Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30.
Bastian memutar ulang lagi video berdurasi tiga menit tersebut, ia merasa tidak percaya dengan pembicaraan antara Ivanka, dengan seorang wanita, dan setiap perkataan Carla.
Ia tidak menyangka selama ini Ivanka, ternyata berpura-pura lembut di depannya, untuk merebut perhatiannya.
Dan, selama ini ternyata memang Carla ditindas Ivanka di belakangnya.
Ia telah salah paham pada Carla, putri kakak angkatnya, yang di titipkan padanya, seharusnya ia jaga dengan baik.
Bastian mengepalkan tangannya dengan erat, ia baru mengetahui yang sebenarnya, karena belakangan ini tidak mendengarkan penjelasan dari Carla.
Ia kemudian menutup laptopnya, dan segera berdiri, "Ayo! kita ke kediaman Reinhard!" ujar Bastian dengan wajahnya, yang seketika terlihat dingin.
"Baik, Tuan!" Rocky memasukkan kembali ponselnya ke balik saku jasnya.
Dengan mengetatkan gerahamnya, ia akan menanyakan semuanya, mengenai maksud Ivanka masuk ke kediaman Miller.
Sesampainya di Mansion Reinhard, kedatangan Bastian di sambut dengan antusias oleh Ayah Ivanka.
"Bastian... sungguh tidak terduga, kamu datang ke rumahku, apakah ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan padaku?" tanya Reinhard dengan tersenyum ramah.
Sementara di dalam hatinya, ia merasa puas akan kerja putrinya, karena berhasil membuat Bastian datang ke kediamannya.
"Lama tidak bertemu, kak!" ujar Bastian, setelah duduk di sofa, dan memandang dingin Reinhard.
"Ah, iya, sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana dengan Ivanka? apakah dia menyusahkan di kediaman Miller?" tanya Reinhard, masih menunjukkan wajah ramah dan senyuman yang ramah juga.
"Dia sekarang tidak berada di kediaman Miller, ada hal yang ingin ku tanyakan padanya!" jawab Bastian dengan nada yang datar.
"Oh, berarti dia telah kembali, aku tidak melihat putriku itu pulang!" kata Reinhard tersenyum senang, "Cepat! panggil Ivanka ke mari!!" teriaknya pada seorang Pelayan.
"Ada apa, Pa?" terdengar suara Ivanka memasuki ruang utama.
Begitu ia melihat Bastian duduk di sofa, Ivanka terlihat gembira sekali.
"Paman! ternyata kamu yang datang!" Ivanka menghambur ke arah Bastian duduk.
Tapi mendadak ia menghentikan langkahnya, saat hampir mendekat pada Bastian.
Tangan Bastian dengan cepat terangkat, untuk menghentikan Ivanka mendekat padanya.
Ivanka duduk perlahan tidak jauh dari Bastian, dengan wajah yang terlihat sedih.
"Kak Reinhard, apakah kamu sengaja memerintahkan putrimu, untuk berada di sekitar Mansion Miller?" tanya Bastian dengan dingin.
Raut wajah Reinhard dan Ivanka mendadak berubah, mendengar apa yang di katakan Bastian.
Dan, Bastian terlihat semakin dingin memandang Reinhard.
Reinhard terdiam di tempatnya, tidak tahu bagaimana hendak menjawab Bastian.
"Eng... Paman, aku yang selalu meminta Papa untuk mengunjungi Carla, karena Carla tidak memiliki teman, jadi aku merasa kasihan padanya" ujar Ivanka dengan nada yang lembut, sembari tersenyum semanis mungkin.
"Tidak punya teman? Carla memiliki teman yang banyak di Mansion, semua orang-orang yang ada di dalam kediaman Miller, apa kamu pikir bukan teman Carla?" tanya Bastian dengan dingin.
"Paman, mereka bukan teman sebaya Carla, mereka tidak di anggap sebagai teman, mereka itu hanya.... "
"Carla tidak perlu memiliki teman sebaya, karena dia gadis spesial, putri tunggal grup Miller, statusnya sangat istimewa, bisa membuat siapa saja memanfaatkannya, karena dia seorang gadis konglomerat!" kata Bastian dengan dingin, memotong perkataan Ivanka.
"Tapi.. Paman, aku tulus pada Carla, dia sepupuku, aku tidak akan melakukan hal yang jahat padanya" suara Ivanka terdengar begitu sedih, dan terasa bergetar, karena kata-katanya tidak di anggap Bastian.
Bastian mendengus dingin, mendengar apa yang di katakan Ivanka.
"Tulus? kamu yakin dengan apa yang kamu katakan? bukankah selama ini kamu selalu memojokkan Carla di depanku?!" nada dingin Bastian terdengar menggeram, hingga gerahamnya mengetat menahan emosi.
Melihat aura Bastian yang terasa menakutkan, Ivanka dengan cepat merubah, cara ia menjelaskan kepada Bastian.
"Pa.. Paman... itu.. itu, aku dan Carla saat itu, kami hanya berselisih sedikit saja, karena ia sangat cemburu padaku" nada suara Ivanka yang terbata-bata, dan terdengar begitu gugup, dan perlahan Ivanka menggeser duduknya mendekat pada Bastian.
"Jangan mendekat!!" sentak Bastian.
Ivanka begitu terkejut mendengar suara kencang Bastian, membuat ia terperanjat di tempatnya.
"Bastian, putriku tidak mungkin memojokkan Carla, kalau bukan Carla yang lebih dahulu melakukan hal yang jahat!" Reinhard dengan nada yang masih ramah, membela Ivanka untuk menyakinkan Bastian.
"Reinhard! aku peringatkan kamu! jangan macam-macam denganku! aku tidak akan tinggal diam, membiarkan kamu melakukan hal yang curang di belakang ku! mulai sekarang! kalau ku lihat putrimu datang lagi ke Mansion Miller, aku tidak akan segan-segan menyuruh seseorang, untuk menyeretnya ke hadapanmu, dan akan melakukan hal kasar tepat di depan matamu!!"
Suara geraman Bastian terdengar begitu tajam, dengan tatapan yang sangat dingin memandang Reinhard.
"Camkan itu! aku tidak akan membiarkan siapapun menindas Carla! dan mencoba memprovokasi ku!!"
Bastian berdiri dari duduknya, dan tidak membiarkan Reinhard berbicara, untuk memberi penjelasan padanya.
Bersambung......
baru awal dah ngeluarin air mata deh