Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Sampai di kantor mereka berdua pun segera mengerjakan tugasnya bahkan Felysia juga tetap bekerja walau pun ia sedang hamil karena memang belum ada yang tahu akan kehamilan nya sekarang, sebenarnya Felysia ingin memberitahukan kepada mbk suci dan juga wulia yang tidak hanya rekan namun sudah ia anggap sebagai sahabat dan juga keluarga nya sendiri namun kurangnya keberanian dari Felysia membuatnya malah tak jadi bercerita masalah yang sedang ia hadapi ini.
Saat makan siang Felysia izin ke mbk suci dan wulia untuk pergi sebentar, sebenar nya ia pergi ke lantai paling atas di mana di sana ada rooftop tempat di mana Felysia biasanya bersantai atau saat dia sedang pusing dengan banyak hal.
Setelah Felysia mendengar cerita mbk suci tadi tentang Amanda yang begitu lucu tersebut membuat Felysia tidak tega jika dia harus menggugurkan kandungan nya karena ini semua adalah salah nya dan juga ayah sang jabang bayi dan seharusnya tidak melibatkan janin yang sedang ia kandung sekarang karena dia adalah makhluk tuhan yang berhak hidup karena sudah di tiup kan nyawa di dalam nya.
Felysia pun akhirnya memilih keputusan untuk terus merawat bayinya sampai dia lahir ke dunia dan bisa melihat nya untuk pertama kalinya karena bagi Felysia semua manusia berhak hidup orang tuanya lah yang salah tetapi anak nya tidak tahu apa-apa.
"Sayang, maafin mama ya udah pernah mikirin buat gugurin kamu dari perut mama," ucap Felysia dengan air mata yang sudah mengalir karena kesalahan satu malamnya membuahkan hasil janin di perutnya sekarang ini.
"Apakah aku harus pergi dari sini? Bagiamana jika pak Zico tahu tentang kehamilan ku ini?" tanya Felysia bergumam sendiri takut dengan akibatnya.
"Ya aku harus segera pergi dari sini dan juga aku harus memberitahukan kepada mbok Sumi karena mau tidak mau mbok Sumi harus tahu akan hal ini!" ucap Felysia.
Dia pun berniat untuk memberitahukan mbok Sumi akan hal ini, namun dia belum yakin dengan mbk suci dan juga wulia karena dia takut jika mereka mengetahui hal tersebut kemudian menjauhi Felysia.
Setelah di rasa hati Felysia sudah lebih tenang dia pun memilih untuk kembali ke ruang istirahat nya dan berencana untuk ke rumah sakit nanti malam setelah ia selesai kerja karena hanya Jang segitu Felysia ada waktu luang untuk memeriksakan kandungannya.
Sore harinya Felysia dan mbk suci berjalan bersama menuju ke halte, Felysia mencoba untuk izin ke mbk suci karena dia harus ke suatu tempat namun dia tak memberitahukan bahwa dia akan ke rumah sakit.
"Mbk suci," panggil fely membuat mbk suci melihat ke arah nya.
"Ada apa fel?" tanyanya.
"Mbk aku hari ini harus ke suatu tempat dulu gimana kalau mbk suci pulang aja dulu," ucap Felysia dengan hati-hati.
"Oh iya, kamu beneran gak papa?" daya mbk suci langsung di angguki oleh Felysia.
"Iya, aku gak papa kok." sahutnya.
Setelah itu mbk suci pun pergi meninggalkan Felysia sendirian, sedangkan dari jauh Zico melihat Felysia yang berjalan menjauhi halte padahal setahu Zico biasanya Felysia selalu saja menaiki bis untuk pulang.
Zico sebenarnya akan pulang namun tadi tak sengaja melihat Felysia menjauh dari halte dan berjalan menuju ke taksi untuk pergi ke suatu tempat, Zico ingin mengejarnya tetapi sang Amna sudah menelepon nya membuat Zico mengurungkan niat nya kemudian segera melajukan menuju ke mansionnya.
Sampai di mansion nya Zico segera ke ruang tamu di mana sang mama dan papa sudah menunggu di sana membuat Zico sudah tahu akan bagaimana arah perbincangannya kali ini.
