla berhenti persis di depan gerbang sekolah. Dari gelagat Asyilla yang menggerai rambut panjang lurus sepunggungnya dan memakai jepit bunga warna pink untuk poni sebelah kanan, semuanya tampak baik-baik saja. Asyilla lari ketika melihat gadis berponi tebal kotak dan juga memakai kacamata hitam tebal.
Gadis yang membuat Asyilla kegirangan dan tanpa pikir panjang langsung Asyilla peluk itu, Aqilla ketahui sebagai Rumi. Beberapa kali, Rumi juga menjadi bahan obrolan Asyilla kepada Aqilla. Tentu Aqilla masih ingat, alasan keduanya bersahabat karena Asyilla menghentikan p e r u n d u n g a n yang Rumi dapatkan dari teman kelas. Malahan karena Rumi terus menangis, Asyilla sengaja membelikan kacamata baru dan tak luput dari warna pink.
Dari ekspresi Rumi dan Aqilla tatap saksama karena cukup jauh dari pantauan CCTV, Aqilla merasa tanggapan Rumi terlalu biasa. Tanggapan Rumi terlalu datar karena membalas pelukan Asyilla yang sampai lompat-lompat tak mau diam saja, Rumi tak melakukannya.
“Jangan-jangan, ini alasan keempat betina yang tadi m e n g e r o y o kku, dari arah rumah orang tua Rumi. Sepertinya mereka memang sengaja bersekongkol!”
Kedua mata agak sipit milik Aqilla, menatap tajam layar CCTV dan membuatnya melihat fokus kedua mata Rumi, justru tertuju ke belakang Asyilla. Mobil sport warna merah yang atapnya terbuka—itulah yang jadi tujuan Rumi. Alasan awal mula interaksi mata antara Liara dan Rumi terjadi.
Tak lama kemudian, rekamannya sengaja Aqilla putar lebih cepat menuju area kelas sang kembaran. Semua acara hari itu terputar, hingga akhirnya pembagian raport selesai. Ibu Akina selaku sang mama, dan menjadi wali murid paling cantik sekaligus anggun, tampak mencari-cari di sepanjang lorong kelaa sekitar kelas Asyilla. Mungkin karena ibu Akina sudah kehilangan jejak sang putri.
“Dengan kata lain, aku harus memutar kembali kejadian sebelum ini. Agar aku melihat jejak apa yang sebenarnya terjadi!”
Setelah harus menyesuaikan waktu sedemikian rupa, akhirnya yang Aqilla cari, ketemu! Adegan Asyilla digandeng Rumi ke arah belakang sekolah. Lokasinya terpisah dari area kelas maupun ruang guri. Sampai bisa menemukannya, Aqilla harus mengganti setiap jendela CCTV karena menyesuaikan lokasi kedua murid yang tengah ia ikuti.
“Ini ruangan apa?” Sebenarnya Aqilla bisa saja langsung mencari ruang tersebut. Apalagi, Rumi membawa Asyilla masuk ke dalam ruang tersebut. Namun, Aqilla sengaja menyaksikan tuntas apa yang terjadi. Toh, kejadiannya benar-benar sudah lewat.
Sekitar lima jam kemudian, Rumi keluar. Namun, Asyilla tak kunjung menyusul dan malah Liara berikut ketiga temannya yang buru-buru melakukannya. Keempatnya kompak membawa tongkat kasti dan sibuk menengok ke sekitar. Seolah, keempatnya sengaja memastikan keadaan sekaligus keamanan di sana. Sementara tak lama kemudian setelah keempatnya pergi, Rumi kembali dengan seorang satpam. Keduanya tampak buru-buru menuju ruang yang Rumi tinggalkan selama sekitar lima belas menit lamanya. Aqilla memantau setiap kejadian dengan saksama.
Apa yang ia lihat sukses membuat dada Aqilla bergemuruh. Air mata Aqilla sudah sibuk berjatuhan, sedangkan darahnya seolah didihkan. Selain itu, tubuh Aqilla juga menjadi gemetaran karena satu-satunya yang Aqilla simpulkan dari kejadian saat ini ialah, bahwa kembarannya tidak baik-baik saja.
“Penganiayaan berencana atau malah sudah masuk percobaan pembunuhan berencana!”
“Karena hanya karena melihatku yang mirip Chilla saja, mereka seolah sangat ingin membunuhku!” batin Aqilla seiring kedua tangannya yang makin mengepal kencang dan nyaris m e n i n j u layar monitor CCTV di hadapannya.
Tubuh Aqilla terjatuh ketika menyaksikan adegan satpam yang masuk ke dalam ruangan di belakang sekolah, membopong seorang murid perempuan yang tentu saja itu Achilla. Murid tersebut sudah dalam keadaan lemas. Hati Aqilla seketika h an c u r karenanya. Terakhir, di tengah suasana yang sudah sepi, satpam tadi membantu Rumi memboyong tubuh Asyilla.
“Dari pembagian raport dan itu sekitar pukul sepuluh, ... s–sampai sore ... ini adikku diapakan?!”
“RUMI ... sejahat-jahatnya Liara, kamu paling binatang! Kurang apa Chilla ke kamu! Chilla itu sudah anggap kamu sebagai saudara bangke!”
Walau hancur, walau sangat rapuh, Aqilla berusaha bangkit. Aqilla akan membalas semua yang terlibat, tanpa terkecuali, satpam sekolah. Karenanya, Aqilla dengan cekatan menyalin rekaman CCTV-nya.
“Kalian harus mendapatkan balasan setimpal!” batin Aqilla langsung buru-buru pergi dari sana, setelah ia menyalin rekaman CCTV dan akan ia jadikan sebagai bukti.
#Ramaikan yaaaa biar retensi aman dan novel ini enggak dianggap gagal❤️❤️❤️
😏😏😏
iya juga yaa,, kalo sdh singgung k Mbah Kakung,, memoriq tiba2 jadi blank🤭😅
ini angkatan siapa ya... 🤣🤣🤣
kayaknya aq harus bikin silsilah keluarga mereka deh... 🤣🤣🤣
beri saja Liara hukuman yg lebih kejam Mb...
Angkasa ....,, tunggu tanggal mainnya khusus utkmu dari Aqilla
Jangan smpe orang tua nya liara berkelit lagi ...