Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Matahari terbenam.
Ancaman dari Keter palsu semakin mencengkam. Pasukan Keter palsu menahan anak-anak sekolah dari Sekolah Sihir. Di kelas tiga, kelas dari Chaerin, kakak dari Mugi, terjadi perlawanan.
"Gawat! Jumlah mereka terlalu banyak! Aku tidak bisa menahan mereka semua sendirian!" Chaerin mengerutkan kening dan memandang pasukan Keter palsu yang mengepung kelas tiga. Keringat mengalir di keningnya saat dia melihat tatapan mata musuh yang penuh kekejaman.
Seorang prajurit Keter palsu menyerang Chaerin. Chaerin menghindar dengan cepat dan menendang kepala prajurit tersebut dengan kuat. Namun, saat Chaerin lengah, seorang prajurit lain menyerang dari arah belakang.
"Gawat!" teriak Chaerin dengan suara gemetar.
Saat itu, Jack datang menolong Chaerin dengan menebas prajurit Keter palsu tersebut dengan pedang besarnya.
"Ayolah Chaerin, jangan lengah! Bukannya tujuan kita adalah Keter itu? Jika kau kalah melawan anggota nya saja, bagaimana bisa kita membunuh bosnya?" kata Jack dengan nada tegas.
Chaerin sedikit tersenyum dan membalas perkataan dari Jack. "Kau benar! Baiklah, ayo kita hajar mereka semua."
Chaerin memasang kuda-kuda menyerang dan bersiap menghajar seluruh pasukan dari Keter palsu.
Di sisi lain, di kelas satu, kelas dari Mugi, mereka semua tidak ada yang berani melawan sedikit pun. Leon memerintahkan salah satu pasukannya untuk membawa Rida ke sebuah gudang kecil di belakang sekolah.
"Kau! Bawa Rida ke gudang kecil di belakang sekolah. Cepat! Aku akan menyusul nanti!" Leon menggertakkan gigi dan menatap pasukannya dengan tatapan yang mengerikan. "Dan jangan berani untuk menyerang Rida. Aku ingin menyiksanya sendiri!"
Salah satu pasukan itu pun membawa Rida ke belakang sekolah.
Malam pun hampir tiba. Seluruh sekolah mendengar suara yang begitu keras. Suara itu disampaikan menggunakan sihir.
"Bawa seluruh siswa yang tersisa di gedung perkumpulan murid. Jangan ada yang tersisa, satu pun!"
Seluruh siswa pun diseret menuju gudang perkumpulan para siswa. Kelas satu pun menjadi kosong. Mugi yang sedari tadi terbaring secara tiba-tiba terbangun dengan terengah-engah. Mugi mengusap darah di bibirnya sembari berkata, "Aku berhasil! Jurus pemain figuran, penghentian jantung!"
Mugi menghilang dan pergi ke atas gedung sekolah. Mugi menghirup udara segar dan berkata kembali, "Mantap abis!"
Mugi menarik napas panjang dan berteriak, "Mereka tidak punya selera yang estetik!"
Mugi menggenggam tangannya dengan penuh dendam dan berkata kembali, "Malam ini! Aku akan menghabisi kalian. Aku hanya tinggal menunggu matahari terbenam sebentar lagi."
Di sisi lain, di gedung perkumpulan para siswa, seluruh siswa ditahan. Di sana terlihat ada seseorang yang menggunakan baju zirah dan Keter palsu.
"Ini adalah rencana ku. Aku berusaha membalaskan dendam ku kepada Keter karena sudah merendahkan bangsawan. Jika Keter tidak menyelamatkan kalian, maka nyawa kalian lah yang akan aku cabut," kata orang yang menggunakan baju zirah itu.
Salah satu dari murid sekolah sihir berteriak kepada orang yang menggunakan baju zirah tersebut. "Tapi kami tidak bersalah! Itu urusan mu dengan Keter. Jangan membawa kami!"
Seketika itu juga, kepala dari murid itu ditebas oleh pasukan dari Keter palsu. Seluruh siswa begitu terkejut melihat kejadian tersebut. Orang yang menggunakan baju zirah itu berkata kembali, "Jika kalian berani memberontak, kalian akan bernasi sama."
Zahra yang mengingat cerita dari Rida betapa kerennya Keter, Zahra berteriak memberikan semangat kepada seluruh siswa. "Kalian semua dengar! Keter bukan sosok yang lemah. Dia tidak akan menggunakan cara busuk ini untuk menghabisi kita. Dia kuat! Lagi pula dia sudah mengakui bahwa dia bukan Keter! Jadi ayo kita lawan sampai Keter datang menolong kita!"
Seluruh siswa pun berdiri. Salah satu dari siswa berkata, "Iya kau benar! Aku menjadi bersemangat untuk membunuh Keter palsu ini!"
