Seorang pria muda bernama Adin Ahmad, ia lahir ditengah-tengah keluarga yang memprioritaskan dirinya menekuni ilmu agama, setelah ia menamatkan pendidikan s1 nya di bidang ilmu agama islam, kini ia berusaha menggapai s2 nya, jurusan ilmu sejarah islam, dan lika liku perjalanannya dimulai ketika ia hijrah dari Kota Serang ke Kota Tangerang. Awalnya ia ingin mengembangkan bisnis lalu melanjutkan pendidikan s2 nya dengan tenang.
Banyak wanita-wanita cantik di sekelilingnya yang tertarik padanya, baik dari ketampanannya maupun dari kejeniusannya. Salah satunya Syifa Fauziyah.
"Benarkah Ustadz Muda ini yang telah mencuri hatinya Syifa?"
"Terus kapan waktu terjadi pencuriannya itu?"
"Lantas kenapa Syifa tidak berteriak ketika hatinya di curi?"
"Apakah dia sengaja mebiarkan agar hatinya di curi dan diambil oleh Ustadz Muda ini?"
" Ayo mari kita simak kisahnya, semoga para sahabat terhibur !!"
"Tolong jangan sampai lupa!"
"Like, komen, share, dan subscribe"
"Kami nantikan dari anda!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aby Arsyil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07. Padahal Masih Betah
Karena Mbak Yuyun seolah di perhatikan oleh Ustadz Muda ini, banyak jamaah yang merasa iri dan cemburu dalam hatinya, khususnya mereka - mereka yang hatinya telah terpaut dengan ketampanan dan kecerdasan Ustadz Muda ini.
Sedangkan sang Ustadz sendiri tidak tahu menahu dengan semua itu. Masih dengan semangatnya beliau menjelaskan poin - poin penting yang merupakan kewajiban seorang istri kepada suaminya, agar suaminya itu merasa puas, dengan perlakuan dan pelayanan yang di berikan oleh istrinya dan suaminya tidak akan berpaling pada wanita lain selain dirinya.
"Wahai para ibu - ibu dan juga calon - calon ibu, jika kita semua mampu untuk memenuhi ketiga hal ini!, Maksudku tiga poin utama yang telah aku sebutkan tadi!".
"Yakni bisa menyenangkan pandangan mata suami saat melihat istrinya. Seperti ketika suami pulang dari kerjanya, sang istri segera menyambutnya dengan senyum yang menawan dan penuh cinta, lalu menanyakan padanya dengan suara yang halus dan lembut. "Eh, Abang udah pulang? Mari sini duduk dulu!, barang kali abang kecapean, sini neng pijitin dulu yah bang!?" Kata istrinya itu.
"Kalau seperti itu perlakuan seorang istri kepada suaminya, terdengarnya kan, enak di telinga suaminya, iya.. bu?! Pasti suami yang di perlakukan seperti itu oleh istrinya akan merasa sangat senang dan bahagia, meskipun ia merasa lelah setelah seharian bekerja, namun rasa lelahnya akan cepat hilang, karena merasa terobati oleh perlakuan istrinya yang lembut dan penuh cinta itu. Dia, suami akan selalu bersemangat dalam bekerja dan ikhlas mencari nafkah untuk keluarganya.
Dan tawarkan lah juga padanya "Abang, mau di bikinin kopi, teh apa susu?".
"Ehem.. ehem...!
Belum juga rampung Ustadz mencontohkan itu, tapi sudah ada ibu - ibu yang berdehem - dehem dan menyelanya, karena pikiran ngeres nya.
"Ustadz, semangat bener ngomong itu....nya tuh...hehehe? Kata para ibu-ibu yang menyimaknya merasa geli dan tertawa. Dan Ustadz pun menjadi tersipu malu, karena perkataannya di tanggapi oleh pemikiran ngeresnya ibu - ibu. Syifa Fauziyah juga merasa geli mendengarnya, dan yang lain pun sama tidak berbeda jauh darinya. Riuh kembali mengisi ruangan majelis taklim itu, karena ada yang tertawa, berdehem, bisik - bisik, dan kasak - kusuk.
"Sudah.. sudah..! Ustadz lanjutkan lagi, jangan terpengaruh oleh mereka!" kata Umi Tiah yang ingin menenangkan suasana itu.
"Ehm, tadi pas mana yaah, ibu - ibu? Aku lupa!? kata Ustadz sambil garuk - garuk kepalanya yang memang sedikit gatal.
" Pas Susu......, Ustadz!" Seru ibu - ibu kompak sambil menahan senyumnya, dan Ustadz pun yang mendengar kata 'Susu' tersebut sedikit merasa geli, hampir saja pikirannya mengembara, namun segera Ustadz, menenangkan dirinya dan memfokuskan pikirannya pada materi kajiannya. "Ehem kita tidak usah membahas lanjut yang itu.!"
"Selalu berusaha untuk menaati semua perintah suami selagi tidak menyalahi ketentuan syariat agama, Dan menjaga kehormatan diri dan harta benda suami, insyaallah kita seorang istri akan menjadi perempuan atau istri yang terbaik, diantara yang paling baik, dan pahala surga yang indah yang telah di janjikan Allah SWT kepada kita para istri - istri yang shalihah! Ibu- ibu, tidak kah kita menginginkannya surganya Allah yang indah itu?"
"Pengeeenn!" Jawab ibu - ibu kompak.
"Jika ingin mendapat surganya Allah, berusahalah untuk menggapai ridho nya suami, dengan tiga poin tersebut! Bisa kah ibu - ibu?"