"Ma, pa." sapa Zico.
"Lama banget sih!" protes mama Fenny.
"Namanya juga macet ma," jawab Zico.
Setelah lama diam Zico pun segera bertanya ada gerangan apakah yang membuat mama dan papanya menunggu nya seperti ini padahal setahunya ini tidak ada acara khusus apa pun.
"Ini ada apa sih kok tumben mama suruh Zico pulang lebih cepet?" tanya Zico.
"Jadi gini, besok kan akan ada pesta temannya papa mu dan mama harap kamu dateng karena besok itu acaranya bakalan seru karena akan banyak temen temen papa mu dan juga rekan kerja kamu juga yang akan hadir membawa anak anak mereka kan kamu bisa lah cari satu buat jadi pendamping," sahut mama Fenny.
"Jadi mama suruh Zico pulang buat ngasih tahu hal yang enggak penting sama sekali ini!" ucap Zico sangat pedas sekali.
Setelah mengucapkan hal itu dia pun segera pergi dari sana dan menuju ke kamarnya karena pusing kalau terus terusan berada di dekat mamanya yang terus terusan meminta mantu.
Namun saat Zico baru saja sampai di kamarnya tiba-tiba dia merasakan mual yang sangat parah hingga ia memuntahkan cairan dari mulutnya, mama Fenny yang kebetulan sengaja menuju ke kamar sang anak pun kaget saat melihat Zico berjuang dengan muntahnya bahkan mama Fenny juga memijat tengkuk sang anak.
"Kamu kenapa Zic?" tanya mama Fenny.
"Zico juga gak tahu ma, dari tadi pagi Zico ngerasa sangat mual bahkan Zico tadi pagi juga muntah muntah terus bahkan lebih parah lagi," hair Zico.
"Ya udah mama bikinin teh anget buat kamu," sahut mama Fenny kemudian pergi dari kamar Zico dan menyiapkan teh hangat untuk sang anak yang sepertinya sedang sakit pikirnya.
Sedangkan di sisi lain Felysia sudah sampai di ruang sakit, sebenarnya sangat sayang uangnya untuk dia periksa ke rumah alit tetapi alat di klinik atau pun puskesmas kurang lengkap dari pada rumah sakit sehingga Felysia pun mau tidak mau harus ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya.
Sampai di sana dia segera menuju ke tempat pemeriksaan kandungan, sebelum itu dia sudah mengambil nomor antrian terlebih dahulu karena banyak juga ibu-ibu sebelum dirinya yang sudah menunggu lebih dulu.
Felysia melihat banyaknya wanita yang sedang hamil muda bahkan tua yang juga sebagai menunggu pemeriksaan mereka dengan di temani suami mereka rasanya Felysia ingin menangis sedih karena dia tak bersuami namun harus melakukan pemeriksaan kandungan sendirian.
"Mau periksa juga mbk?" tanya salah satu ini hamil yang di lihat dari perutnya sudah sangat besar mungkin sudah hampir sembilan bulan.
"Iya, Bu." jawab Felysia.
"Suaminya mana kok gak ada?" tanya wanita itu membuat Felysia diam bingung harus menjawab apa.
"Iya, masih belum yakin ini Bu." sahut Felysia menjawab pertanyaan mengenai suaminya karena baginya sekarang adalah masalah anaknya sehingga lebih baik Felysia tidak boleh tersinggung.
"Oh hamil muda ya?" tanyanya lagi.
"Iya, Bu." jawab Felysia.
Saat sengaja berbicara nama Felysia pun di panggil, dengan segera Felysia pun pamit kepada ibu tersebut dan segera masuk ke dalam ruangan pemeriksaan untuk memeriksakan kandungannya.
.
.
Bersambung..........
hempaskan pelakor...
zico juga jadi laki" ga tegas...kurang gercep dan peehatian...kisah muter" terus...
pendek pikiran...klo mau sama feli,bicara baik",jngn mengancam..perempuan manapun tdk akan mau klo di paksa apalagi pakai ancaman...kau sdh menghancurkan hidup dan masa dpn feli,tdk ada rasa berslh sdktpun dlm dirimu...bisa nya memaksakan kehendakmu saja...dasar laki" ga ada akhlak...