Mereka semua pun melakukan perlawanan. Pertarungan antara siswa sekolah sihir dan pasukan Keter palsu pun terjadi. Melly yang melihat siswa-siswanya berjuang langsung berkata, "Baiklah, melihat kalian yang bersemangat seperti ini, aku juga akan ikut membantu."
Di atas gedung sekolah, Mugi melihat matahari yang sudah tenggelam. Malam pun menyambut Mugi. Mugi tersenyum melihat itu.
"Ini saatnya," kata Mugi.
Mugi mengangkat tangannya ke atas lalu mengepalkannya. Seketika itu, dinding penghalang hancur. Mugi berdiri sembari menyilangkan tangannya. Nina dan beberapa anggota Black Number datang menemui Mugi di atas gedung sekolah.
"Nina, bagaimana? Apa persiapan sudah selesai?" tanya Mugi kepada Nina.
"Jangan khawatir. Kami telah mengepungnya. Mustahil bagi mereka bisa kabur," jawab Nina.
Mugi tersenyum sinis memberi perintah. "Bagus. Habisi mereka semua yang berada di luar gedung perkumpulan siswa. Untuk yang di gedung perkumpulan siswa, serahkan padaku."
Nina pun tersenyum kepada Mugi dan mematuhi perintahnya. "Baiklah," jawab Nina.
Nina dan seluruh pasukan Black Number pun pergi menjalankan perintah.
Mugi pun berkata, "Aku tidak tahu sih apa yang bagus, cuma bisanya ya asal ceplos. Dan pada akhirnya, I need more... power."
Di sisi lain, Leon bersama empat pasukannya pergi mengarah ke gedung kecil di belakang sekolah untuk menyiksa Rida.
"Aku akan menyiksanya, lalu merenggut kehormatan nya dan membunuh nya. Itu pasti mengasikkan, iyakan?" kata Leon.
"Iya anda benar tuan," jawab salah satu pasukan itu.
Mereka pun tertawa bersama.
Tidak lama setelah itu, dari balik dinding, Mugi datang dan berkata kepada Leon, "Ooh, jadi ini ulah dari kalian ya?"
Leon yang melihat Mugi masih hidup hanya bertepuk tangan dan berkata kepada Mugi, "Wah wah, kau hebat masih hidup. Kalau begitu, bersiap lah."
Leon mengambil pedangnya dan maju bersama empat pasukannya. "Kau jangan mencoba melawan Mugi, ya meski kau tidak akan mampu untuk melawan," kata Leon.
Mugi mengeluarkan empat pisau dengan sihirnya dan melemparkannya kepada empat pasukan milik Leon tepat di leher mereka. Leon sedikit terkejut dan berkata, "Kau!?"
Karena Leon lengah, Mugi memotong tangan Leon dengan cepat sehingga Leon tertunduk. Leon yang kesakitan dan berteriak kepada Mugi, "Jangan pikir kau akan diampuni setelah melakukan ini kepada pasukan bangsawan!"
Mugi tersenyum kepada Leon dan membalas perkataan Leon. "Tidak perlu cemas, soalnya saat matahari terbit..."
Mugi langsung berubah menjadi sosok Keter tepat di hadapan Leon, dan melanjutkan perkataan nya, "...semua akan berakhir."
Keter langsung menatap tajam ke arah Leon. Leon begitu terkejut dan ketakutan melihat Keter. "Ke-Keter?"
Keter langsung menendang kepala Leon dan menginjaknya. Keter menciptakan sebuah pisau dengan sihirnya dan berkata, "Aku akan melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan kepadaku."
Leon pun langsung memohon maaf kepada Keter dengan berkata, "Ma-maafkan aku. Aku mohon maafkan aku."
Keter pun langsung membalas perkataan dari Leon. "Maaf? Bukannya aku sudah memberi mu kesempatan dan meminta maaf kepada Rida?"
Keter langsung menusuk Leon tepat di dada nya pada saat itu.
Di gedung perkumpulan para siswa, pertarungan masih berlangsung. Banyak dari siswa sekolah sihir yang mati, dan begitu juga sebaliknya. Zahra masih berjuang melawan beberapa pasukan dari Keter palsu. Namun, Zahra kewalahan karena tubuhnya juga terluka. Zahra pasrah akan kematiannya.
"Ini adalah tugas terakhir ku," kata Zahra.
Seseorang berbaju zirah itu memberikan perintah. "Habisi dia!"
Dengan cepat, seluruh pasukan itu maju untuk menebas Zahra. Namun, di balik jendela, Keter menembus jendela kaca dan dengan cepat menghabisi pasukan tersebut. Zahra dan pasukan berzirah begitu terkejut melihat Keter.
Keter memberikan pujian kepada Zahra dengan berkata, "Luar biasa wahai pendekar pedang nan anggun."