Diam . . . . Sepi. . . . Tidak ada yang menjawab. Seketika kesunyian itu di pecahkan oleh dua suara merdu yang hampir berbarengan.
"Insya Allah Ustadz"
"Insya Allah Ustadz"
Semua ibu - ibu pun menoleh pada pemilik suara itu, yang ternyata Syifa Fauziyah, dan Mbak Yuyun yang mengatakan itu. Kini ratusan pasang mata itu menatap dua kecantikan itu bergantian.
" Ok, . . .Baiklah, kita lanjutkan sedikit lagi penjelasannya.!" Kata Ustadz Adin.
" Kok sedikit lagi Ustadz?, Padahal kita masih betah mendengarkan Tausiyahnya Ustadz!" Protes ibu - ibu, yang seolah - enggan di tinggalkan oleh Ustadz Muda yang Tampan dan berwawasan luas ini. Sambil melirik jam di ponselnya yang telah menunjukan pukul 11:30 siang, Ustadz melanjutkan pengajian dan memberitahukan pada ibu - ibu, bahwa waktunya pengajiannya sudah hampir selesai.
"Menjaga harta benda milik suami, berarti ia, istrinya tidak menggunakan harta benda tersebut kecuali atas izin dari suaminya, atau dengan kesepakatan mereka bersama yang telah di musyawarahkan. Jika suami itu sangat pelit, ia sebagai istrinya tetap tidak di perbolehkan mengambil harta suaminya tanpa izin darinya, kecuali untuk kebutuhan - kebutuhan pokok rumah tangganya dan kebutuhan anak - anaknya secukupnya saja, sebatas kewajaran tanpa memberikan kemudaratan kepada harta benda milik suaminya".
"Dan yang pastinya sang suami pun tak akan segan - segan mencurahkan seluruh rasa cinta serta kasih sayangnya hanyalah pada istrinya seorang, tidak akan pernah berpaling darinya meski hanya sesaat, karena apa yang di butuhkan dalam hidupnya, kini telah terpenuhi oleh istri yang di pilihnya, istri yang di nikahi nya, istri yang di cintai nya, istri yang selalu memanjakannya, istri yang selalu mewarnai hari - harinya, istri yang bisa menghangatkan kala ia merasa kedinginan, istri yang menggairahkan kala ia di ranjang, istri yang bisa menghibur di saat ia berada dalam kesedihan, istri yang selalu menemaninya dalam suka maupun duka, istri yang patuh dan taat pada perintahnya dan perintah agamanya. Hingga terciptalah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahmah!"
" Itulah puncak keinginan semua manusia yang berada di alam dunia ini, oleh karenanya tidaklah mudah untuk menggapai semua itu, perlu pengorbanan yang sangat berat dan perjuangan yang melelahkan!"
"Kehidupan rumah tangga, tidaklah lurus dan semulus seperti layaknya jalan tol, juga tidak selamanya selalu indah dan bahagia, pasti banyak jalan yang berliku - liku nan terjal dan kelokan yang menikung tajam, juga banyak batu sandungan menghadang. Jika kita tidak berhati - hati, dan waspada niscaya akan tergelincir lah kita dan terjatuh dalam jurang yang dalam, jurang kehancuran.
Dan terkadang masalah yang kecil pun bisa menjadi besar, dan masalah yang besar pun akan melebar dan yang melebar kini bertambah semakin besar dan lebih besar lagi, jika kita tidak bisa menyikapinya dengan baik dan kepala dingin, yang di maksud kepala dingin disini bukanlah kepala yang di siram dengan air es!"
"Hahahaha..! Hahahaha.. ! Hahahaha..!" dan sontak saja semua jamaah yang mendengarnya jadi tertawa, menurutnya Ustadz ini bisa saja nyari cela, padahal semua jamaah ibu - ibu sedang serius mendengarkan kajiannya. Dan sang Ustadz pun baru sadar kalau kata - katanya yang terakhir ini memang agak lucu, padahal dia tidak sengaja mengucapkannya.
" mungkin karena beliau terlalu fokus kali yaah!?" kata penulis cerita ini.
Dan orang yang paling keras tertawanya adalah Nurmala Dewi Ayu Anggraini, ia tak menyangka Ustadz yang tampan dan penuh wibawa ini ternyata bisa melucu juga, berbeda dengan Syifa Fauziyah dia melihat Ustadz Adin yang tersenyum sambil menahan malu itu, baginya terlalu menawan dan menggemaskan ingin rasanya ia membelai wajah tampan itu, dan membenamkan nya dalam pelukan lembutnya. Adapun Mira Asmira dia tak mau melewatkan momen lucu itu, ia memandangi Ustadz Muda itu, masih dengan tanpa berkedip sambil senyum - senyum sendiri, seperti orang yang kesambet setan mesem, ia Mira Asmira membayangkan betapa bahagianya bila dirinya bisa bersanding dengan Ustadz Tampan ini, pasti hari - harinya penuh warna . Masih ada lagi orang yang tidak bisa melepaskan kekaguman padanya ialah Mbak Yuyun yang melihat muka Ustadz Tampan yang sedang tersenyum tapi menahan malu itu, dia ikut - ikutan tersenyum tapi juga merasa malu, seolah - olah yang mengalami kejadian itu dirinya sendiri. Berbeda dengan yang lainya Mpok Dian kini memejamkan matanya rapat - rapat, namun dia tidak tertidur, pikirannya mengembara entah kemana yang pasti hatinya selalu tertuju pada Ustadz Muda ini.