Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minuman Hangat
****
Sampai ketika Nathalie telah dimakamkan, Velicia tidak kunjung datang. Jaks terus bertanya dan Jericho lagi-lagi harus berbohong kepada pria itu. Sehingga akhirnya Jaks memutuskan untuk berhenti menanyakan Velicia. Pria itu menganggap jika Velicia memang sedang tidak sehat sehingga benar-benar tidak bisa datang ke pemakaman.
Setelah sekembalinya dari pemakaman, Jericho mengurung diri di dalam kamarnya. Ia belum memutuskan untuk kembali ke rumahnya, tetapi Seina dan juga bibi Anne berada di rumah kedua orang tuanya untuk sekarang.
Sebelum pergi memakamkan Nathalie, Jericho sempat menghubungi Sharine melalui ponsel milik Jeremy. Tentu hal tersebut tidak sia-sia. Jericho bisa berbicara dengan Sharine secara langsung dan mengatakan kepada perempuan itu jika ia sangat menginginkan kehadiran Velicia sebelum Nathalie dikuburkan.
"Permisi, Tuan ...." Suara ketukan dari balik pintu mulai terdengar oleh Jericho yang sejak tadi sibuk melamun.
Jericho dengan segera menyuruh Seina masuk. Perempuan itu membawakan minuman hangat yang ia bawa memakai baki kecil. Senyum hangatnya terlihat menyejukkan untuk Jericho yang sedang berada di dalam kesedihan.
"Semoga minuman ini bisa membuat perasaan Tuan Jericho sedikit lebih baik. Meskipun ibuku yang membuatkannya, setidaknya saya bisa memberikannya secara langsung kepada Tuan Jericho." Seina mulai menaruh minuman hangat tersebut ke atas nakas.
"Terima kasih, Seina."
"Sama-sama, Tuan Jericho."
Jericho perlahan meraih minuman hangat yang Seina bawakan untuknya. Alih-alih pergi, Seina justru ikut terduduk di samping Jericho. Tepatnya perempuan itu duduk di samping ranjang. Apabila keduanya terhasut bisikan setan, maka sesuatu yang tidak Jericho inginkan pasti bisa terjadi begitu saja dengan mudahnya.
"Tuan, saya tahu Tuan Jericho saat ini pasti sedang merasa hancur. Nyonya Nathalie pergi sementara nona Velicia tak kunjung datang saat pemakaman. Saya tahu, bagaimana kecewanya perasaan Anda, Tuan Jericho."
"Apakah bibi Anne mengatakan semuanya kepadamu. Soal Velicia dan bahkan ...." Jericho menggantung perkataannya, seakan ia tidak sanggup untuk mengatakannya.
"Berselingkuh?"
Jericho sontak menoleh ke arah Seina yang terlihat tenang sekarang. "Kau tahu semuanya?"
"Ibuku menceritakannya kepadaku bahkan sebelum Tuan mengetahuinya. Ibuku bilang, anggap saja itu sebuah pembelajaran agar saya tidak berani-beraninya mengkhianati orang yang telah percaya kepada saya. Ibuku juga bilang jika perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sebuah musibah besar. Tidak perlu merasa takut, Tuan. Saya tidak aka. Membicarakan soal ini kepada siapa pun."
"Tapi, sayangnya aku sudah mengatakannya kepada ibumu, sampai-sampai dia berakhir dengan meregang nyawa." Sambung Velicia dalam hatinya.
"Terima kasih untuk pengertiannya, Seina."
Seina menganggukkan kepalanya. Membiarkan Jericho kembali terdiam sembari perlahan menghabiskan minuman yang sejujurnya telah ia buat. Bukan untuk penenang, melainkan agar pria itu tertidur dengan segera. Setelah itu, Seina bisa melakukan apa pun, sebab orang-orang di dalam rumah itu sedang sibuk berduka.
"Tuan Jericho, jika kau membutuhkan seorang teman, saya siap untuk menjadi teman dalam keluh kesahmu."
"Terima kasih, Seina."
"Saya bukan tipikal orang yang sering berkhianat. Saya adalah orang yang setia. Jadi, Tuan Jericho tidak perlu merasa takut dan sungkan. Apa pun yang Tuan katakan pada saya, saya akan merahasiakannya."
Saat Seina menoleh ke arah Jericho, perempuan itu sudah melihat Jericho sedang menundukkan kepalanya. Seina yakin, obatnya akan bekerja dengan cepat. Sebab, ia bukan hanya sekali memberikan obat seperti itu ke dalam minuman seseorang. Ia sering melakukannya untuk menjebak seorang pria agar bisa memberikannya uang yang banyak.
"Tuan ... kenapa?"
"Kepala saya mendadak pusing, Seina."
"Berbaringlah, Tuan. Saya akan membantumu."
****
Sharine tidak bisa tenang sejak Velicia menghubunginya dan mengatakan jika perutnya kembali sakit. Meskipun ia sangat menantikan kebersamaannya dengan Andrew, tetapi Sharine memutuskan untuk menundanya. Nyawa Velicia dan bayinya sedang dalam bahaya.
Jadi, saat ia menerima telepon dari Velicia, ia segera mengatakannya pada Andrew. Dalam detik itu juga Andrew melajukan mobilnya ke arah rute perjalanan menuju rumah Velicia. Di sepanjang jalan, nyaris tidak ada obrolan sama sekali. Sampai akhirnya, tiba-tiba saja Sharine mendapatkan sebuah telepon. Sebuah nomor asing yang sama sekali tidak ia kenali.
"Tolong katakan pada Velicia. Ibuku meninggal dan aku mohon bantuannya untuk datang di hari terakhir ibuku di sini. Sebentar lagi, ia akan segera dimakamkan. Tolong sampaikan ini kepada Velicia, Sharine. Maaf telah mengganggumu sebelumnya."
Sharine kembali mengingat perkataan Jericho sebelum ia sampai di rumah sakit. Sekarang, di hadapannya Velicia tengah terbaring tak sadarkan diri setelah mendapatkan penanganan dengan cepat. Sementara itu, di sampingnya ada Andrew yang terduduk di kursi dengan kedua tangan yang menggenggam salah satu tangan Velicia.
"Bagaimana aku mengatakannya di saat seperti ini? Keadaan Velicia bahkan sangat mengkhawatirkan. Jika aku mengatakan soal keadaan Velicia kepada Andrew sekarang juga, bukankah itu sama saja dengan aku yang membocorkan rahasia Velicia tentang kehamilannya?" Sharine menggigiti kukunya. Perempuan itu merasa sangat bimbang sekarang. Bahkan Andrew sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Jericho.
"Kau sudah menghubungi kedua orang tuamu, Sharine? Jangan biarkan mereka cemas hanya karena tidak ada kabar darimu," ucap Andrew dengan senyuman hangat khas miliknya.
"Aku sudah mengiriminya pesan. Jika aku menelpon, aku takut kedua orang tuaku akan bertanya banyak hal lainnya. Aku rasa, sebuah pesan sudah lebih dari cukup."
"Baiklah."
****
yg pinter disini cuma Jeremy 👍😤
kau masuk dalam jerat wanita siluman itu 😏🤨
bahkan kau tak memikirkan perasaan orang tua mu yg ingin sekali bertemu Velicia disaat terakhir nya 😡😡
jika bertemu Valencia dalam keadaan yang lebih baik dan begitu bahagia 🙂